Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Mebendazole
Penggunaan mebendazole pada kehamilan dimasukan ke dalam kategori C oleh FDA, dan kategori B3 oleh TGA. Sedangkan penggunaan pada Ibu menyusui, tidak terdapat data terkait ekskresi mebendazole melalui ASI. Oleh karena itu, penggunaan obat hanya jika manfaat lebih besar daripada risiko pada janin atau bayi yang menyusui.[7,8]
Penggunaan pada Kehamilan
Mebendazole dapat digunakan untuk terapi askariasis, enterobiasis, ankilostomiasis, dan filariasis. Food and Drug Administration (FDA) memasukan mebendazole ke dalam kategori C. Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.[7]
Sedangkan Therapeutic Goods Administration (TGA) mengkategorikan mebendazole B3. Obat telah dikonsumsi oleh sejumlah kecil wanita hamil dan wanita usia subur, dan telah diamati bahwa tidak terjadi peningkatan malformasi atau efek berbahaya pada janin manusia. Pada studi hewan, bukti menunjukkan peningkatan kerusakan janin hewan uji secara signifikan, tetapi dianggap tidak pasti pada janin manusia.[8]
Terdapat penelitian pada tahun 2005 yang menunjukkan efek toksik pada embrio dan fetus dari ibu hamil yang mengonsumsi mebendazole. Dari 22.843 ibu yang mengalami abnormalitas janin, terdapat 14 subjek yang menggunakan mebendazole sebagai terapi nematode (crude odds ratio 1.8 with 95% CI: 0.7-4.2). Sedangkan dari 38.151 ibu yang melahirkan bayi normal, terdapat 14 subjek yang juga menggunakan mebendazole.[11]
Oleh karena itu, penggunaan mebendazole selama kehamilan tidak mengindikasikan adanya efek toksik pada embrio dan janin. Namun, jumlah dan kontrol kasus sangat terbatas sehingga harus dipertimbangkan penggunaan mebendazole pada kehamilan.[11]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Tidak ada data terkait mebendazole apakah dikeluarkan melalui ASI. Namun, absorpsi mebendazole sangat sedikit sehingga kadar obat yang didistribusikan kecil atau tidak signifikan. Oleh karena itu, secara hipotesis mebendazole tidak akan diekskresikan dalam jumlah besar besar melalui ASI. Hal ini didukung dengan laporan kasus pada 46 wanita menyusui yang mengonsumsi mebendazole, di mana tidak menemukan adanya efek samping pada bayi menyusui.[12]