Penatalaksanaan Trombositopenia
Penatalaksanaan farmakologi trombositopenia di antaranya pemberian kortikosteroid, intravenous immunoglobulin (IVIg) dan agen thrombomimetic. Selain bertujuan untuk mencapai jumlah trombosit yang normal melalui pemberian transfusi trombosit, dalam penatalaksanaan trombositopenia perlu mengobati underlying disease. Terapi suportif dan terapi farmakologi bertujuan untuk menormalkan kadar trombosit dan memperbaiki keadaan umum pasien.[2,6,31]
Transfusi Trombosit Pekat (Concentrate Platelets)
Indikasi pemberian trombosit pekat adalah kasus perdarahan yang ditimbulkan akibat trombositopenia (jumlah trombosit <50.000 sel/µL), dapat juga diberikan pada pasien yang menjalani prosedur operasi maupun prosedur invasif lainnya dengan jumlah trombosit <50.000 sel/µL.[2,6,31]
Transfusi trombosit pekat sebagai profilaksis dapat diberikan pada semua kasus trombositopenia yang berhubungan dengan hipoplasia sumsum tulang akibat kemoterapi serta aplasia primer sumsum tulang (dengan jumlah trombosit 5.000‒10.000 sel/µL). Pemberian produk trombosit pekat ditransfusikan secara intravena dengan menggunakan filter yang telah terstandarisasi dan pemberiannya disesuaikan atau sama dengan golongan darah pasien.
Transfusi trombosit pekat tidak efektif pada pasien yang mengalami destruksi trombosit seperti pada kasus trombositopenia imun dan TTP. Pada kasus tersebut pemberian transfusi trombosit pekat hanya diberikan bila terdapat perdarahan yang aktif. Trombositopenia yang disebabkan oleh sepsis atau hipersplenisme akan refrakter terhadap transfusi trombosit.
Reaksi yang dapat timbul pada transfusi trombosit adalah menggigil, demam, dan reaksi alergi. Pilihan antipiretik untuk mengatasi demam pada transfusi trombosit pekat sebaiknya bukan golongan aspirin, karena dapat menghambat agregasi trombosit dan fungsi trombosit.
Pemberian dosis transfusi pada perdarahan yang disebabkan karena trombositopenia adalah 1 unit/10 kgBB. Pada orang dewasa biasanya diperlukan 5-7 unit trombosit pekat. Satu kantong trombosit pekat berasal dari 450 mL darah lengkap dan diperkirakan dapat meningkatkan jumlah trombosit sebesar 9.000‒11.000/µL/m² luas permukaan tubuh.[2,6,31]
Pada pasien dewasa dengan berat badan 70 kg, pemberian satu kantong trombosit pekat dapat meningkatkan trombosit sebesar 5000‒10.000 sel/µL. Untuk perhitungan akurat corrected count increment (CCI) dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
- CCI = corrected count increment atau peningkatan jumlah trombosit yang dikoreksi
- Post tx plt ct = jumlah trombosit pasca transfusi trombosit (sel/µL)
- Pre tx plt ct = jumlah trombosit sebelum transfusi trombosit (sel/µL)
- BSA = body surface area atau luas permukaan tubuh (m²)
- Plt transfused = jumlah trombosit yang ditransfusi
Evaluasi keberhasilan transfusi trombosit dapat dipantau dengan menghitung jumlah trombosit (CCI) 1 jam pasca transfusi, dengan hasil CCI >7,5‒10 x 10⁹/L atau CCI >4,5 x 10⁹/L yang diperiksa 18‒24 jam pasca transfusi trombosit pekat.[31,41]
Terapi Suportif
Terapi suportif trombositopenia diperlukan bagi pasien dengan penyakit kritis seperti syok sepsis, dan pasien dengan komplikasi berat yang membutuhkan perawatan di intensive care unit (ICU). Manajemen suportif berupa pemberian cairan dan elektrolit, penggunaan ventilator bila terjadi gagal napas, serta pemberian vasopressor bila dibutuhkan.[2,6,31]
Terapi Farmakologi
Terapi farmakologi pada trombositopenia disesuaikan dengan underlying disease. Terapi farmakologi trombositopenia pada kondisi trombositopenia imun meliputi pemberian imunoglobulin, kortikosteroid dan thrombopoietin receptor agonist, yang dapat diberikan pada pasien dengan jumlah trombosit <30.000/µL.
Agen thrombopoietin receptor agonists seperti romiplostim dapat meningkatkan kadar trombosit pada immune thrombocytopenic purpura (ITP) dengan meningkatkan produksi trombosit.[2,12,31]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini