Efek Samping dan Interaksi Obat Dapsone
Efek samping dapsone sistemik di antaranya agranulositosis, anemia aplastik, hepatitis toksik, jaundice kolestasis, neuropati perifer, pankreatitis, vertigo, tinitus, dan insomnia. Insidensi hipersensitivitas atau sindrom dapsone meningkat sejak regimen multidrug therapy (MDT) digunakan untuk lepra. Beberapa obat menunjukkan interaksi dengan dapsone, diantaranya didanosine, rifampicin, dan clofazimine.[4,5,12]
Efek Samping Sistemik
Efek yang tidak diinginkan dari penggunaan dapsone bisa terjadi pada berbagai organ, yaitu sistem limfatik dan hematologi, hepatobilier, sistem saraf, dan gastrointestinal. Aplikasi gel dapsone untuk terapi acne vulgaris tidak boleh terlalu banyak, untuk menghindari efek samping sistemik.[3-5]
Efek Samping Sistem Limfatik dan Hematologi
Penggunaan dapsone peroral dapat berisiko menyebabkan efek samping agranulositosis (frekuensi jarang 0,01‒0,1%) dan anemia aplastik (frekuensi sangat jarang <0,01%). Trombositosis dilaporkan terjadi pada pasien dengan HIV/AIDS yang mendapat dapsone untuk terapi profilaksis.[4,5]
Efek Samping Sistem Hepatobilier
Efek samping dapsone pada sistem hepatobilier termasuk hepatitis toksik dan jaundice kolestasis. Selain itu, pasien dermatitis herpetiformis yang diberikan dapsone dilaporkan dapat mengalami gangguan hasil tes fungsi hati.[4,5]
Sindrom Dapsone
Sindrom dapsone merupakan reaksi hipersensitivitas yang jarang terjadi, tetapi insidennya meningkat sejak digunakannya regimen multidrug therapy (MDT) untuk terapi lepra. Efek samping ini biasa terjadi setelah 6 minggu terapi, dengan gejala ruam, demam, jaundice, dan eosinofilia.[4,5]
Efek Samping Lain
Beberapa efek samping lain yang dapat disebabkan oleh penggunaan dapsone peroral adalah:
- Sistem saraf: neuropati perifer, gangguan motorik, kelemahan otot, gangguan sensorik
- Gastrointestinal: mual, muntah, nyeri abdomen, pankreatitis
- Lainnya: vertigo, pandangan kabur, tinitus, insomnia, demam, sakit kepala, psikosis, fototoksisitas, takikardia, albuminuria, sindrom nefrotik, hipoalbuminemia tanpa proteinuria, nekrosis papiler ginjal, infertilitas pria, lupus eritematosus sistemik yang diinduksi oleh obat, dan infeksi[4,5]
Interaksi Obat
Beberapa obat menunjukkan interaksi dengan dapsone melalui mekanisme farmakokinetik dan farmakodinamik. Terdapat potensi interaksi obat apabila dapsone digunakan secara bersamaan dengan obat-obat berikut:
- Didanosine: dapat mengurangi bioavailabilitas dapsone
Rifampisin: dapat mengurangi konsentrasi dapsone hingga mengurangi efikasinya untuk terapi infeksi selain kusta, sedangkan konsentrasi rifampisin umumnya tidak terpengaruh
- Klofazimin: dapsone dapat memberikan efek antagonis pada aktivitas anti-inflamasi klofazimin.
Probenesid: dapat menyebabkan konsentrasi dapsone di serum meningkat sehingga dapat meningkatkan risiko efek samping
- Trimetoprim: dapat menyebabkan peningkatan kadar kedua obat sehingga berpotensi meningkatkan risiko efek samping
Pirimetamin: antagonis asam folat seperti pirimetamin bisa meningkatkan kemungkinan terjadinya efek samping hematologi[5,12]
Penulisan pertama oleh: dr. Edwin Wijaya
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini