Etiologi Henoch-Schonlein Purpura
Etiologi Henoch-Schonlein purpura (HSP) atau vaskulitis IgA sampai saat ini masih belum diketahui secara jelas. Vaskulitis pada HSP dilaporkan terjadi karena deposit kompleks imun yang terbentuk dari antibodi IgA dan antigen. Antigen stimulan ini dapat berasal dari virus/bakteri tertentu, obat tertentu, atau vaksinasi tertentu.
Sebagian besar kasus HSP muncul setelah infeksi saluran pernapasan atas. Agen infeksi yang paling sering menjadi pencetus HSP adalah Streptococcus grup A. Namun, berbagai jenis bakteri dan virus lain yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan juga dapat mencetuskan HSP. Kondisi seperti cacar air, campak, tifoid, kolera, sengatan serangga, dan hepatitis juga dapat mencetuskan HSP.[5,8]
Penelitian lain juga menyebutkan bahwa HSP terjadi setelah vaksinasi tertentu. Vaksin campak, tifoid, serta paratifoid A dan B diketahui dapat mencetuskan Henoch-Schonlein purpura. Selain itu, penggunaan obat-obatan tertentu juga dapat mencetuskan HSP, misalnya ampicillin, erythromycin, penisilin, losartan, dan cytarabine.[5]
Faktor Risiko
Dari sisi usia, Henoch-Schonlein purpura dilaporkan paling sering terjadi pada anak, terutama yang berusia 2–11 tahun. Kasus ini juga lebih banyak terjadi pada anak laki-laki daripada anak perempuan (2:1). Sementara itu, dari sisi ras, ras kulit putih dan Asia lebih sering mengalami HSP dibandingkan ras kulit hitam.[5]