Patofisiologi Trombositopenia
Patofisiologi trombositopenia meliputi dua mekanisme utama, yaitu penurunan produksi trombosit dan peningkatan destruksi trombosit. Penurunan produksi umumnya disebabkan oleh keganasan pada sumsum tulang, sedangkan peningkatan destruksi diperantarai oleh komplemen serta dimediasi oleh autoantibodi.[1,2,9,11]
Trombosit berasal dari fragmentasi megakariosit yaitu sel hematopoietik yang berada di sumsum tulang. Trombosit memiliki waktu paruh 8 hari untuk berada pada sirkulasi darah, kemudian trombosit akan mengalami apoptosis.[1,2,9,11]
Penurunan Produksi Trombosit
Trombopoiesis merupakan proses pembentukan trombosit yang berlangsung di dalam sumsum tulang belakang. Megakariosit merupakan sel prekursor dari trombosit. Regulasi kunci dari trombopoiesis adalah thrombopoietin (TPO). TPO merupakan hormon yang disintesis oleh hepar dan berfungsi untuk stabilisasi keberlangsungan hidup dari megakariosit serta proliferasi megakariosit.
Beberapa mediator inflamasi juga berperan dalam proses trombopoiesis yaitu interleukin-3 (IL-3), interleukin-6 (IL-6), dan interleukin-11 (IL-11). Stem cell factor (SCF) juga memiliki efek sinergis dengan TPO pada trombopoiesis.
Reduksi jumlah megakariosit akibat destruksi dari stem cell maupun proses apoptosis dari megakariosit dapat menyebabkan penurunan produksi trombosit. Proses destruksi megakariosit dapat dimediasi oleh defisiensi TPO maupun proses autoantibodi.
Inhibitor nuclear factor kappa beta (NF-Kb) berperan dalam mencegah pembentukan trombosit dari megakariosit. Perubahan bentuk dan ukuran dari megakariosit juga dapat mempengaruhi produksi trombosit. Salah satu penyebab dari megakariopoiesis yang tidak efektif adalah defisiensi vitamin B-12 serta defisiensi asam folat.[1,2,9,11]
Peningkatan Destruksi Trombosit
Destruksi perifer trombosit dapat menyebabkan trombositopenia melalui mekanisme yang diperantarai oleh komplemen dan antibodi. Destruksi trombosit yang dimediasi autoantibodi dapat diinduksi oleh obat-obatan yang dikonsumsi, infeksi maupun gangguan autoimun.
Mekanisme gangguan autoantibodi pada kondisi trombositopenia disebabkan oleh absennya toleransi imunologis terhadap autoantigen pada trombosit dalam tubuh. Disregulasi dari respon sel T menyebabkan ketidakseimbangan dari rasio sel T helper yaitu Th1 dan Th2 (Th1/Th2 ratio) yang dapat menimbulkan hiperaktivitas dan produksi dari sel T sitotoksik.
Hiperaktivitas dari sel T sitotoksik dapat meningkatkan destruksi trombosit. Sel B berperan dalam memfasilitasi produksi autoantibodi serta akselerasi klirens trombosit. Autoantibodi mengopsonisasi trombosit dan menyebabkan aktivasi komplemen serta peningkatan fagositosis dan apoptosis dari trombosit.[1,9,12]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini