Kontraindikasi dan Peringatan Fluorouracil
Kontraindikasi pemberian fluorouracil atau 5-fluorourasil kepada pasien dalam masa kehamilan trisemester pertama, riwayat hipersensitivitas, dan defisiensi dihydropyrimidine dehydrogenase (DPD).[3,11]
Kontraindikasi
Fluorouracil tidak dapat diberikan kepada pasien yang hamil trimester pertama. Sementara, pemberian fluorouracil pada kehamilan trimester kedua dan ketiga serta masa laktasi hanya jika manfaat lebih banyak daripada risiko perinatal.
Kontraindikasi pemakaian fluorouracil juga berlaku untuk pasien dengan riwayat hipersensitivitas atau alergi terhadap fluorouracil, gizi buruk, supresi fungsi sumsum tulang belakang, infeksi berat, baru saja menjalani operasi, dan defisiensi dihydropyrimidine dehydrogenase (DPD).[3,11]
Defisiensi Dihydropyrimidine Dehydrogenase (DPD)
Pasien dengan defisiensi DPD dikontraindikasikan untuk mendapatkan terapi fluorouracil. Hal ini karena enzim DPD yang dikodekan oleh gen DPYD akan membatasi laju katabolisme pirimidin dan menonaktifkan >80% dosis standar fluorouracil. Dengan kata lain, DPD berperan dalam ekskresi fluorouracil, dengan mengubah fluorouracil menjadi dihidro-fluorouracil.
Oleh karena itu, pasien defisiensi DPD dapat mengalami toksisitas dengan pemberian dosis konvensional fluorouracil. Manifestasi klinis yang timbul dapat berupa toksisitas grade III/IV dan neutropenia, radang mukosa, dan diare yang berpotensi fatal. Namun, defisiensi DPD jarang terjadi dan implikasi klinis dari defisiensi DPD parsial masih belum jelas, sehingga skrining sebelum memulai terapi tidak terlalu diperlukan.[3,4,6]
Peringatan
Fluorouracil harus diberikan di bawah pengawasan dokter yang berpengalaman dalam kemoterapi kanker, dan pasien harus dirawat inap untuk inisiasi terapi karena risiko toksisitas berat. Fluorouracil harus digunakan hati-hati pada pasien dengan penurunan fungsi ginjal, fungsi hati, serta pasien dengan riwayat nyeri dada atau penyakit jantung.[3,7]
Penggunaan fluorouracil dihentikan pada pasien yang mendapatkan efek samping stomatitis, esofagofaringitis, leukopenia, trombositopenia, muntah-muntah, perdarahan saluran cerna, perdarahan, dan diare. Laporan kasus mendapatkan bahwa kardiomiopati dan penurunan fraksi ejeksi ventrikel kiri lebih sering ditemukan pada pasien dengan pemberian fluorouracil daripada capecitabine.[3,7]
Risiko Toksisitas
Paparan fluorouracil tidak memiliki korelasi yang signifikan dengan karakteristik dasar seperti jenis kelamin, staging tumor, atau pengaturan perawatan pada ras Asia. Angka kejadian toksisitas terapi fluorouracil yang dikombinasikan dengan cisplatin adalah 66% mual dan muntah, 55% leukopenia, 51% stomatitis, 42% diare, dan 23% sindrom tangan dan kaki.
Pada kasus keracunan fluorouracil, uridine triasetat dapat digunakan sebagai antidotum. Uridine triasetat dapat diberikan dalam kondisi gawat darurat, yaitu gejala yang melibatkan sistem kardiovaskular atau sistem saraf pusat dalam 96 jam sejak pemberian dosis awal fluorouracil.[3,4,6]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini