Efek Samping dan Interaksi Obat Perindopril
Efek samping perindopril yang paling sering ditemui adalah nyeri kepala, batuk, edema, diare, asthenia, dan nyeri punggung. Interaksi obat dapat terjadi dengan aliskiren dan cotrimoxazole.[3-5]
Efek Samping
Efek samping perindopril serupa dengan obat lain dari golongan ACE Inhibitor. Perindopril dilaporkan menyebabkan nyeri kepala dan batuk pada >10% pasien. Potensi efek samping lainnya adalah:
- Kardiovaskular: Edema (4%), nyeri dada (2%), abnormalitas EKG (2%), palpitasi (1%)
- Saraf pusat: Hipertonia (3%), gangguan tidur (3%), depresi (2%), paresthesia (2%), mengantuk (1%), gugup (1%)
- Integumen: Ruam kulit (2%)
- Endokrin dan metabolik: Peningkatan trigliserida serum (1%), gangguan menstruasi (1%)
- Gastrointestinal: Diare (4%), nyeri perut (3%), dispepsia (2%), mual (2%), muntah (2%), flatulensi (1%)
- Genitourinari: Infeksi saluran kemih (3%), proteinuria (2%), gangguan seksual (pria: 1%)
- Hepatik: Peningkatan enzim hepar (2%)
- Neuromuskuloskeletal: Asthenia (8%), nyeri punggung (6%), nyeri kaki (5%), nyeri lengan (3%), artralgia (1%), artritis (1%), mialgia (1%), nyeri leher (1%)
- Telinga: Tinnitus (2%), infeksi telinga (1%)
- Pernapasan: Infeksi saluran pernapasan atas (9%), sinusitis (5%), rhinitis (5%), faringitis (3%)[4,5]
Pada kasus yang jarang (<1%), perindopril telah dilaporkan berkaitan dengan reaksi anafilaksis, angioedema, bronkitis, gangguan konduksi jantung, diaforesis, dispnea, epistaksis, hematuria, hiperglikemia, hipotensi, leukopenia, pruritus, dan purpura. Perindopril juga dilaporkan bisa menimbulkan efek samping sinkop, retensi urin, kontraksi ventrikel prematur, halusinasi visual, xeroderma, dan xerostomia.[3-5]
Interaksi Obat
Perindopril memiliki interaksi dengan obat-obatan lainnya yang perlu diperhatikan. Salah satunya adalah penggunaan bersama aliskiren yang telah dikaitkan dengan blokade ganda terhadap renin-angiotensin-aldosterone system (RAAS).[3-5]
Aliskiren
Penggunaan perindopril dan aliskiren dikontraindikasikan khususnya pada pasien dengan diabetes dan gangguan fungsi ginjal. Penggunaan kedua terapi ini secara bersamaan akan meningkatkan risiko reaksi anafilaktoid berat.[3-5]
Sacubitril - Valsartan
Kombinasi penggunaan perindopril dengan kombinasi dosis tetap sacubitril-valsartan dikontraindikasikan karena dapat mengakibatkan penghambatan neprilysin dan ACE secara bersamaan. Selanjutnya, penghambatan ini dapat meningkatkan risiko angioedema.
Kombinasi dosis tetap sacubitril/valsartan tidak boleh dimulai hingga 36 jam setelah konsumsi dosis terakhir perindopril.[3-5]
Angiotensin Receptor Blocker (ARB)
Pada pasien dengan aterosklerosis, gagal jantung, atau diabetes dengan kerusakan end organ, kombinasi ACE inhibitor dan ARB dikaitkan dengan risiko hipotensi, sinkop, hiperkalemia, dan penurunan fungsi ginjal dibandingkan dengan penggunaan salah satu agen secara tunggal.[3-5]
Cotrimoxazole
Pasien yang sedang mendapatkan obat cotrimoxazole berisiko lebih tinggi mengalami hiperkalemia jika menggunakan perindopril secara bersamaan.[3-5]
Lithium
Peningkatan konsentrasi lithium serum dan toksisitas pernah dilaporkan selama pemberian bersamaan lithium dengan ACE inhibitor, meskipun bersifat reversibel. Penggunaan perindopril dengan lithium tidak dianjurkan. Namun, apabila kombinasi tersebut diperlukan, pemantauan kadar serum lithium perlu dilakukan.[3-5]
Diuretik Hemat Kalium
Penggunaan perindopril dan diuretik hemat kalium, seperti amiloride, dapat meningkatkan potensi hiperkalemia fatal, terutama pada pasien dengan gangguan ginjal.[3-5]