Farmakologi Mupirocin
Secara farmakologi, mupirocin merupakan suatu antibiotik yang bekerja dengan cara menghambat sintesis protein bakteri, sehingga menyebabkan kematian bakteri. Obat ini merupakan agen antiinfeksi topikal yang poten.[2,3]
Farmakodinamik
Mupirocin menghambat sintesis protein bakteri dengan berikatan pada enzim isoleucyl tRNA synthetase. Penghambatan enzim tersebut mencegah transfer RNA isoleusin dan menyebabkan penghentian sintesis RNA serta protein pada bakteri. Hasil akhir yang diharapkan adalah terhambatnya pertumbuhan bakteri.[2,3,9]
Konsentrasi mupirocin yang mendekati kadar hambat minimal (KHM) dilaporkan bersifat bakteriostatik. Namun, pada kadar yang lebih tinggi (formula mupirocin 2%) dan dalam durasi pajanan yang >1 hari, mupirocin dilaporkan bersifat bakterisidal.[2,3,9]
Farmakokinetik
Mupirocin diabsorpsi secara minimal setelah aplikasi pada kulit. Mupirocin yang beredar dalam sirkulasi sistemik akan segera dimetabolisme menjadi bentuk inaktif, yaitu asam monat.[4]
Absorpsi
Mupirocin topikal, baik yang dioleskan langsung ke area yang terinfeksi di kulit maupun yang diberikan secara nasal, hanya akan mengalami absorpsi sistemik yang minimal. Pemberian pada luka tertutup juga tidak meningkatkan absorpsi mupirocin. Akan tetapi, penetrasi mupirocin yang masuk melewati barrier kulit akan meningkat jika mupirocin diberikan pada kulit yang terluka atau rusak.[4,6]
Distribusi
Mupirocin terikat oleh protein plasma sebesar 97%.[5,7]
Metabolisme
Mupirocin topikal yang mencapai sirkulasi sistemik akan cepat dimetabolisme menjadi metabolit yang tidak aktif, yaitu asam monat.[5,7]
Eliminasi
Mupirocin yang mencapai sirkulasi sistemik akan segera diubah menjadi metabolit yang inaktif dan diekskresikan melalui urine. Waktu paruh eliminasi bentuk inaktif mupirocin adalah sekitar 30-80 menit.[4,5,7]
Resistansi
Resistansi terhadap mupirocin dilaporkan lebih banyak ditemukan pada Staphylococcus yang methicillin-resistant daripada yang methicillin-susceptible. Resistansi ini diduga terjadi karena pembentukan isoleucyl-tRNA synthetase yang termodifikasi atau adanya perubahan genetik yang memediasi isoleucyl-tRNA synthetase termodifikasi.[4]
Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur