Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Efek Samping dan Interaksi Obat Vaksin Pertusis general_alomedika 2022-11-21T17:06:15+07:00 2022-11-21T17:06:15+07:00
Vaksin Pertusis
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Efek Samping dan Interaksi Obat Vaksin Pertusis

Oleh :
dr.Shofa Nisrina Luthfiyani
Share To Social Media:

Efek samping vaksin pertusis umumnya minimal, namun efek samping berat seperti kejang demam pernah dilaporkan. Vaksin pertusis dapat berinteraksi dengan obat yang bersifat imunosupresif, steroid, dan imunoglobulin.

Efek Samping

Efek samping yang timbul setelah pemberian vaksin pertusis umumnya ringan dan tidak berbahaya. Efek samping berat jarang terjadi. Efek samping dilaporkan lebih banyak ditemukan pada pasien yang diberikan vaksin wP.[14]

Tabel 2. Efek Samping Vaksin Pertusis

Kategori Efek Samping Keterangan
Ringan Reaksi lokal (nyeri, kemerahan, atau pembengkakan) ditemukan pada 20 – 40% pasien saat penyuntikan pertama sampai ketiga Dapat sembuh sendiri
Reaksi sistemik ringan (mengantuk, rewel, demam subfebris)
Demam <40 C(terjadi pada 3 – 5% pasien) Dapat diberikan paracetamol atau ibuprofen

Sedang atau berat Demam dengan suhu ≥ 40 C atau lebih Lebih banyak ditemukan pada pasien yang menerima vaksin wP
Kejang demam
Menangis yang persisten selama 3 jam atau lebih
Episode hipotonik-hiporesponsif

Interaksi Obat

Beberapa jenis obat dapat menurunkan atau menaikkan efektivitas vaksin pertusis.

Menurunkan Respon terhadap Vaksin

Ada beberapa obat yang memiliki interaksi dengan vaksin pertusis. Obat-obat imunosupresif, seperti obat kemoterapi, akan mempengaruhi respon imun yang dihasilkan vaksin sehingga pemeriksaan kadar titer pasca vaksinasi perlu dipertimbangkan.

Pemberian vaksin pada pasien yang menggunakan steroid sistemik lebih dari 2 minggu juga tidak disarankan. Vaksin dapat diberikan 2 minggu sebelum terapi atau 4 minggu setelahnya. Jika pasien dalam terapi steroid jangka waktu lama, pemberian vaksin tetap dapat dilakukan dilanjutkan dengan pemeriksaan kadar titer antibodi pasca vaksinasi.

Meningkatkan Respon terhadap Vaksin

Pemberian bersamaan dengan interferon gamma 1b dapat mengamplifikasi respon imun sehingga tidak disarankan diberikan bersamaan.

Pemberian Bersama Vaksin Lainnya

Vaksin DPT (difteri, pertusis, tetanus) dapat diberikan bersamaan dengan imunoglobulin tetanus atau antitoksin difteri. Akan tetapi, pemberiannya menggunakan spuit yang berbeda dan disuntikkan di lokasi yang berbeda.

Vaksin pertusis dapat diberikan bersamaan dengan vaksin lainnya, seperti vaksin polio, campak, rubella, rotavirus, varicella, Haemophilus influenzae tipe B, atau pneumokokus. Tidak ditemukan adanya gangguan pada pembentukan respon imun oleh antigen pertusis atau antigen yang lain, baik pada saat pemberian dosis primer maupun dosis tambahan.[20-22]

 

 

Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja

 

Referensi

14. World Health Organization. Pertussis vaccines: WHO position paper – August 2015. Weekly epidemiological record. 2015;35(90):433-60
20. Epocatres. Boostrix (tetanus/reduced diphtheria toxoids and acellular pertussis vaccine (Tdap)): Drug interactions. 2017. https://online.epocrates.com/u/1044235/Boostrix/Drug+Interactions
21. RxList. DTP (diphtheria and tetanus toxoids and pertussis vaccine adsorbed usp): Drug interaction. 2017. https://www.rxlist.com/dtp-drug.htm#description
22. Dolan S, Wallace A, Burnett E, Ehlman D, Sui W, Garon J, et al. Summary of evidence on the administration of multiple injectable vaccines in infants during a single visit: safety, immunogenicity, and vaccine administration practices. 2015. http://www.who.int/immunization/sage/meetings/2015/april/5_Summary_of_Evidence_3-25-2015.pdf?ua=1

Indikasi dan Dosis Vaksin Pertusis
Penggunaan pada Kehamilan dan Ib...
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 11 Desember 2022, 11:18
Apakah masih diperlukan vaksinasi DPT jika sedang mengalami pertusis?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alodok,izin bertanya TS, seorang anak usia 5 tahun dengan diagnosa Pertussis, dengan riwayat belum pernah immunisasi DPT, apakah masih diperlukan vaksinasi...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.