Indikasi dan Dosis Perindopril
Indikasi perindopril adalah penatalaksanaan hipertensi dan penyakit arteri koroner stabil. Dosis awal perindopril berkisar antara 4-8 mg. Dosis maksimal adalah 16 mg per hari.[4,5]
Hipertensi
Pada pasien hipertensi yang belum mengonsumsi diuretik, perindopril diberikan dalam dosis awal 4 mg sekali sehari. Evaluasi respon setelah 2-4 minggu dan titrasi dosis secara bertahap hingga 16 mg sekali sehari. Jika tekanan darah masih perlu terkontrol, terapi kombinasi dapat pertimbangkan.
Pada pasien yang sudah mengonsumsi diuretik, lakukan penghentian terapi diuretik atau penurunan dosis diuretik. Hal ini sebaiknya dilakukan sebelum memulai konsumsi perindopril. Jika terapi diuretik tidak dapat diubah, maka lakukan pemantauan ketat selama terapi.[4,5]
Penyakit Arteri Koroner Stabil
Dosis awal perindopril untuk penyakit arteri koroner stabil adalah 4 mg sekali sehari selama 2 minggu. Kemudian tingkatkan dosis sesuai toleransi hingga 8 mg sekali sehari.[5]
Gagal Jantung (Off Label)
Penatalaksanaan gagal jantung dengan perindopril biasanya dilakukan bersamaan dengan agen lain, seperti glikosida jantung, diuretik, dan β-blocker. Beberapa bukti menunjukkan bahwa terapi dengan ACE inhibitor kurang efektif dibandingkan terapi angiotensin receptor-neprilysin inhibitor (ARNI) dalam mengurangi kematian akibat kardiovaskular dan rawat inap terkait gagal jantung.
Pedoman klinis merekomendasikan bahwa pasien dengan gagal jantung simtomatik kronis dan fraksi ejeksi ventrikel kiri yang berkurang (LVEF) yang dapat mentolerir ACE inhibitor dialihkan ke terapi yang mengandung ARNI untuk lebih mengurangi morbiditas dan mortalitas.[4]
Penyesuaian Dosis pada Pasien Gangguan Ginjal
Penyesuaian dosis perindopril pada pasien gangguan ginjal dilakukan sesuai dengan fungsi ginjal dan jenis dialisis yang dilakukan. Penyesuain dosis sesuai klirens kreatinin (CrCl) adalah:
- CrCl >80 mL/menit: Tidak diperlukan penyesuaian dosis.
- CrCl ≥30 hingga ≤80 mL/menit: dosis awal oral 2 mg/hari; dosis pemeliharaan maksimum 8 mg/hari.
- CrCl <30 mL/menit: Penggunaan perindopril umumnya tidak dianjurkan, tetapi dosis awal 2 mg setiap 48 jam dapat dipertimbangkan. Titrasi dilakukan secara hati-hati berdasarkan tolerabilitas dan respon pasien, tidak melebihi 4 mg/hari[5]
Hemodialisis Intermiten:
Pada pasien yang menjalani hemodialisis intermiten tiga kali seminggu, belum terdapat panduan pasti mengenai penyesuaian dosis perindopril. Hingga saat ini masih belum diketahui seberapa banyak perindopril akan hilang melalui dialisis. Secara umum, pasien dapat diberikan dosis awal 2 mg 3 kali/minggu setelah dialisis. Titrasi dilakukan dengan hati-hati berdasarkan tolerabilitas dan respon, tidak melebihi 4 mg/hari.[5]
Dialisis Peritoneal:
Pada pasien yang menjalani dialisis peritoneal, penggunaan perindopril umumnya tidak dianjurkan. Namun, jika penggunaan perindopril diperlukan, dosis awal 2 mg setiap 48 jam dapat dipertimbangkan. Titrasi dilakukan secara hati-hati berdasarkan kemampuan toleransi dan respon obat, dan tidak melebihi 4 mg/hari.[5]
Continuous Renal Replacement Therapy/CRRT:
Penggunaan umumnya tidak dianjurkan. Namun, jika diperlukan, dosis awal 2 mg setiap 48 jam dapat dipertimbangkan. Titrasi dilakukan secara hati-hati berdasarkan tolerabilitas dan respon, tidak melebihi 4 mg/hari. Hindari penggunaan perindopril jika menggunakan hemofilter AN69 (terkait dengan reaksi anafilaktoid).[5]
Prolonged intermittent renal replacement therapy/PIRRT:
Penggunaan perindopril umumnya tidak direkomendasikan. Namun, jika penggunaan diperlukan, dosis awal 2 mg setiap 48 jam dapat dipertimbangkan; titrasi dengan hati-hati berdasarkan tolerabilitas dan respons, tidak melebihi 4 mg/hari. Hindari penggunaan jika menggunakan hemofilter AN69 (terkait dengan reaksi anafilaktoid).[5]
Gangguan Ginjal Selama Terapi
Peningkatan kreatinin serum yang sedikit dan transien dapat terjadi dalam waktu 4 minggu setelah dimulainya terapi atau peningkatan dosis. Jika kreatinin serum meningkat >30%, tinjau kemungkinan penyebab seperti adanya gagal ginjal akut. Kemudian, tentukan apakah pengurangan dosis atau penghentian terapi perindopril diperlukan.[5]
Penyesuaian Dosis pada Gangguan Hati
Tidak diperlukan penyesuaian dosis pada pasien dengan gangguan hati. Jika perindopril tetap diberikan, maka pemantauan reaksi obat yang merugikan perlu dilakukan. Bioavailabilitas perindoprilat meningkat dengan gangguan hati. Penggunaan perindopril perlu dilakukan secara hati-hati terutama pada pasien dengan ascites yang diakibatkan oleh sirosis.[5]