Penatalaksanaan Henoch-Schonlein Purpura
Penatalaksanaan Henoch-Schonlein purpura (HSP) umumnya bersifat suportif. Hal ini dikarenakan sebagian besar kasus HSP bersifat self-limiting. Selain itu, hingga saat ini belum ada penatalaksanaan definitif untuk HSP. Tata laksana yang dapat diberikan meliputi pemenuhan hidrasi, istirahat, dan terapi sesuai gejala individual yang ada.
Terapi Suportif
Terapi suportif yang diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan cairan pasien dan proses perawatan ulkus bila terbentuk. Apabila kebutuhan cairan tidak dapat tercukupi melalui intake oral, dapat dipertimbangkan pemberian cairan secara parenteral. Perawatan luka perlu dilakukan terutama pada lesi kulit yang dominan dan disertai infeksi sekunder. Selain itu, dokter juga perlu menghentikan konsumsi obat pasien bila HSP yang dialami memang dicetuskan oleh suatu obat tertentu.[2,20]
Terapi Medikamentosa
Terapi medikamentosa definitif dan kuratif untuk Henoch-Schonlein purpura saat ini belum tersedia. Terapi medikamentosa yang diberikan bersifat suportif untuk mengatasi gejala-gejala yang dialami (simtomatik).
Analgesik
Analgesik yang dapat diberikan adalah paracetamol dan non-steroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs). Pemberian analgesik ini bertujuan untuk mengatasi nyeri sendi. Namun, pemberian NSAIDs dikontraindikasikan pada pasien dengan perdarahan aktif saluran cerna dan glomerulonefritis. NSAIDs dapat memperburuk perdarahan saluran cerna dan dapat mengganggu perfusi ginjal.[5,20]
Glukokortikoid
Beberapa penelitian menemukan bahwa glukokortikoid dapat memperpendek durasi nyeri abdomen yang dirasakan pasien. Contoh yang sering digunakan adalah prednison dengan dosis 1–2 mg/kgBB. Obat ini diberikan pada pasien dengan nyeri hebat yang memerlukan perawatan di rumah sakit tetapi masih dapat mengonsumsi obat oral.
Pada pasien dengan gangguan intake oral, dapat diberikan metilprednisolon secara parenteral dengan dosis 0,8–1,6 mg/kgBB/hari. Pemberian glukokortikoid dapat menurunkan reaksi inflamasi. Obat ini harus diturunkan dosisnya secara berkala dalam 4–8 minggu untuk mencegah efek rebound.[5,20]
Imunosupresan
Obat golongan imunosupresan dapat dipertimbangkan untuk HSP. Namun, tidak semua kasus HSP membutuhkan imunosupresan. Pemberian imunosupresan hanya dilakukan pada pasien Henoch-Schonlein purpura dengan nyeri hebat yang tidak membaik dengan glukokortikoid. Contoh obat yang dapat digunakan adalah siklofosfamid, azathioprine, siklosporin A, dan mycophenolate mofetil.
Pemberian obat ini dapat dikombinasi dengan golongan glukokortikoid. Selain itu, obat golongan ini juga dapat diberikan pada kasus HSP dengan glomerulonefritis progresif dan perdarahan yang melibatkan paru dan otak.[21]
Plasmapheresis
Plasmapheresis dapat diberikan pada kasus HSP yang disertai gagal ginjal. Namun, sampai saat ini masih terjadi perdebatan terkait manfaat dan efek samping yang dapat ditimbulkan. Suatu penelitian melaporkan resolusi yang baik setelah plasmapheresis pada anak dengan Henoch-Schonlein purpura yang disertai nefritis.
Plasmapheresis juga dapat dikombinasikan dengan obat glukokortikoid. Dalam hal ini, plasmapheresis berfungsi untuk mengatasi masalah ginjal sementara glukokortikoid berfungsi untuk mengatasi nyeri hebat yang dialami pasien.[20,21]
Intravenous Immunoglobulin (IVIG)
Pemberian IVIG terbukti bermanfaat pada salah satu penelitian pada pasien HSP dengan nefropati. Namun, praktik ini masih memerlukan penelitian lanjutan dengan skala yang lebih besar sebelum dapat diterapkan sebagai tata laksana rutin.[21]