Efek Samping dan Interaksi Obat Levodropropizine
Efek samping serius akibat levodropropizine cukup jarang terjadi. Obat ini tidak bekerja sentral sehingga memiliki tolerabilitas yang lebih baik dibandingkan obat batuk seperti codeine dan dextromethorphan. Belum ada interaksi obat yang bermakna secara klinis yang dilaporkan pada uji klinis levodropropizine.[4,5,10]
Efek Samping
Efek samping berat akibat levodropropizine sangat jarang terjadi. Efek samping berat yang telah dilaporkan pada beberapa kasus adalah reaksi hipersensitivitas berat, epidermolysis, dan kejang tonik klonik.
Berikut adalah potensi efek samping levodropropizine:
- Sistem imun: Reaksi hipersensitivitas.
- Sistem saraf dan kejiwaan: Ansietas, mengantuk, depersonalisasi, asthenia, lesu, sakit kepala, vertigo, tremor, dan paresthesia. Kasus individu kejang tonik-klonik dan episode petit mal juga pernah dilaporkan.
- Oftalmologi: Kasus midriasis dan hilangnya kemampuan penglihatan bilateral telah dilaporkan. Dalam kasus tersebut, reaksi teratasi setelah penghentian obat.
- Kardiovaskular: Palpitasi, takikardia, hipotensi. Satu kasus bigemini atrium telah dilaporkan.
- Respirasi: Sesak napas, batuk, edema saluran pernapasan.
- Saluran cerna: Mual, muntah, mulas dan gastralgia, pencernaan yg terganggu, dan diare. Kasus glositis dan stomatitis aftosa telah dilaporkan. Kasus hepatitis kolestatik dan koma hipoglikemik juga telah dilaporkan pada pasien lanjut usia yang menerima obat hipoglikemik oral secara bersamaan.
- Integumentum: Erupsi kulit akibat alergi, urtikaria, eritema, eksantema, gatal, dan angioedema. Kasus epidermolisis individual fatal pernah dilaporkan.
Selain itu, kasus kantuk, hipotonia, dan muntah pada bayi baru lahir telah dilaporkan setelah pemberian levodropropizine pada ibu menyusui. Dalam kasus ini, gejala yang muncul setelah menyusui, hilang secara spontan setelah penghentian menyusui.[4,11-14]
Interaksi Obat
Levodropropizine memiliki profil interaksi obat yang relatif minim. Dalam uji klinis, tidak diamati adanya interaksi obat dengan benzodiazepine, meskipun tetap diperlukan pemberian obat dengan hati-hati terutama pada pasien sensitif yang menggunakan agen sedatif.
Studi farmakologi hewan menunjukkan bahwa levodropropizine tidak memperkuat efek farmakologis dari substansi yang bertindak pada sistem saraf pusat seperti benzodiazepine, alkohol, phenytoin, dan imipramine. Levodropropizine juga tidak memodifikasi aktivitas antikoagulan oral seperti warfarin, dan tidak mengganggu efek hipoglikemik insulin.
Dalam studi farmakologi pada manusia, kombinasi dengan benzodiazepine tidak mengubah pola EEG. Namun, tetap diperlukan perhatian khusus dalam penggunaan levodropropizine bersama dengan obat yang memiliki efek sedatif. Uji klinis juga tidak menunjukkan adanya interaksi dengan obat yang digunakan untuk gangguan bronkopulmoner seperti beta-2-agonis, metilxantin dan derivatnya, kortikosteroid, antibiotik, mukoregulator, dan antihistamin.[4,10]