Efek Samping dan Interaksi Obat Efedrin
Efedrin (ephedrin) memiliki beberapa efek samping terkait efeknya terhadap reseptor alfa dan beta adrenergik. Efek samping ini antara lain palpitasi, insomnia, dan tremor.
Efek Samping
Secara sistematik, berikut ini efek samping yang mungkin muncul akibat penggunaan efedrin pada tiap-tiap sistem organ :
- Kardiovaskular: hipertensi, takikardia, aritmia, nyeri dada, infark miokard
- Respiratori: bronkodilatasi, edema paru, apnea
- Neurologi: stroke, gejala stimulasi sistem saraf pusat seperti ansietas, agitasi, tremor, penurunan kesadaran, halusinasi, delusi, psikosis, konvulsi, keringat berlebih, midriasis, dan pada overdosis dapat menyebabkan rabdomiolisis
- Gastrointestinal: mual dan muntah
- Saluran kemih: dapat menyebabkan relaksasi otot detrusor dan meningkatkan kontraksi sfingter vesika sehingga menyebabkan retensi urin akut
- Kulit, mata, telinga, hidung, dan tenggorokan: dapat menyebabkan efek lokal, seperti dermatitis kontak. Pada penggunaan efedrin tetes hidung topikal jangka panjang dapat terjadi rebound kongesti nasal.
- Hematologi: leukopenia
- Metabolik: gangguan asam basa dan hipokalemia
- Lainnya: penggunaan efedrin jangka panjang dapat menyebabkan toleransi dan ketergantungan[9]
Interaksi Obat
Penggunaan efedrin bersamaan dengan obat paroxetine dapat menyebabkan sindrom serotonin, yaitu lonjakan kadar serotonin mendadak yang dapat mengakibatkan agitasi, nyeri kepala, hingga halusinasi.
Efedrin bersifat antagonis jika digunakan bersama penghambat alpha atau beta, seperti tamsulosin, bisoprolol dan carvedilol. Kombinasi efedrin dengan obat golongan inhibitor monoamin oksidase seperti isocarboxazid, tranylcypromine, phenelzine dapat menyebabkan reaksi yang mengancam jiwa.
Penggunaan efedrin bersamaan dengan quinidine maupun antidepresan trisiklik, oxytocin, ergot alkaloid dapat meningkatkan risiko terjadinya aritmia.[1,2,4,5,7]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja