Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Vecuronium
Penggunaan vecuronium pada kehamilan memiliki profil farmakokinetik transfer ke plasenta yang kurang baik sehingga efek relaksan otot pada fetus juga minimal. Vecuronium yang diberikan selama kehamilan dan periode puerperium memiliki lama kerja yang lebih panjang dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil.
Profil farmakokinetik vecuronium pada kehamilan atau ibu menyusui dapat menjadi pertimbangan dalam penggunaannya pada kehamilan dan ibu menyusui.[5,6,10,13,14]
Penggunaan pada Kehamilan
Penggunaan vecuronium pada kehamilan termasuk kategori C oleh Food and Drug Administration (FDA) dan Therapeutic of Good Administration (TGA). Pada studi hewan, terdapat efek samping pada fetus, sedangkan studi pada manusia sangat terbatas. Studi kasus pada subjek yang menerima vecuronium dosis hingga 100 mcg/kg disimpulkan memiliki keamanan untuk digunakan pada tindakan sectio caesaria.
Pada beberapa studi klinis, vecuronium tidak mempengaruhi skor Apgar, tonus otot janin, atau adaptasi kardiorespirasi. Pengambilan sampel darah dari tali pusat menunjukkan bahwa transfer obat melalui plasenta sangat sedikit dan tidak mengarah pada adanya efek samping klinis pada bayi baru lahir.[6,14]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Studi penggunaan vecuronium pada ibu menyusui belum tersedia. Vecuronium memiliki efek jangka pendek, sangat polar, dan sulit diserap secara oral sehingga obat ini tidak akan mencapai ASI dalam konsentrasi tinggi atau mencapai aliran darah bayi. Kombinasi agen anestetik lain jika digunakan pada suatu prosedur anestesi umum untuk tindakan sectio caesaria yang menggunakan komponen vecuronium dapat menyebabkan onset laktasi tertunda.[2,10,13]