Penatalaksanaan Hidradenitis Suppurativa
Penatalaksanaan hidradenitis suppurativa memiliki tujuan mengurangi nyeri dengan mengobati lesi, menurunkan rekurensi, dan mencegah progresi penyakit. Pemilihan terapi, baik medikamentosa maupun pembedahan dapat didasarkan pada tingkat keparahan penyakit.
Medikamentosa
Terapi medikamentosa merupakan pilihan utama dalam menangani hidradenitis suppurativa. Terapi antibiotik, kortikosteroid intralesi, dan antiinflamasi merupakan pilihan dalam penanganan hidradenitis suppurativa.
Antibiotik
Terapi antibiotik dapat digunakan untuk mengurangi rekurensi hidradenitis suppurativa akibat infeksi bakteri sekunder. Beberapa agen antibiotik, seperti tetrasiklin, ampicillin, ciprofloxacin, dan rifampicin memiliki efek imunomodulator sehingga penggunaannya lebih disarankan pada kasus hidradenitis suppurativa.
Penggunaan antibiotik dapat diberikan secara topikal maupun sistemik bergantung pada tingkat keparahan lesi. Pada lesi ringan atau keadaan tanpa komplikasi, agen antibiotik rute topikal lebih disarankan, yaitu clindamycin 0,1% topikal dengan frekuensi dua kali sehari.
Penggunaan antibiotik oral dapat diberikan pada lesi Hurley stadium II dan Hurley stadium I yang resisten dengan antibiotik topikal. Terapi antibiotik oral yang disarankan adalah tetrasiklin 500 mg 2 kali sehari per oral atau doxycycline 50-100 mg 2 kali sehari per oral.
Pada keadaan lesi Hurley stadium II tidak respon dengan pengobatan awal, maka pemberian kombinasi rifampicin 300 mg dan clindamycin 300 mg 2 kali sehari per oral dapat diberikan. [3,5]
Kortikosteroid Intralesi
Terapi triamcinolone acetonide 10 mg/mL injeksi intralesi telah digunakan pada praktik sehari-hari dalam penanganan hidradenitis suppurativa tanpa komplikasi. Terapi ini memiliki efek menurunkan inflamasi lokal dan nyeri pada daerah lesi. [3,5]
Antiinflamasi
Beberapa agen antiinflamasi telah ditemukan memiliki efikasi yang baik dalam mengobati lesi hidradenitis suppurativa berat. Penggunaan terapi antiinflamasi hanya disarankan pada lesi hidradenitis suppurativa Hurley stadium III atau lesi yang tidak responsif dengan penggunaan antibiotik.
Satu-satunya terapi yang telah disetujui penggunaannya dalam terapi hidradenitis suppurativa adalah Adalimumab. Adalimumab merupakan antibodi monoklonal rekombinan IgG1 anti-TNF yang memiliki fungsi menurunkan sitokin proinflamasi TNF-á. Adalimumab dapat diberikan dalam rute injeksi subkutan dengan dosis 40 mg 4 kali per hari pada hari pertama, 40 mg dua kali per hari pada hari ke 15, dan diikuti 40 mg 4 kali setiap minggu mulai dari hari ke 29. Selain itu, beberapa agen terapi antiinflamasi lain, seperti anakinra dan ustekinumab, juga sudah dilaporkan efikasinya pada beberapa studi. [3,5]
Terapi Suportif
Terapi analgesik topikal dan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) merupakan lini pertama dalam penanganan nyeri pada pasien hidradenitis suppurativa. Beberapa agen, seperti paracetamol 500 mg per oral dan natrium diklofenak 1% topikal dapat digunakan. Pada pasien yang tidak respon dengan terapi lini pertama, gabapentin 400-1200 mg 3 kali sehari atau pregabalin 50-100 mg 2 kali sehari dapat diberikan. [3,16]
Rasa gatal pasien dapat dikurangi dengan pemberian antihistamin oral generasi pertama. Beberapa agen, seperti chlorpheniramine 4 mg 3 kali sehari dan promethazine 25 mg 4 kali sehari per oral dapat diberikan. [17]
Pembedahan
Terapi pembedahan dilakukan saat medikamentosa tidak menghasilkan respon adekuat atau terdapat abses pada lesi hidradenitis suppurativa. Penggunaan kombinasi medikamentosa dan pembedahan dilaporkan menghasilkan luaran lebih baik. Umumnya terapi pembedahan dilakukan pada lesi Hurley stadium III. [3,5]
Insisi dan Drainase
Insisi dan drainase merupakan tindakan yang dilakukan saat terdapat abses. Tindakan ini bertujuan untuk mengurangi nyeri pada pasien. Lesi solid atau nodul dengan inflamasi merupakan kontraindikasi tindakan ini. [5,13]
Eksisi Luas
Eksisi lesi luas dengan batas lateral jaringan tidak terkontaminasi merupakan terapi surgikal yang memiliki efikasi yang tinggi. Penggunaan terapi ini memiliki tingkat rekurensi yang lebih rendah. Akan tetapi, tindakan eksisi luas dapat menyebabkan morbiditas post operatif, seperti infeksi, perdarahan, dan kontraktur. [5,13]
Eksisi Lokal
Dua jenis eksisi lokal, yaitu deroofing dan skin tissue-saving excision with electrosurgical peeling (STEEP) telah diteliti pada beberapa studi. Tindakan deroofing merupakan tindakan melepaskan “atap” dari abses, kista, atau alur sinus dengan cara elektrosurgikal. Hal ini menyisakan dasar epitelium dan alur sinus. Sedangkan, tindakan STEEP merupakan eksisi lesi sampai dasar epitel dari sinus. Berbeda dengan tindakan eksisi luas, pada tindakan STEEP lapisan lemak kulit disisakan. Setelah tindakan, lesi post operasi dibiarkan terbuka sampai sembuh. [5,18,19]
Potensi Pengobatan Baru
Infliximab baru-baru ini diuji pada sejumlah kecil subjek dengan hidradenitis suppurativa. Hasil uji klinis ini menunjukkan efikasi infliximab dalam menurunkan progresi penyakit. Sejumlah agen biologis lain juga sedang dalam tahap penelitian.
Pengobatan lain dari hidradenitis suppurativa dapat berupa penurunan berat badan, laser hair removal, perawatan laser pada lesi, dan mengurangi friksi pada area yang terdampak. [22]