Efek Samping dan Interaksi Obat Imipramine
Efek samping dari imipramine dapat berupa pandangan kabur, konstipasi, takikardia, kebingungan, mulut kering, retensi urine, delirium, dan glaukoma sudut tertutup. Interaksi obat imipramine dengan alkohol adalah meningkatkan efek depresi sistem saraf pusat.[1,2,4,5]
Efek Samping
Efek samping dari imipramine umumnya timbul karena obat ini memiliki pengaruh yang luas pada neurotransmitter, termasuk histamin dan kolinergik.
Efek Samping Umum
Efek imipramine pada sistem saraf pusat terjadi akibat efek antihistamine menyebabkan pusing, sedasi, bingung, peningkatan nafsu makan, dan delirium. Sedangkan efek antikolinergik dari imipramine bisa menyebabkan pandangan kabur, mulut kering, retensi urine, dan glaukoma sudut tetutup. Imipramine bisa memperparah retensi urine, ileus paralitik, dan hipertrofi prostat.
Sementara itu, efek manipulasi reseptor serotonin dalam jangka panjang adalah disfungsi seksual.[4,9]
Bisa pula didapatkan tanda hipersensitivitas obat berupa demam, kemerahan dan eosinofilia pada pemeriksaan darah. [1,4]
Efek Kardiovaskular
Efek kardiologi dari imipramine adalah gangguan pada irama jantung yaitu pemanjangan QRS hingga aritmia yang berpotensi menyebabkan kematian. Efek samping ini merupakan penyebab kematian terbanyak dari overdosis antidepresan trisiklik.
Manipulasi pada reseptor norepinefrine menyebabkan diaforesis dan hipotensi ortostatik.[4,5,9]
Hepatotoksisitas
Imipramine juga menyebabkan gangguan pada fungsi hati ringan. Umumnya hepatotoksisitas pada pasien bersifat ringan dan asimptomatik. Jarang dilaporkan kasus ikterus dan sirosis hepatis. Namun bila terjadi, umumnya terjadi dalam 1-8 minggu pemberian imipramine.[1,4,10]
Interaksi Obat
Interaksi obat imipramine umumnya diakibatkan oleh metabolisme pada enzim hati yang sama. Imipramine hampir secara eksklusif dimetabolisme oleh hati. Imipramine diubah menjadi desipramine oleh CYP1A2, CYP3A4, CYP2C19.
- Efek potensiasi depresi sistem saraf pusat: alkohol
- Penurunan metabolisme imipramine: cimetidine, metilfenidate, dan selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI) seperti fluoxetine
- Peningkatan metabolisme imipramine: barbiturat, phenytoin
- Peningkatan risiko sindrom serotonin: monoamine oxidase inhibitor (MAOI) seperti selegiline dann phenelzine
- Menurunkan efek obat lain: levodopa, metildopa, clonidine, reserpine
- Meningkatkan efek obat lain: epinefrin, norepinefrin[5,9]
Pemberian Bersama Inhibitor CYP
Penggunaan imipramine dengan inhibitor isoenzim CYP meningkatkan risiko toksisitas. Pertimbangkan pemberian dalam dosis yang lebih rendah. Obat-obatan yang menghambat CYP antara lain quinidine, cimetidine, phenothiazine, propafenon, dan flecainide.
Semua SSRI merupakan inhibitor CYP. Meski demikian, efeknya bervariasi tergantung obat. Sejauh mana interaksi obat dapat menimbulkan masalah klinis akan tergantung pada tingkat penghambatan dan farmakokinetik SSRI yang terlibat. Diperlukan kehati-hatian dalam pemberian imipramine dengan salah satu SSRI, termasuk jika akan mengalihkan antidepresan dari satu golongan ke golongan lainnya.[5]
Pemberian Bersama Penginduksi CYP
Jika diberikan bersamaan dengan penginduksi CYP, konsentrasi imipramine dapat mengalami penurunan. Contoh penginduksi CYP adalah barbiturat dan phenytoin.[5]
Pemberiann dengan Antikolinergik
Penggunaan imipramine bersama dengan obat antikolinergik, seperti atropin, dapat menyebabkan potensiasi. Misalnya peningkatan risiko ileus paralitik. Pengawasan ketat dan penyesuaian dosis yang hati-hati diperlukan ketika imipramine diberikan bersamaan dengan obat antikolinergik.[5]