Prognosis Tetanus Neonatorum
Prognosis pasien yang menderita tetanus neonatorum atau TN sangat buruk bila tidak mendapatkan penanganan yang tepat. Tanpa penanganan medis, TN berujung pada kematian pada 50–95% kasus. Berbagai komplikasi fatal yang mungkin terjadi adalah hipotermia, gagal napas, dan henti jantung mendadak.[40]
Komplikasi
Komplikasi tetanus neonatorum dapat melibatkan berbagai sistem organ, termasuk pernapasan, kardiovaskuler, ginjal, dan gastrointestinal. Komplikasi yang mengancam jiwa ini terangkum pada tabel di bawah.[3]
Tabel 2. Komplikasi Fatal dan Non-Fatal Tetanus
Sistem Organ | Komplikasi |
Respirasi | Aspirasi jalan napas Laringospasme Obstruksi jalan napas imbas sedasi Apnea Hipoksia Gagal napas tipe I dan II Sindrom distres pernapasan akut Pneumonia terkait ventilator |
Kardiovaskuler | Takikardia Hipertensi Iskemia miokard Takiaritmia dan bradiaritmia Gagal jantung |
Renal | Gagal ginjal Stasis urine Infeksi saluran kemih |
Gastrointestinal | Gastroparesis Ileus Diare Perdarahan saluran cerna |
Lainnya | Penurunan berat badan Kejadian tromboemboli Sepsis dan gagal organ multipel Fraktur vertebra Avulsi tendon |
Sumber: dr. Sunita, 2020.
Prognosis
Tetanus neonatorum (TN) masih menjadi salah satu penyakit infeksi dengan mortalitas yang tinggi, khususnya pada pasien yang tidak mendapat penanganan medis. Apabila tidak mendapatkan penanganan medis yang adekuat, 50–95% kasus TN akan berujung pada kematian. Angka ini dapat ditekan hingga 15–40% apabila pasien mendapat penanganan di unit rawat intensif.[22,32,39,40]
Sementara itu, prediksi durasi perawatan tetanus di unit rawat intensif yang panjang (3–5 minggu) membuat risiko komplikasi yang berkaitan dengan tindakan perawatan semakin meningkat, misalnya pneumonia akibat ventilasi mekanik berkepanjangan, pemulihan kesadaran yang lama akibat sedasi, dan stenosis jalan napas pasca trakeostomi.[3]
Beberapa studi telah mempelajari faktor-faktor yang berkaitan dengan prognosis buruk pada pasien TN. Lambo, et al. dalam tinjauan sistematik mereka mengidentifikasi bahwa neonatus dengan berat lahir rendah memiliki peluang mortalitas akibat TN 2 kali lebih besar daripada neonatus dengan berat lahir normal. Selain itu, usia saat onset ≤6 hari juga berkaitan dengan peningkatan kematian akibat TN.[40]
Penelitian lain mengungkap bahwa usia bayi yang muda dan berat badan yang rendah berkaitan dengan peningkatan risiko kematian akibat TN. Onset penyakit yang semakin pendek, leukositosis, dan penundaan akses ke fasilitas kesehatan juga dapat menjadi indikator mortalitas.[22]
Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur