Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Hidradenitis Suppurativa general_alomedika 2022-10-07T15:09:30+07:00 2022-10-07T15:09:30+07:00
Hidradenitis Suppurativa
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan E-Prescription

Diagnosis Hidradenitis Suppurativa

Oleh :
Audric Albertus
Share To Social Media:

Diagnosis hidradenitis suppurativa ditegakkan secara klinis, berdasarkan morfologi lesi, lokasi, dan progresi penyakit. Pemeriksaan penunjang jarang dibutuhkan untuk menegakkan diagnosis.

Anamnesis

Pasien hidradenitis suppurativa umumnya akan mengeluhkan terdapat nodul pada area intertriginosa, seperti aksila, lipatan inframammary, regio anogenital, dan lipatan paha. Penyakit ini bersifat kronik, sehingga pasien akan mengalami flare rekuren. Gejala lain yang bisa timbul adalah rasa terbakar atau menyengat, nyeri, gatal, hangat, dan kering.

Rasa terbakar pada nodul akan terjadi selama 7-15 hari dan diikuti dengan ruptur nodul yang menyebabkan rasa nyeri lebih berat. Setelah terbentuknya abses, pasien akan mengeluhkan terdapat cairan purulen dengan bau busuk. [4,5]

Pemeriksaan Fisik

Penampakan lesi hidradenitis suppurativa bergantung pada progresi penyakit. Lesi dapat ditemukan pada aksila, anogenital, lipatan paha, dan lipatan inframammary.

Hidradenitis suppurativa memiliki karakteristik lesi primer berupa nodul dengan ukuran 0,5-2 cm. Nodul dapat muncul pada lebih dari satu kelenjar, sehingga akan tampak berbenjol-benjol. Kumpulan nodul yang saling bertumpuk dan tidak teratur ini kemudian akan melunak tidak merata, yang disebut sebagai abses multipel. Abses yang pecah akan mengeluarkan cairan purulen berbau busuk, serta menimbulkan sinus dan fistula. [4,5]

Stadium Hurley

Derajat penyakit hidradenitis suppurativa dapat ditentukan melalui sistem stadium Hurley. Berikut ini merupakan hidradenitis suppurativa berdasarkan pembagian stadium Hurley :

  • Hurley stadium I : formasi abses tanpa adanya jaringan parut atau saluran sinus
  • Hurley stadium II: Abses rekuren dengan saluran sinus dan jaringan parut
  • Hurley stadium III : Keterlibatan luas, saluran sinus multipel yang menyatu, abses-abses hampir terdapat pada seluruh area meninggalkan sedikit atau tidak ada bagian kulit normal [3,4]

Diagnosis Banding

Hidradenitis suppurativa perlu dibedakan dengan beberapa penyakit kulit, seperti manifestasi kulit pada penyakit Crohn, acne, dan skrofuloderma.

Manifestasi Kulit Pada Penyakit Crohn

Crohn’s disease dapat memiliki manifestasi mukokutaneus, terutama pada bagian perianal dan genitalia. Efluoresensi pada penyakit ini hampir sama dengan hidradenitis suppurativa, seperti fistula, abses, dan jaringan parut. Akan tetapi, berbeda dengan hidradenitis suppurativa, umumnya pada manifestasi kulit penyakit Crohn dapat ditemukan ulkus “knife-cut” dan fistula yang berhubungan dengan traktus gastrointestinal. [5,11]

Acne

Acne atau jerawat memiliki gambaran yang hampir sama dengan hidradenitis suppurativa, yaitu kista dengan pus, nodul inflammasi, dan jaringan parut. Klinisi dapat membedakannya dengan hidradenitis suppurativa berdasarkan predileksinya. Acne umumnya terdapat pada bagian muka, punggung, dan dada bagian atas. [5]

Skrofuloderma

Skrofuloderma merupakan manifestasi tuberkulosis pada kulit dengan penampakan abses dan fistula yang dapat disertai drainase purulen, mirip dengan gambaran klinis yang ditemukan pada hidradenitis suppurativa. Namun, karakteristik pembeda skrofuloderma dari hidradenitis suppurativa adalah adanya jembatan kulit dan tepi yang livid. Selain itu, patogen Mycobacterium juga akan ditemukan pada pasien skrofuloderma. [5,12]

Pemeriksaan Penunjang

Diagnosis hidradenitis suppurativa umumnya tidak membutuhkan pemeriksaan penunjang. Peran pemeriksaan penunjang pada hidradenitis suppurativa adalah untuk menyingkirkan diagnosis banding dan mencari komorbiditas.

Biopsi Kulit

Sampai sekarang tidak ditemukan perubahan histopatologis yang merupakan karakteristik dari hidradenitis suppurativa. Biopsi kulit dilakukan guna menyingkirikan diagnosis banding yang berat dan lebih jarang, seperti karsinoma sel skuamosa. Hasil biopsi kulit yang ditemukan pada hidradenitis suppurativa adalah hiperkeratosis infundibular, hiperplasia epitelium folikular, dan perifolikulitis. Selain itu, hiperplasia psoriasiform dan infiltrasi leukosit derajat rendah juga dapat ditemukan. Apabila sudah terjadi pembentukan sinus, maka ruptur folikular dapat ditemukan. [13,14]

Ultrasonografi

Ultrasonografi dilakukan pada pasien hidradenitis suppurativa apabila klinisi masih tidak yakin akan diagnosis. High frequency ultrasound imaging merupakan pemeriksaan yang efektif dalam mengidentifikasi dan menentukan tingkat keparahan hidradenitis suppurativa. Selain itu, lesi subklinis hidradenitis suppurativa juga dapat dideteksi dengan pemeriksaan ini. [14,15]

Lesi hidradenitis suppurativa pada pencitraan ultrasound umunya dapat ditemukan dengan karakteristik kantung cairan hipoekoik dengan tepi regular yang menggambarkan terdapatnya abses. Apabila ditemukan kantung cairan hipoekoik namun dengan tepi irregular, maka menandakan bahwa abses telah ruptur. Formasi sinus juga dapat ditemukan dengan karakteristik terowongan hipoekoik dengan tepi hiperekoik. [14,15]

Tes Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium dapat digunakan untuk evaluasi penyakit dan komorbiditas pada pasien hidradenitis suppurativa. Berikut ini merupakan beberapa tes laboratorium yang dapat dilakukan pada pasien hidradenitis suppurativa :

  • Pemeriksaan darah lengkap : Pada pemeriksaan darah lengkap pasien hidradenitis suppurativa dapat ditemukan peningkatan sel darah putih yang menunjukkan terdapat infeksi
  • Laju endap darah : Peningkatan laju endap darah dapat ditemukan pada lesi akut hidradenitis suppurativa
  • Hemoglobin A1c : Peningkatan hemoglobin A1c (HbA1c) ≥ 6,5% dapat ditemukan pada hidradenitis suppurativa dengan komorbiditas diabetes mellitus [5,13]

Kultur Bakteri

Kultur bakteri umumnya tidak diperlukan pada kasus hidradenitis suppurativa dan hanya dilakukan saat terdapat kecurigaan terjadinya infeksi sekunder. Beberapa organisme, seperti Staphylococcus aureus, Streptococcus sp, dan Bacteroides sp, dapat ditemukan. Selain itu Corynebacterium sp, Porphyromonas sp, dan Peptoniphilus sp juga dapat ditemukan pada lesi hidradenitis suppurativa. [1,3,13]

Referensi

1. Goldburg SR, Strober BE, Payette MJ. Part I. Hidradenitis Suppurativa: Epidemiology, clinical presentation, and pathogenesis. J Am Acad Dermatol. 2019.
3. Ballard K, Shuman V. Hidradenitis suppurativa. StatPearls. 2019. Tersedia pada: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK534867/
4. Napolitano M, Megna M, Timoshchuk EA, Patruno C, Balato N, Fabbrocini G, et al. Hidradenitis suppurativa: From pathogenesis to diagnosis and treatment. Clin Cosmet Investig Dermatol. 2017;10:105–15.
5. Saunte DML, Jemec GBE. Hidradenitis suppurativa: Advances in diagnosis and treatment. JAMA - J Am Med Assoc. 2017;318(20):2019–32.
11. Gravina AG, Federico A, Ruocco E, Lo Schiavo A, Romano F, Miranda A, et al. Crohn’s disease and skin. United Eur Gastroenterol J. 2016;4(2):165–71.
12. dos Santos JB, Figueiredo AR, Ferraz CE, de Oliveira MH, da Silva PG, de Medeiros VLS. Cutaneous tuberculosis: Epidemiologic, etiopathogenic and clinical aspects - Part I. An Bras Dermatol. 2014;89(2):219–28.
13. Jovanovic M. Hidradenitis Suppurativa. Medscape. 2019. Tersedia pada: https://emedicine.medscape.com/article/1073117-overview
14. Elkin K, Daveluy S, Avanaki K (Mohammad). Hidradenitis suppurativa: Current understanding, diagnostic and surgical challenges, and developments in ultrasound application. Ski Res Technol. 2019;(June):1–9.
15. Newman TM, Sheth MM, Levy A, Babagbemi K. Hidradenitis suppurativa: Mammographic and sonographic manifestations in two cases. Radiol Case Reports. 2013;8(3):737.

Epidemiologi Hidradenitis Suppur...
Penatalaksanaan Hidradenitis Sup...

Artikel Terkait

  • Manfaat Adalimumab pada Hidradenitis Suppurativa
    Manfaat Adalimumab pada Hidradenitis Suppurativa
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 14 Januari 2024, 20:48
Benjolan yang terasa nyeri di ketiak
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, saya memiliki pasien laki laki dengan keluhan benjolan di ketiak kanan, keluhannya nyeri +, demam -, kemerahan +, konsistensi immobile, benjolan...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.