Diagnosis Hipertensi Portal
Diagnosis hipertensi portal perlu melibatkan anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk mencari tanda dan gejala sirosis hepatis, serta pemeriksaan penunjang seperti USG hepar atau USG abdomen atas. Selain itu, pemeriksaan fungsi liver, profil koagulasi, dan endoskopi (untuk evaluasi komplikasi varises gastroesofagus) juga dapat dilakukan bila perlu.
Anamnesis
Saat anamnesis, dokter perlu menanyakan kondisi-kondisi yang dicurigai bisa menjadi penyebab hipertensi portal. Contoh kondisi-kondisi tersebut adalah:
- Riwayat kuning (jaundice) yang menandai kemungkinan adanya hepatitis akut sebelumnya, gangguan hepatobilier, dan penyakit hati akibat obat tertentu. Rekurensi jaundice juga menandakan reaktivasi, infeksi virus lain, atau onset dekompensasi hepatik
- Riwayat transfusi darah, penggunaan obat-obatan suntik, dan perilaku seks berisiko yang meningkatkan kemungkinan infeksi virus hepatitis B dan hepatitis C
- Riwayat kecanduan alkohol
- Riwayat penyakit sebelumnya, seperti schistosomiasis saat masih kanak-kanak, hepatitis autoimun, atau steatohepatitis nonalkoholik
Selain itu, dokter juga perlu menganamnesis gejala yang mungkin muncul karena komplikasi hipertensi portal. Contoh gejala tersebut adalah sebagai berikut:
- Hematemesis dan melena yang merupakan tanda varises esofagus dan gaster
- Pembesaran perut akibat ascites dan adanya vena-vena yang membesar di perut (kaput medusa) yang merupakan tanda sirosis hepatis
- Perubahan status mental seperti letargi, iritabilitas, dan somnolen yang dapat menandakan ensefalopati
- Hematochezia yang menjadi tanda perdarahan akibat colopathy[1,3,4]
Pemeriksaan Fisik
Hasil yang dapat ditemukan dari pemeriksaan fisik pasien hipertensi portal adalah kaput medusa pada inspeksi abdomen, distensi abdomen akibat ascites, dan edema. Pada palpasi, dokter bisa menemukan pembesaran limpa dan pekak beralih. Jika pasien mengalami melena dan hematemesis masif, pasien bisa tampak pucat akibat anemia.
Sebagai konsekuensi pembentukan kolateral portosistemik, pasien juga bisa memiliki hemoroid dan hernia paraumbilikal. Stigmata sirosis juga dapat ditemukan pada pasien sebagai penyebab tersering hipertensi portal, yaitu jaundice, gynecomastia, erythema palmaris, spider nevi, atrofi testis, dan asterixis akibat ensefalopati hepatikum.[3,15]
Diagnosis Banding
Diagnosis banding hipertensi portal adalah kondisi-kondisi lain yang juga menimbulkan gejala serupa, seperti perdarahan gastrointestinal, malignansi, dan hipoalbuminemia.
Diagnosis Banding Gejala Perdarahan Gastrointestinal
Pasien hipertensi portal dengan tekanan vena >12 mmHg dapat mengalami varises gastroesofagus sebagai komplikasi. Ketika komplikasi ini muncul, perdarahan saluran gastrointestinal atas dapat terjadi dan biasanya ditandai dengan hematemesis dan/atau melena. Diagnosis banding dari perdarahan gastrointestinal atas akut akibat varises esofagus bisa berupa ulkus peptikum dan esophagitis.
Diagnosis ini dapat dibedakan melalui pemeriksaan penunjang endoskopi. Pada endoskopi, ulkus peptikum akan tampak sebagai ulkus halus, teratur, tepi membulat, dan dasar ulkus sering terisi eksudat. Pada esophagitis, ditemukan eritema, erosi mukosa, lesi eksudatif, ulkus superfisial atau dalam, stenosis, dan jaringan parut pada mukosa esofagus. Pada varises gastroesofagus, didapatkan struktur pembuluh darah yang menonjol ke dalam lumen esofagus dan/atau lambung.[4,16]
Gastrointestinal Vascular Ectasia
Diagnosis banding lainnya adalah gastrointestinal vascular ectasia (GAVE) yang juga berhubungan dengan sirosis dan sulit dibedakan dari gastropati hipertensi portal. Proses membedakan kedua penyakit ini penting karena keduanya memerlukan terapi berbeda.
GAVE diobati dengan terapi termoablatif, sedangkan gastropati diobati dengan tindakan untuk mengurangi tekanan porta. Perbedaan GAVE dari gastropati hipertensi portal yang terlihat pada endoskopi adalah lokasi lesi yang dominan di antrum dan pola lesi linier klasik.[16,17]
Diagnosis Banding Ascites
Diagnosis banding ascites pada hipertensi portal dapat ditemukan pada penyakit lain seperti malignansi, hipoalbuminemia, dan peritonitis. Parasentesis abdomen digunakan untuk menentukan penyebab ascites dan mengesampingkan peritonitis bakteri spontan.
Serum ascites albumin gradient (SAAG) meningkat pada hipertensi portal. Akurasinya mencapai 97–98% dengan nilai batas 1,1 g/dL. SAAG <1,1 g/dL ditemukan pada proses peritoneal, seperti karsinomatosis atau tuberkulosis. Pasien dengan ascites chylous mungkin mengalami hipoalbuminemia, penurunan kadar gamma globulin, dan limfopenia.[4,18]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk mendukung diagnosis hipertensi portal adalah pencitraan, endoskopi, dan pemeriksaan laboratorium.
Pencitraan
Ultrasonografi (USG) Doppler dupleks merupakan modalitas pencitraan noninvasif dan terjangkau untuk menilai anatomi vena porta dan sistem hepatobilier. Pada USG, dokter dapat menemukan dilatasi vena porta, portal flow mean velocity <12 cm/detik, peningkatan echo hepar, splenomegali, oklusi trombus vena porta, ascites, dan kolateral portosistemik. Modalitas CT scan atau MRI juga dapat digunakan untuk mengevaluasi hipertensi portal jika hasil USG inkonklusif.[4,15]
Endoskopi
Endoskopi diindikasikan untuk menilai pasien hipertensi portal dengan komplikasi perdarahan gastrointestinal akut akibat ruptur varises gastroesofagus. Pemeriksaan ini dianjurkan setelah pasien mendapat resusitasi awal terkait komplikasi tersebut.
Endoskopi gastrointestinal mampu memvisualisasikan sekaligus melakukan prosedur biopsi dari mukosa esofagus, gaster, dan duodenum. Jika pada endoskopi terdapat perdarahan aktif atau perdarahan baru, ligasi varises esofagus perlu dilakukan.[15,16]
Pengukuran Hepatic Venous Pressure Gradient (HVPG)
Pemeriksaan HVPG menjadi alat diagnostik untuk menilai hipertensi portal dan derajat keparahannya. Pengukuran HVPG dilakukan dengan panduan fluoroskopi yang digunakan untuk memimpin kateter ke vena hepatika kanan utama melalui akses vena jugularis interna, antekubital, atau femoralis. Prosedur ini dilakukan oleh ahli radiologi intervensi dengan anestesi lokal dan sedasi.
Nilai HVPG >5 mmHg sudah menggambarkan hipertensi portal. Komplikasi varises esofagus secara umum tidak mengalami perdarahan jika HVPG dipertahankan tetap <12 mmHg. Penurunan HVPG >20% dapat mengurangi risiko perdarahan varises terlepas dari nilai dasarnya.[18,19]
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan darah lengkap, fungsi hati, dan profil koagulasi. Pada pemeriksaan darah lengkap, dokter bisa menemukan trombositopenia, anemia, dan leukopenia pada pasien sirosis.
Pemeriksaan hemoglobin dan hematokrit serial dapat dilakukan untuk mengevaluasi perdarahan gastrointestinal yang sedang berlangsung. Lakukan pula cross-match pada pasien anemia.
Pemeriksaan profil koagulasi juga dapat dilakukan karena pasien dengan hipertensi portal umumnya memiliki gangguan fungsi hati yang dapat memperpanjang prothrombin time (PT) dan activated partial thromboplastin time (aPTT). Pemeriksaan fungsi hati (enzim liver) juga diperlukan, terutama pada pasien sirosis.[1,3]