Pengawasan Klinis Dobutamin
Pemberian dobutamin memerlukan monitor pengawasan klinis, karena penyesuaian dosis tergantung pada respon pasien, serta onset kerja yang cukup cepat yaitu 1–10 menit. Adanya onset kerja yang cepat menyebabkan jika tidak dimonitor dengan ketat, efek samping fatal dapat terjadi. Padahal efek ini bisa ditangani dengan penurunan dosis atau penghentian obat.
Beberapa pengawasan klinis yang perlu dilakukan adalah pengukuran tekanan darah, frekuensi nadi, pemantauan ritme jantung menggunakan EKG, pemantauan kadar kalium serum, dan balans cairan. Pemberian dobutamin berpotensi menurunkan serum kalium walaupun ringan.[7,9,12,14]
Bila ada indikasi seperti penurunan kontraktilitas jantung pada gagal jantung serta stress echocardiography, monitoring hemodinamik dapat dilakukan secara invasif dengan pemasangan pulmonary artery catheter untuk mengukur cardiac output dan filling pressure.
Pemberian dosis yang berlebih dapat menyebabkan toksisitas. Gejala yang muncul pada keracunan dobutamin adalah stimulasi simpatis berlebihan, misalnya nyeri dada, palpitasi, sakit kepala, tremor, dyspnea, mual, dan muntah.[7,12,14]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli