Diagnosis Abrasi dan Erosi Gigi
Diagnosis abrasi dan erosi gigi yang akurat dapat ditegakan melalui anamnesis yang mendalam mengenai faktor penyebab dari riwayat medis dan riwayat dental, disertai pemeriksaan fisik.
Anamnesis
Anamnesis abrasi dan erosi gigi dipengaruhi oleh tingkat kedalaman dari kerusakan jaringan gigi. Umumnya, abrasi dan erosi gigi pada lapisan enamel tidak bergejala, dan hanya menunjukan kehilangan jaringan pada permukaan gigi sehingga lebih sering keluhan pasien dari segi estetika. [2,3,6]
Abrasi dan erosi gigi yang telah mencapai lapisan dentin memiliki gejala hipersensitivitas dentin. Jika dentin terekspos pada lingkungan rongga mulut, akibat kehilangan lapisan enamel atau cementum, maka keluhan pasien adalah rasa nyeri yang tajam jika terkena rangsangan eksternal, seperti konsumsi dingin atau panas, atau saat sikat gigi. Hal ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari pasien seperti makan, minum, menyikat gigi, bahkan kadang-kadang saat bernafas.[2,3,6]
Pada kondisi akut, nyeri hipersensitivitas dentin dapat menyebabkan nyeri parah, sedangkan pada kondisi kronis hanya menyebabkan nyeri ringan atau rasa tidak nyaman.[2,3,6]
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik gigi pada kasus abrasi dan erosi dapat dilakukan dengan inspeksi visual, serta sondasi untuk evaluasi pola keausan/kavitas yang terbentuk. Pola keausan pada permukaan gigi dapat memberikan bukti lesi abrasi dan erosi gigi, beserta dengan etiologinya. [2,6]
Lesi Abrasi Gigi
Lesi abrasi memiliki ukurannya bervariasi, mulai dari depresi yang dangkal dan luas hingga seperti ceruk dalam yang berbentuk baji, dan memiliki batas yang tidak jelas. Abrasi karena bahan makanan biasanya terjadi pada bagian bukal dari molar mandibula dan palatal dari molar maksila.[2,6]
Abrasi karena kebiasaan menyikat gigi yang salah sering terjadi pada bagian servikal dari cement-enamel junction pada permukaan bukal gigi, terutama gigi pada regio caninus, premolar, molar pertama maksila. Sebagian besar lesi abrasi sikat gigi berbentuk V atau baji (50%), sisanya berbentuk bulat (20%) dan kombinasi keduanya (28%).[2,6]
Lesi Erosi Gigi
Erosi gigi pada tahap awal tampak seperti cekungan halus atau keausan yang membulat, sedangkan lesi erosi pada tahap yang lebih lanjut menunjukan gambaran cekungan yang lebih dalam atau disebut cupping. Lokasi lesi erosi tergantung dari paparan penyebabnya. Lesi erosi awal biasanya hanya melibatkan kehilangan dari enamel.[2,3]
Pada gigi anterior, dapat menyebabkan gambaran enamel yang halus dan rata dan hilangnya perikymata. Pada gigi posterior lesi erosi dapat terlihat sebagai pemendekan dari tonjol gigi, depresi pada pit permukaan gigi, dan tambalan gigi, misalnya amalgam, yang lebih menonjol dari permukaan sekitarnya. Erosi gigi pada tahap yang lebih parah ditunjukan dengan kehilangan jaringan enamel yang lebih banyak dan dentin yang terekspos, sehingga biasanya disertai dengan hipersensitivitas dentin.[2,3]
Diagnosis Banding
Diagnosis banding abrasi dan erosi gigi adalah dengan beberapa kondisi yang menyebabkan kavitas pada enamel dan dentin, misalnya karena karies gigi atau lesi abfraksi. [2,3,13]
Karies Dentis
Lesi abrasi dan erosi dapat dengan mudah dibedakan dengan karies dentis karena lesi abrasi dan erosi memiliki batas yang jelas dan rata. Berbeda dengan lesi karies yang memiliki batas kasar dan tidak teratur. Selain itu, lesi karies biasanya memiliki warna yang gelap seperti coklat kehitaman, sedangkan lesi abrasi dan erosi mempunyai warna enamel dan dentin normal karena tidak adanya aktivitas bakteri. [1-3]
Lesi Abfraksi
Abfraksi adalah hilangnya struktur enamel dan dentin, atau sering disebut mikrofraktur dari hydroxyapatite. Terjadi karena tekanan oklusal dan lateral akibat proses mastikasi atau maloklusi, sehingga banyak ditemukan pada pasien bruxism atau gigi dengan premature contact.[1-3]
Tekanan ini akan memberikan tekanan pada bagian servikal sehingga menyebabkan enamel dan dentin lebih rentan terhadap faktor penyebab abrasi dan erosi. Oleh karena itu, lesi abfraksi memberikan gambaran khas yaitu lesi berbentuk V pada bagian servikal dan bukal dengan batas jelas dan licin, terutama pada gigi maksila. Namun lesi ini biasanya ditemukan dengan kombinasi abrasi dan erosi, terutama lebih abrasi akibat sikat gigi. Satu-satunya yang membedakan lesi abfraksi dan lesi abrasi pada daerah servikal adalah etiologinya.[1-3]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang tidak diperlukan untuk kondisi abrasi dan erosi gigi tanpa gejala. Pemeriksaan penunjang seperti radiografi periapikal dapat dilakukan jika lesi abrasi dan erosi dicurigai sudah mendekati atau melibatkan pulpa gigi.[2,3,13,14]
Pada kasus yang jarang, radiografi bitewing juga dapat dilakukan untuk memeriksa lesi abrasi dan erosi di interdental. Selain itu, untuk pengamatan yang lebih akurat terhadap progresifitas keausan gigi perlu dilakukan pengambilan foto, pencetakan model gigi, atau perekaman bentuk gigi secara digital.[2,3,13,14]