Pedoman penanganan pankreatitis akut dipublikasikan oleh American College of Gastroenterology (ACG) di tahun 2024. Dalam pembaruan ini, ACG merekomendasikan intervensi dini pankreatitis akut, khususnya dengan hidrasi agresif dan pemantauan ketat tanda vital dan produksi urin. Untuk kasus ringan, pedoman ini tidak menyarankan puasa, melainkan merekomendasikan pemberian makanan padat rendah lemak dalam waktu 24-48 jam.
Selain itu, pedoman penanganan pankreatitis akut ini menyebutkan bahwa terapi antibiotik hanya boleh digunakan dalam kasus nekrosis yang terinfeksi, dikombinasikan dengan debridemen dan nekrosektomi. Peran antibiotik dalam nekrosis yang terinfeksi adalah untuk menunda drainase bedah, endoskopi, dan radiologi lebih dari 4 minggu, atau sepenuhnya, jika pemberian antibiotik berhasil mengatasi infeksi.[1]
Tabel 1. Tentang Pedoman Klinis Ini
Penyakit | Pankreatitis Akut |
Tipe | Diagnosis dan Penatalaksanaan |
Yang Merumuskan | American College of Gastroenterology (ACG) |
Tahun | 2024 |
Negara Asal | Amerika Serikat |
Dokter Sasaran | Dokter Umum, Spesialis Gastroenterologi, Spesialis Penyakit Dalam, Spesialis Bedah Digestif. |
Penentuan Tingkat Bukti
Penentuan tingkat bukti dan rekomendasi dalam pedoman klinis ini dilakukan dengan tinjauan sistematik oleh kelompok penulis dari panel ahli American College of Gastroenterology (ACG). Dalam penyusunan rekomendasi, dilakukan pencarian literatur terbatas pada uji klinis dan meta analisis dari tahun 1966 hingga 2022, serta dibatasi pada literatur berbahasa Inggris.
Pedoman ini menggunakan format PICO (Population, Intervention, Comparison, Outcome) untuk merumuskan pertanyaan klinis yang menjadi dasar rekomendasi, khususnya dalam manajemen pankreatitis akut (AP). Proses penilaian kualitas bukti dilakukan dengan menggunakan sistem Grading of Recommendations Assessment, Development, and Evaluation (GRADE).
Bukti diklasifikasikan menjadi: tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Rekomendasi kuat dibuat jika manfaat intervensi jelas melebihi risiko atau konsekuensi dari tidak melakukan tindakan. Rekomendasi kondisional digunakan jika terdapat ketidakpastian tentang keseimbangan antara manfaat dan potensi risiko.[1]
Rekomendasi Utama untuk Diterapkan dalam Praktik Klinis Anda
Dalam pedoman klinis yang diperbarui ini, ACG merekomendasikan pemberian cairan yang agresif, yang mana ringer laktat lebih disukai dibandingkan cairan salin normal. Pasien dengan pankreatitis akut berat tidak disarankan mendapat antibiotik profilaksis, kecuali jika ada dugaan nekrosis pankreas terinfeksi. Pemberian makanan oral dini disarankan pada kasus ringan sesuai toleransi pasien dibandingkan dengan pendekatan tradisional berupa puasa.[1]
Rekomendasi Terkait Penegakan Diagnosis
-
Tidak disarankan melakukan CT scan rutin untuk menilai tingkat keparahan pankreatitis akut kecuali jika diagnosis tidak jelas atau pasien tidak menunjukkan perbaikan klinis dalam 48–72 jam setelah rawat inap dan hidrasi intravena.
-
USG transabdominal sebaiknya dilakukan untuk mengevaluasi pankreatitis bilier. Jika hasil awal inkonklusif, USG dapat diulangi.
- Pada kasus pankreatitis akut idiopatik, disarankan USG abdomen berulang, MRI, atau ultrasonografi endoskopi.
- Penilaian hemodinamik dan stratifikasi risiko diperlukan untuk mempertimbangkan apakah pasien perlu ditempatkan di ruang rawat intensif.
- Sistem skoring dan pencitraan saja tidak dapat secara akurat menentukan pasien mana yang akan memburuk menjadi pankreatitis derajat sedang atau berat.
-
Pada pasien dengan pankreatitis ringan, dokter harus tetap waspada terhadap perburukan dan gagal organ selama 48 jam pertama sejak masuk rumah sakit. Faktor risiko perburukan meliputi peningkatan blood urea nitrogen (BUN), hematokrit, obesitas, dan adanya systemic inflammatory response syndrome (SIRS).[1]
Rekomendasi Terkait Penatalaksanaan
- Pasien pankreatitis akut dianjurkan mendapat resusitasi cairan intravena agresif dengan kristaloid isotonik, terutama dalam 24 jam pertama, yang mana lebih disarankan menggunakan ringer laktat dibandingkan cairan salin normal. Tambahan bolus cairan diperlukan jika ada bukti hipovolemia.
- Lakukan pemantauan status hidrasi dengan evaluasi volume cairan setiap 6 jam dalam 24–48 jam pertama, dengan tujuan menurunkan kadar BUN.
-
Terapi medikamentosa lebih disukai dibandingkan endoscopic retrograde cholangiopancreatography (ERCP) dini pada pankreatitis bilier akut tanpa kolangitis.
-
Indomethacin rektal sebaiknya diberikan untuk mencegah pankreatitis pasca ERCP pada pasien risiko tinggi.
- Antibiotik profilaksis tidak diberikan secara rutin pada kasus pankreatitis akut berat, kecuali ada bukti nekrosis yang terinfeksi.
- Pada pasien stabil dengan nekrosis pankreas yang simptomatik, disarankan menggunakan metode bedah invasif minimal untuk debridemen dan nekrosektomi dibandingkan dengan operasi terbuka.
- Pasien dengan pankreatitis bilier akut ringan direkomendasikan menjalani kolesistektomi dini, sebaiknya sebelum keluar dari rumah sakit.
- Pasien dengan pankreatitis akut ringan sebaiknya mulai makan oral dini (dalam 24–48 jam) jika dapat ditoleransi.[1]
Perbandingan dengan Pedoman Klinis di Indonesia
Pedoman penanganan pankreatitis akut dipublikasikan terakhir kali oleh Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia (PGI) pada tahun 2011. Hingga kini, sepertinya belum ada publikasi pedoman penanganan pankreatitis akut yang lebih baru di Indonesia.[2]
Sebagai perbandingan, World Society of Emergency Surgery (WSES) juga mempublikasikan pedoman penanganan pankreatitis akut pada tahun 2019. Serupa dengan ACG, WSES juga merekomendasikan penggunaan USG abdomen untuk mengevaluasi pankreatitis bilier sebagai pemeriksaan awal. WSES juga tidak menyarankan melakukan ERCP secara rutin. Menurut WSES, pembedahan dilakukan hanya sebagai pendekatan step-up dan hanya pada kasus-kasus dengan indikasi medis yang jelas.[3]
Kesimpulan
American College of Gastroenterology (ACG) mempublikasikan pembaruan pada pedoman klinis penanganan pankreatitis akut. Berikut ini merupakan rekomendasi utama yang perlu diperhatikan:
- USG transabdominal disarankan untuk dilakukan pada kasus pankreatitis akut guna mengevaluasi kemungkinan pankreatitis bilier.
- Seluruh pasien pankreatitis akut disarankan untuk mendapat resusitasi cairan agresif moderat, di mana ringer laktat lebih dipilih sebagai cairan resusitasi dibandingkan cairan salin normal.
-
Endoscopic retrograde cholangiopancreatography (ERCP) dini tidak dianjurkan dilakukan secara rutin pada pankreatitis bilier akut tanpa kolangitis.
- Antibiotik profilaksis tidak diberikan secara rutin pada pasien dengan pankreatitis akut derajat berat kecuali jika ada bukti nekrosis terinfeksi.
- Pada kasus pankreatitis akut derajat ringan, pemberian nutrisi oral dini sesuai toleransi pasien lebih dianjurkan dibandingkan pendekatan tanpa basis bukti yang menyarankan puasa.