Farmakologi Natamycin
Farmakologi natamycin atau natamisin sebagai antifungi serupa dengan golongan poliena lainnya, yakni dengan mengikat bagian sterol dari membran sel fungi sehingga merusak membran plasma dari fungi.[3,4,6]
Farmakodinamik
Natamisin sebagai antibiotik poliena tetraene yang berasal dari Streptomyces natalensis yang bersifat antifungi memiliki spektrum luas dan aktivitas in vitro dalam melawan berbagai jenis fungi, seperti Candida sp, Aspergillus sp, Cephalosporium sp, Fusarium sp, Penicillium sp, Cryptococcus neoformans, Epidermophyton sp, Microsporum spp, Histoplasma capsulatum, Coccidioides immitis, Sporotrichum schenckii, dan B dermatitidis.[3,4,6]
Mekanisme antifungi obat ini melalui pengikatan molekul ke bagian sterol dari membran sel fungi. Hal ini menyebabkan terbentuknya kompleks polienesterol, sehingga mengubah permeabilitas membran dan menyebabkan deplesi komponen esensial dari sel.[3,4,6]
Natamisin memiliki aktivitas minimal melawan Trichophyton spp dan T vaginalis serta secara in vitro tidak efektif dalam melawan bakteri gram positif atau gram negatif. Pemberian natamisin secara topikal pada mata akan menghasilkan konsentrasi natamisin yang efektif dalam stroma kornea, tetapi tidak dalam cairan intraokular.[5]
Farmakokinetik
Natamisin tersedia dalam bentuk sediaan topikal tetes mata jenis suspensi yang diberikan pada mata yang terinfeksi.[3,4]
Absorpsi
Natamisin oftalmik seperti pada golongan poliena lainnya memiliki absorpsi sangat buruk pada saluran pencernaan dan tidak diserap secara sistemik.[3,4,9]
Distribusi
Bioavailabilitas dari natamisin oftalmik topikal sekitar 2%. Distribusi dari pemberian natamisin oftalmik secara topikal akan melekat ke kornea, dipertahankan dalam forniks konjungtiva, dan tidak menghasilkan konsentrasi yang efektif pada cairan intraokular. Oleh karena itu, sehingga pemberian natamisin oftalmik topikal akan menghasilkan konsentrasi terapeutik di kornea, tetapi tidak di cairan intraokular.[3,9]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini