Prognosis Diseksi Aorta
Prognosis diseksi aorta cenderung buruk. Sekitar 20% pasien dilaporkan meninggal sebelum mendapatkan perawatan. Mortalitas juga semakin meningkat sekitar 1–3% per jam bila pasien tidak ditangani. Komplikasi yang dapat disebabkan oleh diseksi aorta berkaitan dengan kelainan katup aorta dan komplikasi neurologis.[1,2]
Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi pada pasien dengan diseksi aorta adalah regurgitasi aorta. Regurgitasi aorta dilaporkan terjadi pada 40–75% pasien dengan diseksi aorta tipe A, tetapi juga bisa terjadi pada pasien dengan diseksi aorta tipe B.[2,3]
Kerusakan katup jantung dan iskemia otot jantung bisa menyebabkan gagal jantung dan syok kardiogenik. Komplikasi lain yang sering terjadi adalah iskemia pada organ sekitar, seperti iskemia miokard dan iskemia pada pembuluh darah mesenterika.[2,3]
Komplikasi neurologis juga dapat terjadi, yang ditandai dengan penurunan kesadaran. Komplikasi neurologis ini disebabkan oleh penurunan aliran darah ke otak, sehingga menyebabkan malperfusi serebral, hipotensi, dan tromboemboli distal.[3,8]
Prognosis
Diseksi aorta akut memiliki morbiditas dan mortalitas yang tinggi dibanding diseksi aorta kronis. Pasien dengan diseksi aorta tipe A yang sudah menjalani pembedahan memiliki mortalitas sebesar 30%. Selain itu, mortalitas didapati lebih tinggi pada pasien yang hanya mendapat penanganan farmakoterapi, yaitu sebesar 60%.[9]
Pada diseksi aorta tipe B, pasien yang sudah mendapat pengobatan memiliki mortalitas sebesar 10%. Mortalitas justru didapatkan lebih tinggi pada pasien yang menjalani bedah, yaitu sebesar 30%.[9]
Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur