Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Erisipelas general_alomedika 2023-08-25T14:09:53+07:00 2023-08-25T14:09:53+07:00
Erisipelas
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Erisipelas

Oleh :
dr. Agnes Noveria Tjouwardi
Share To Social Media:

Diagnosis erisipelas perlu dicurigai pada pasien yang datang dengan plak eritema berbatas tegas, terasa nyeri, dan panas. Diagnosis umumnya ditegakkan dengan mudah secara klinis dan jarang memerlukan pemeriksaan penunjang. Apabila dirasa perlu, pemeriksaan Gram dan kultur dapat membantu menentukan organisme penyebab dan antibiotik yang sesuai.[1-3]

Anamnesis

Keluhan utama yang biasa dialami pasien erisipelas adalah adanya lesi kulit merah terang. Pasien juga bisa mengeluhkan gejala sistemik, seperti demam, lemas, dan pembesaran kelenjar getah bening.

Lesi erisipelas biasanya meluas secara bertahap, memiliki batas yang tegas, terasa nyeri, panas, dan memiliki onset akut. Predileksi erisipelas terutama pada tungkai bawah. Meski begitu, erisipelas dapat juga ditemukan pada lengan dan wajah

Dokter juga perlu mencari kemungkinan port d’entry, misalnya dari luka akibat trauma atau lesi akibat penyakit kulit lain seperti gigitan serangga atau psoriasis. Faktor yang meningkatkan risiko seseorang terkena erisipelas adalah adanya obstruksi limfatik atau edema, pencangkokan vena safena di ekstremitas bawah, mastektomi radikal,  status  imunokompromais, insufisiensi arteriovenosa, dan sindrom nefrotik.[1-3]

Pemeriksaan Fisik

Tanda sistemik seperti demam, menggigil, dan malaise dapat ditemukan 24–48 jam sebelum timbulnya lesi pada kulit. Namun, pada 15% kasus pasien tidak memiliki tanda sistemik.[1,2]

Pada pemeriksaan status lokalis, erisipelas menunjukkan gambaran lesi kulit yang khas, yaitu plak eritema berbatas tegas dengan permukaan mengkilap yang dapat meluas sekitar 2–10 cm. Tanda-tanda inflamasi seperti nyeri, panas, dan edema juga bisa muncul. Pada kasus yang lebih parah, mungkin dapat ditemukan komplikasi seperti lesi hemoragik, bulosa, abses, dan nekrosis.

Beberapa kondisi kulit yang diduga sebagai port d’entry patogen, misalnya luka akibat trauma, gigitan serangga, ulkus, dan dermatosis biasanya dapat ditemukan beberapa sentimeter dari plak eritema.[2,7,11,12]

Diagnosis Banding

Penegakan diagnosis erisipelas umumnya mudah dilakukan. Diagnosis banding yang perlu dipikirkan mungkin mencakup selulitis dan fasciitis nekrotikans.

Selulitis

Erisipelas dan selulitis merupakan infeksi kulit yang terjadi akibat adanya bakteri yang masuk ke dalam lapisan kulit melalui luka. Erisipelas lebih sering disebabkan oleh bakteri Streptococcus, sedangkan selulitis sering disebabkan oleh bakteri Staphylococcus.

Secara klinis, keduanya memiliki manifestasi berupa area kemerahan, bengkak, dan nyeri yang menyebar secara cepat. Namun, karena selulitis menginfeksi lapisan kulit yang lebih dalam, yaitu deep dermis dan jaringan subkutan, maka eritema sering kali terlihat sebagai warna merah tua atau keunguan dan memiliki batas yang tidak tegas.[13,14]

Fasciitis Nekrotikans

Fasciitis nekrotikans merupakan infeksi kulit yang melibatkan kerusakan pada epidermis, dermis, jaringan subkutan, fasia, dan otot. Pasien biasanya datang dengan keluhan eritema, edema, nyeri, dan tanda-tanda nekrosis yang jelas. R

asa nyeri yang dirasakan oleh pasien sering kali sangat hebat karena adanya kerusakan pada saraf subkutan. Bila tidak diobati, maka kondisi ini dapat mengancam jiwa.[13,15]

Angioedema

Kemerahan dan bengkak pada angioedema dapat memberikan gambaran klinis yang mirip dengan erisipelas. Namun, kondisi ini terutama disebabkan oleh reaksi alergi, misalnya terhadap makanan atau obat-obatan. Angioedema dapat sembuh dengan menghilangkan paparan penyebab alergi dan berespon terhadap pemberian antihistamin serta kortikosteroid.[13,16]

Dermatitis Kontak

Dermatitis kontak dan erisipelas memiliki presentasi klinis yang serupa, yaitu eritema, bengkak, gatal, dan nyeri. Namun, pada dermatitis kontak, ditemukan adanya riwayat kontak secara langsung terhadap alergen atau bahan iritan sebagai penyebab.[13]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang pada erisipelas jarang diperlukan karena diagnosis cukup mudah ditegakkan secara klinis. Pemeriksaan penunjang dapat diperlukan untuk menentukan organisme penyebab dan menyingkirkan diagnosis banding.

Pewarnaan dan Kultur

Pewarnaan Gram dan kultur dapat bermanfaat pada kasus erisipelas yang tidak respon dengan pemberian antibiotik empiris adekuat. Kultur dapat menentukan organisme penyebab. Hal ini akan membantu dokter dalam menentukan terapi, terutama pada bakteri yang memiliki resistensi antibiotik. Pengambilan sampel untuk kultur dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain apusan epidermal, aspirasi, biopsi kulit, dan dari darah.[2,12,17]

Pencitraan

Fungsi pencitraan dalam diagnosis erisipelas adalah untuk menyingkirkan kemungkinan adanya abses, fasciitis nekrotikans, piomiositis, dan infeksi bakteri anaerob yang menghasilkan gas. Modalitas pencitraan yang dapat dilakukan antara lain MRI atau USG.[3,12,17]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Rainey Ahmad Fajri Putranta

Referensi

1. Michael Y, Shaukat NM. Erysipelas. [Updated 2022 Aug 8]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan -. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532247/
2. Davis LS. Erysipelas. Medscape, 2020. https://emedicine.medscape.com/article/1052445-overview
3. Brishkoska-Boshkovski V, Dimitrovska I, Kondova-Topuzovska I. Clinical Presentation and Laboratory Characteristics in Acute and Recurrent Erysipelas. Open Access Maced J Med Sci. 2019 Mar 14;7(5):771-774. doi: 10.3889/oamjms.2019.213. PMID: 30962836; PMCID: PMC6447339.
7. Jendoubi F, Rohde M, Prinz JC. Intracellular Streptococcal Uptake and Persistance: A Potential Cause of Erysipelas Recurrence. Frontiers in Medicine. 2019 Jan 29; 6(6): 1 – 15. doi: 10.3389/fmed.2019.00006
11. Titou H, Ebongo C, Bouati E, et al. Risk Factors Associated with Local Complications of Erysipelas: A Retrospective Study of 152 Cases. Pan Afr Med J. 2017 Feb 5; 26: 66. doi: 10.11604/pamj.2017.26.66.11096.
12. Li A, Wang N, Ge LZ, et al. Risk Factors of Recurrent Erysipelas in Adult Chinese Patients: A prospective Cohort Study. BMC Infectious Diseases. 2021 Jan 7. https://doi.org/10.1186/s12879-020-05710-3
13. Brindle R, Williams OM, Barton E, Featherstone P. Assessment of Antibiotic Treatment of Cellulitis and Erysipelas: A Systematic Review and Meta-analysis. JAMA Dermatol. 2019 Sep 1;155(9):1033-1040. doi: 10.1001/jamadermatol.2019.0884. PMID: 31188407; PMCID: PMC6563587.
14. Rrapi R, Chand S, Kroshinsky D. Cellulitis: A Review of Pathogenesis, Diagnosis, and Management. Med Clin North Am. 2021 Jul;105(4):723-735. doi: 10.1016/j.mcna.2021.04.009. PMID: 34059247.
15. Chen LL, Fasolka B, Treacy C. Necrotizing Fasciitis: A Comprehensive Review. Nursing. 2020 Sept; 50(9): 34 – 40. doi: 10.1097/01.NURSE.0000694752.85118.62
16. Memon RJ, Tiwari V. Angioedema. [Updated 2023 Jan 14]. In: StatPearls . Treasure Island (FL): StatPearls Publishing: 2023 Jan -. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538489/
17. Magalhães L, Martins SRP, Nogué R. The Role of Point-of-Care Ultrasound in the Diagnosis and Management of Necrotizing Soft Tissue Infections. Ultrasound J. 2020; 12(3): 1 – 6. doi: https://doi.org/10.1186/s13089-020-0153-4

Epidemiologi Erisipelas
Penatalaksanaan Erisipelas
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 13 Maret 2023, 11:21
Kulit memerah dan semakin membesar di betis kiri
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo, Dokter Ikut berdiskusi kasus dok. Pasien laki-laki usia 61 tahun dengan riwayat Diabetes terkontrol, saat ini mengeluhkan kulit memerah di betis kiri...
dr.Akbara Pradana
Dibalas 08 Maret 2020, 15:27
Keluhan bercak gelap di kulit yang terasa nyeri pada wanita usia 65 tahun
Oleh: dr.Akbara Pradana
11 Balasan
Konsul dok, wanita usia 65-70th, keluhan bercak gelap terasa nyeri sejak 2 hari. Keluhan udah dari 2 bulan dan reversible. Pencetus ga jelas. Nyeri makin...
dr. Catur Rizky Kurniawan
Dibalas 15 Maret 2019, 00:04
Konsul pria 56 tahun dengan panas pada tungkai kiri dan benjolan di lipat paha
Oleh: dr. Catur Rizky Kurniawan
9 Balasan
Alo DokterPasien 56 th pria dengan keluhan terasa panas pada tungkai kirinya sejak 1 2 hari ini, semakin lama semakin melebar dan terasa kemeng, tidak ada...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.