Pengawasan Klinis Oxymetazoline
Pengawasan klinis terutama dilakukan terkait efek simpatomimetik oxymetazoline dan risiko efek sampingnya. Pengawasan terutama dilakukan pada pasien dengan kondisi hipertensi, penyakit jantung, diabetes mellitus, penyakit tiroid, glaukoma, serta hiperplasia prostat.
Dokter perlu memantau tekanan darah selama pengobatan serta kemungkinan adanya aritmia menggunakan EKG. Pasien diabetes mellitus juga perlu dipantau gula darahnya.
Hal lain yang perlu dimonitor adalah gejala rebound nasal congestion, yaitu gejala justru semakin bertambah parah setelah pemakaian. Monitor terjadinya sakit kepala hebat pada pemakaian jangka panjang akibat vasokonstriksi segmental yang reversibel pada intrakranial.[23]
Penggunaan Jangka Panjang
Selain itu, dokter harus memantau tanda dan gejala kegawatdaruratan atau overdosis, baik karena penggunaan berkepanjangan, maupun karena penggunaan dengan dosis berlebihan.
Penggunaan berkepanjangan dapat menyebabkan iritasi mukosa nasal hingga rhinitis medikamentosa dan pada anak dapat terjadi efek samping sistemik. Pengawasan pada penggunaan pediatri perlu dilakukan. Penggunaan dengan dosis yang berlebihan atau tertelan pada anak dapat menyebabkan depresi sistem saraf pusat, hipotensi, bahkan koma.[6,21]
Terdapat juga laporan kasus insidensi penggunaan oxymetazoline semprot hidung 0,025% pada anak usia 2 tahun saat prosedur general anestesi untuk dilakukan endoskopi nasal, terjadi hipertensi emergensi dengan refleks bradikardia yang berlanjut menjadi henti jantung. Insidensi ini berhasil ditangani dengan atropin dan resusitasi jantung paru.[24]
Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri