Edukasi dan Promosi Kesehatan Ruptur Tendon Achilles
Edukasi dan promosi kesehatan ruptur tendon Achilles tidak hanya diberikan pada atlet, tetapi pada semua orang. Meski dengan langkah-langkah pencegahan, ruptur tendon Achilles tetap dapat terjadi, pasien diedukasi untuk tetap berolahraga agar otot dan range of motion terjaga.
Edukasi Pasien
Edukasi pada pasien mengenai ruptur tendon Achilles adalah penyakit ini merupakan risiko yang dapat terjadi ketika berolahraga. Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit ini, yaitu penggunaan kortikosteroid seperti prednison, penggunaan antibiotik golongan kuinolon seperti ciprofloxacin dan levofloxacin.
Riwayat ruptur tendon Achilles sebelumnya dan pasien dengan riwayat transplantasi ginjal juga meningkatkan risiko terjadinya ruptur tendon tersebut. Namun, sangat penting untuk semua pasien mengetahui bahwa kurangnya pemanasan sebelum olahraga dan aktivitas yang terlalu berat juga dapat menyebabkan ruptur tendon Achilles.
Ruptur tendon Achilles biasanya terjadi saat mengalami cedera pada saat aktivitas olahraga dan kemungkinan ankle sprain dan fraktur harus dieksklusi ketika terjadi cedera.[2,27]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit ruptur tendon Achilles adalah melakukan pemanasan sebelum olahraga, melakukan penguatan fleksor plantar pergelangan kaki eksentrik, berolahraga rutin, dan menggunakan orthotic korektif pada pasien dengan kelainan bentuk kaki.
Pemanasan Sebelum Olahraga
Periode pemanasan sebelum olahraga dapat meningkatkan suhu jaringan dan mempersiapkan tendon terhadap pembebanan. Kemampuan pemanjangan serat tendon juga dapat meningkat seiring pemanasan dilakukan. Penambahan aktivitas peregangan sebelum olahraga juga diduga dapat menambah kemampuan pemanjangan serat tendon.
Penguatan Fleksor Plantar Pergelangan Kaki
Penguatan fleksor plantar pergelangan kaki eksentrik dilaporkan dapat menurunkan risiko ruptur tendon Achilles.
Olahraga Rutin
Olahraga rutin dapat menjaga suplai darah, meningkatkan hipertrofi tendon, meningkatkan pengiriman nutrisi, dan menurunkan akumulasi kelelahan serat tendon. Olahraga juga mampu menjaga kadar kolagen dalam tendon, tetapi mengurangi kadar kolagen tipe III yang bersifat lebih lemah.
Pada pasien yang menjalani tindakan pembedahan, protected weight bearing lebih direkomendasikan dalam waktu ≤2 minggu, dan pasien dapat kembali berolahraga dalam 3-6 bulan. Pada pasien yang diobati secara konservatif, tidak ada rekomendasi waktu tertentu terkait hal ini, sehingga keputusan klinis sebaiknya melihat keadaan masing-masing pasien.[2]
Orthotic Korektif
Pada pasien dengan kelainan bentuk kaki, seperti varus dan valgus, penggunaan orthotik korektif dapat dilakukan untuk mengatasi malalignment.[1]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja