Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Diseksi Aorta general_alomedika 2025-01-13T13:34:07+07:00 2025-01-13T13:34:07+07:00
Diseksi Aorta
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Diseksi Aorta

Oleh :
dr. Audrey Amily
Share To Social Media:

Prinsip penatalaksanaan diseksi aorta adalah mengendalikan robekan yang terjadi dan melakukan repair robekan. Robekan pada lapisan dinding aorta harus dikontrol dengan pengendalian tekanan darah. Tekanan darah pasien dibuat menjadi lebih rendah untuk mengurangi progresivitas diseksi aorta.[1-3]

Pada diseksi aorta tipe A, pembedahan menjadi penatalaksanaan pilihan. Sementara itu, pada diseksi aorta tipe B, penatalaksanaan pilihan adalah medikamentosa. Bedah pada kasus diseksi aorta tipe B umumnya dilakukan pada diseksi aorta tipe B yang memiliki komplikasi.[1-3]

Diseksi Aorta Tipe A

Pada diseksi aorta tipe A, pembedahan sangat dibutuhkan dengan cepat. Mortalitas meningkat 50% bila bedah tidak dilakukan dalam 48 jam sejak onset gejala. Terapi farmakologi dibutuhkan untuk mengendalikan tekanan darah dan irama jantung.[2,3]

Pembedahan

Tujuan pembedahan pada pasien diseksi aorta tipe A adalah untuk mencegah ruptur aorta dan tamponade perikardium, serta untuk mencegah regurgitasi aorta. Setelah pembedahan, aliran darah yang sempat terganggu karena pembentukan false lumen akan kembali normal.[3]

Pembedahan pada diseksi tipe A mencakup eksisi robekan tunika intima, penutupan false lumen yang terbentuk, rekonstruksi aorta menggunakan graft, dan reimplantasi arteri koroner. Perbaikan katup aorta dapat dilakukan bila ada regurgitasi aorta. Waktu penyembuhan dari pembedahan pada diseksi aorta berkisar 7–10 hari.[1-3]

Terapi Farmakologi

Penatalaksanaan farmakologi pada diseksi aorta bertujuan untuk menurunkan tekanan darah arteri dan shear stress yang dapat mempropagasi diseksi. Beta blocker dapat digunakan bersama agen intravena lain seperti nitroprusside. Calcium channel blocker dapat menjadi pilihan pada pasien dengan kontraindikasi terhadap beta blocker atau menjadi terapi tambahan. Idealnya, tekanan darah yang terus dipantau adalah tekanan intraarterial. Pasien sebaiknya dirawat di ICU.[3]

Penatalaksanaan farmakologi pada diseksi aorta tipe A mengutamakan kontrol tekanan darah dan irama jantung. Beta blocker seperti metoprolol dan bisoprolol menjadi obat pilihan karena dapat mengontrol tekanan darah dan denyut jantung. Target tekanan darah sistolik adalah 100–120 mmHg dan denyut jantung yang diharapkan adalah 60 kali per menit.[3]

Diseksi Aorta Tipe B

Penatalaksanaan diseksi aorta tipe B diutamakan dengan medikamentosa terlebih dahulu. Umumnya, pembedahan pada diseksi aorta tipe B dilakukan apabila penyakit memburuk secara cepat, terjadi ruptur aorta, atau terjadi malperfusi organ vital.[1-3]

Terapi Farmakologi

Obat-obatan golongan beta blocker menjadi lini pertama untuk mengontrol tekanan darah pada pasien diseksi aorta tipe B. Bila beta blocker terkontraindikasi, golongan calcium channel blocker seperti diltiazem atau verapamil dapat menjadi alternatif.[1-3]

Bila tekanan darah masih belum dapat dikontrol, obat golongan angiotensin converting enzyme inhibitor (ACEI) atau angiotensin receptor blocker (ARB) yang diberikan secara intravena perlu dipertimbangkan. Target tekanan darah sistolik adalah 100–120 mmHg dan denyut jantung yang diharapkan adalah 60 kali per menit.[1-3]

Rasa nyeri yang bertambah berat sering terjadi pada pasien diseksi aorta. Analgesik perlu diberikan karena rasa nyeri yang memberat bisa berkaitan dengan peningkatan tekanan darah. Morfin adalah analgesik pilihan pada kasus diseksi aorta.[1,3]

Pembedahan

Indikasi pembedahan pada diseksi aorta tipe B adalah:

  • Diseksi aorta tipe B dengan komplikasi, yaitu ruptur aorta atau malperfusi yang menyebabkan iskemia di organ viseral, ginjal, medulla spinalis, dan ekstremitas bawah
  • Terjadi robekan aorta yang meluas dengan cepat hingga aortic arch atau hingga bagian proksimal dari aorta descendens
  • Adanya rasa nyeri yang semakin progresif dan tidak membaik dengan terapi farmakologi[1-3]

Tujuan pembedahan pada diseksi aorta tipe B ini adalah untuk mereseksi robekan awal pada lapisan intima dan merekonstruksi aorta descendens agar aliran darah kembali normal, sehingga memperbaiki iskemia organ. Teknik bedah yang menjadi pilihan pada diseksi aorta tipe B adalah thoracic endovascular aortic repair (TEVAR).[3]

 

 

Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur

Referensi

1. Juang D, Braverman A, Eagle K. Aortic Dissection. American Heart Association. 2008;118:507-510.
2. Criado FJ. Aortic Dissection. 8th Current Trends in Aortic and Cardiothoracic Surgery. 2011;38(6): 694-700.
3. Fukui T. Management of acute aortic dissection and thoracic aortic rupture. Journal of Intensive Care. 2018;6(15):1-8.

Diagnosis Diseksi Aorta
Prognosis Diseksi Aorta

Artikel Terkait

  • Pelebaran Mediastinum pada Rontgen Thorax Pasien Dewasa
    Pelebaran Mediastinum pada Rontgen Thorax Pasien Dewasa
  • Diagnosis Sindrom Aorta Akut dengan USG dan D-dimer – Telaah Jurnal Alomedika
    Diagnosis Sindrom Aorta Akut dengan USG dan D-dimer – Telaah Jurnal Alomedika
Diskusi Terbaru
dr. Siti Wahida Aminina
Dibalas kemarin, 13:41
Sertifikat dr alomedika di tolak di plafom skp
Oleh: dr. Siti Wahida Aminina
2 Balasan
Izin bertanya, adakah sertifikat dokter dokter di tolak dr flatfom skp, kenapa ya? Apa salah masukkan data apa gimana?
dr. Eunike
Dibalas kemarin, 18:00
Tinea di groin yang berulang - ALOPALOOZA Dermatologi
Oleh: dr. Eunike
2 Balasan
Alo Dok. Pasien perempuan 40 tahun dengan keluhan gatal dan rash di selangkangan berulang, apakah perlu salep antijamur kombinasi dengan steroids, ya, karena...
dr.Eurena Maulidya Putri P
Dibalas kemarin, 18:49
Ikuti Webinar ber-SKP Kemkes - Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium - Selasa, 27 Mei 2025, Pukul 11.00 – 12.30 WIB
Oleh: dr.Eurena Maulidya Putri P
3 Balasan
ALO Dokter!Ikuti Webinar Alomedika ber-SKP Kemkes "Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium" untuk mempelajari seberapa efektif kalsium dalam mencegah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.