Kontraindikasi dan Peringatan Dextromethorphan
Kontraindikasi dextromethorphan adalah pada pasien dengan riwayat hipersensitivitas dan pasien yang sedang mengonsumsi antidepresan. Peringatan diperlukan pada pasien dengan riwayat penyalahgunaan zat dan penggunaan pada pasien anak.
Kontraindikasi
Kontraindikasi penggunaan dextromethorphan antara lain:
- Memiliki riwayat hipersentivitas terhadap dextromethorphan atau komponen penyusun sediaan.
- Sedang menjalani terapi dengan Monoamine Oxidase Inhibitors (MAOI) atau Selective Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRI); atau dalam masa 14 hari setelah berhenti mengonsumsi SSRI atau MAOI. Hal ini karena dapat meningkatkan risiko sindrom serotonin.
- Penggunaan sebagai antitusif yang dijual bebas untuk meredakan batuk pada anak yang berusia di bawah 4 tahun
- Batuk pada kasus asthma, bronkitis, emfisema, atau kondisi lain dengan manifestasi batuk kronik[1,2,4,6,10]
Peringatan
Hal yang perlu menjadi perhatian pada pasien yang mengonsumsi dextromethorphan adalah adanya risiko sindrom serotonin. Tanda sindrom serotonin antara lain agitasi, kebingungan, halusinasi, hiperrefleks, mioklonus, menggigil, dan takikardia. Kasus sindrom serotonin fatal pernah dilaporkan pada penggunaan dextromethorphan bersamaan dengan MAOI.
Selain itu, perlu juga diperhatikan bahwa pasien yang sedang mengonsumsi dextromethorphan sebaiknya tidak mengendarai kendaraan atau mengoperasikan mesin. Dextromethorphan memiliki efek samping depresi pada sistem saraf pusat yang dapat menyebabkan penurunan konsentrasi dan mengantuk.
Pasien yang mengonsumsi dextromethorphan juga akan memberi hasil positif palsu saat skrining urine untuk phencyclidine, opioid, dan heroin.
Penyalahgunaan dextromethorphan telah dilaporkan. Efek yang ditimbulkan dalam dosis besar adalah euforia, stimulasi saraf pusat, serta halusinasi visual dan auditori. Sediaan dextromethorphan HBr dapat menimbulkan keracunan bromida pada penyalahgunaan jangka panjang.[1-4]