Efek Samping dan Interaksi Obat Homatropine
Efek samping homatropine dapat berupa transient burning, peningkatan sensitivitas terhadap cahaya, iritasi mata, peningkatan tekanan intraokular, dan xerostomia. Interaksi obat dapat terjadi dengan obat-obatan yang juga menghambat aktivitas saraf parasimpatis atau dengan obat-obat yang justru meningkatkan respons terhadap saraf parasimpatis.
Efek Samping
Efek samping yang paling sering dialami adalah transient burning dan peningkatan sensitivitas terhadap cahaya (1–10%), serta iritasi mata (0,1–1%). Selain itu, pasien mungkin mengalami xerostomia, peningkatan tekanan intraokuler, edema di area mata, eksudat mata, dan konjungtivitis folikuler.
Pada dosis toksik, homatropine dapat menyebabkan gejala toksisitas sistemik seperti ruam kulit, takikardia, disorientasi, agitasi, halusinasi, kejang, dan gangguan koordinasi neuromuskular. Gejala toksisitas ini diperkirakan lebih sering terjadi pada anak-anak dan geriatri.[1,3,6,10]
Interaksi Obat
Homatropine merupakan obat antikolinergik yang memiliki efek serupa parasimpatolitik. Penggunaan homatropine bersama obat yang juga memiliki efek parasimpatolitik perlu dihindari karena dapat meningkatkan efek samping yang terjadi. Sebaliknya, pemakaian bersama obat yang memiliki efek parasimpatomimetik justru dapat mengurangi efek homatropine.
Meningkatkan Efek Obat
Beberapa obat dengan aktivitas serupa parasimpatolitik yang dapat meningkatkan efek kerja homatropine dan risiko efek samping antara lain amantadine, antidepresan berupa amitriptylin, obat golongan barbital, butilskopolamin, clozapine, chlorpromazine, dan dekongestan berupa fenilefrin.[1,6,11,16]
Menurunkan Efek Obat
Obat yang dapat berinteraksi dan menyebabkan penurunan efek homatropine adalah golongan parasimpatomimetik berupa tetes mata asetilkolin, golongan agonis kolinergik berupa tetes mata pilocarpine, donepezil, dan rivastigmin.[1,6,11,16]