Efek Samping dan Interaksi Obat Tetanus Toxoid
Efek samping dari pemberian tetanus toksoid (TT) atau vaksin tetanus yang paling berat adalah reaksi anafilaktik yang bisa menyebabkan kematian apabila tidak ditangani dengan benar. Interaksi obat yang dapat terjadi adalah penggunaan bersamaan dengan terapi imunosupresan (misalnya steroid dosis tinggi) yang menurunkan efek terapeutik dari TT.
Efek Samping
Efek samping dari pemberian TT bisa terjadi secara lokal maupun sistemik.
- Reaksi lokal: kemerahan, edema, indurasi, urtikaria
- Reaksi sistemik: demam, nyeri, hipotensi, mual muntah, arthralgia, hipersensitivitas Arthus, anafilaksis
- Sistem saraf: kejang, lesi koklear, neuropati pleksus brachialis, paralisis saraf radialis, paralisis saraf recurrent, paresis akomodasi, Guillain-Barre syndrome (GBS), dan gangguan elektroensefalografi dengan ensefalopati[6,7]
Efek samping dari pemberian TT umumnya ringan. Reaksi lokal adalah efek samping yang paling umum dan semakin sering terjadi seiring dengan pemberian dosis berikutnya. Reaksi lokal terjadi pada 2-8 jam setelah imunisasi dan lebih sering terjadi pada pemberian subkutan.
Pemberian dosis booster Tdap (dosis penuh TT dengan dosis rendah diphtheria toxoid dan acellular pertussis) sendiri tidak berhubungan dengan peningkatan risiko efek samping seperti selulitis, pembengkakan, nyeri, kejang, atau gangguan saraf kranial dibandingkan dengan Td (dosis penuh tetanus toxoid dan dosis rendah diphtheria toxoid).[7,13]
Reaksi Arthus
Reaksi Arthus adalah reaksi hipersensitivitas tipe III dengan vaskulitis lokal disertai dengan kompleks imun dan aktivasi komplemen. Keluhan yang dirasakan pasien adalah nyeri hebat, edema, indurasi, perdarahan, dan bisa terjadi nekrosis. Reaksi ini terjadi 4-12 jam setelah vaksinasi, dan dibedakan dari anafilaktik (reaksi hipersensitivitas tipe I) yang terjadi dalam beberapa menit setelah vaksinasi. Reaksi Arthus biasanya akan menghilang sendiri tanpa sekuele. Pasien yang mengalami reaksi Arthus tidak boleh menerima vaksin TT lebih sering dari 10 tahun sekali meskipun sebagai profilaksis luka.[1,10]
Interaksi Obat
Interaksi tetanus toksoid terjadi pada penggunaan bersamaan dengan obat imunosupresan seperti steroid, methotrexate, dan klorokuin. TT bisa dikombinasikan dengan vaksin difteri toxoid, pertusis, hepatitis B, polio, dan haemophilus influenzae B tanpa interaksi terhadap komponen tetanus.[7]
Tabel 5. Interaksi Obat dengan Tetanus Toksoid.
Interaksi Obat | Nama Obat |
Menurunkan efektivitas TT | Azathioprine, steroid, tacrolimus, siklosporine, methotrexate, chloroquine |
Meningkatkan kadar TT | Cimetidine (obat antagonis H2) |
Meningkatkan efek samping obat lain | Antikoagulan, berikan injeksi secara subkutan |
Sumber: dr. Adrian Prasetio, 2021.[3,6,8]