Pengawasan Klinis Trihexyphenidyl
Pengawasan klinis pada penggunaan trihexyphenidyl berhubungan dengan efek samping yang diakibatkan oleh sifat antikolinergik obat ini dan interaksinya dengan obat lain. Pengawasan terutama dilakukan pada penggunaan jangka panjang dan pasien dengan obstruksi genitourinaria, gangguan gastrointestinal, glaukoma, dan pasien lansia terutama pria dengan hipretrofi prostat.
Pengawasan Klinis terkait Efek Samping
Pada penggunaan jangka panjang trihexyphenidyl, efek antikolinergik obat ini dapat mengakibatkan peningkatan tekanan intraokular, glaukoma sudut tertutup, hingga kebutaan. Pemeriksaan gonioskopi rutin harus dilakukan untuk mencegah terjadinya kebutaan.[1,14]
Pemeriksaan rutin berupa anamnesis dan pemeriksaan fisik harus dilakukan untuk mendeteksi adanya efek samping trihexyphenidyl, seperti hipertermia, mulut kering, mata kering, gangguan penglihatan, gangguan berkemih, konstipasi, parotitis supuratif, ileus paralitik, takikardia, bradikardia, euforia, gangguan kesadaran, gangguan ingatan, hingga efek samping yang fatal seperti sindrom neuroleptik maligna.[1,14]
Pengawasan Klinis terkait Interaksi Obat
Trihexyphenidyl sering kali digunakan sebagai adjuvan terapi dengan levodopa. Pada kasus ini, dosis salah satu obat harus diturunkan untuk mencegah efek samping. Pengawasan rutin berupa anamnesis dan pemeriksaan fisik harus dilakukan untuk mendeteksi timbulnya gerakan involunter.
Gejala lain yang harus diawasi di antaranya kejang akibat penggunaan bersama obat antikejang, hipertermia akibat penggunaan bersama acetazolamide atau topiramat, serta mulut kering, gangguan berkemih, dan gangguan penglihatan akibat penggunaan bersama memantin.[1,14]
Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri