Prognosis Abrasi dan Erosi Gigi
Prognosis abrasi dan erosi gigi sangat dipengaruhi oleh kerjasama pasien, terutama dalam menghilangkan kebiasaan buruk yang menjadi etiologi. Kerjasama pasien dapat mencegah timbulnya komplikasi abrasi dan erosi gigi, seperti hipersensitivitas dentin dan pulpitis, karies dentis, gingivitis, dan lesi kombinasi.[2,3,13]
Komplikasi
Komplikasi abrasi dan erosi gigi yang paling sering terjadi adalah hipersensitivitas dentin dan pulpitis. Dan jika abrasi dan erosi gigi tidak ditata laksana maka akan menyebabkan karies dentis, pulpitis, gingivitis, bahkan lesi kombinasi abrasi, erosi, dan abfraksi.
Hipersensitivitas Dentin
Hipersensitivitas dentin terjadi jika lesi cukup dalam dan menyebabkan dentin terekspos. Dentin yang terekspos menyebabkan terbukanya tubulus dentin yang berisi prosesus dari sel odontoblas dan cairan. Terdapat beberapa teori mengenai proses terjadinya hipersensitivitas dentin.[1,2,13]
Salah satu teori disebut teori hidrodinamik, yaitu pergerakan cairan di tubulus dentin memberikan stimulasi pada sel odontoblas dan saraf di sekitarnya. Teori lain menyatakan bahwa stimulus disalurkan oleh prosesus odontoblas langsung pada saraf. Sel saraf yang bertanggung jawab terhadap respon nyeri dari hipersensitivitas dentin adalah saraf A yang termielinasi.[1,2,13]
Pulpitis
Lesi abrasi dan erosi yang bertambah parah dapat menembus ke ruang pulpa dan menyebabkan pulpitis. Pulpitis adalah respon inflamasi akibat jaringan pulpa yang terbuka.[1,2,13]
Karies Dentis
Aksi mikroorganisme tidak terlibat pada perkembangan abrasi dan erosi gigi, tetapi karies dentis dapat muncul di area lesi abrasi maupun erosi sebagai lesi sekunder. Kerusakan jaringan enamel dan dentin akan meninggalkan kavitas yang menyebabkan sisa makanan mudah tertinggal dan membentuk plak. Jika tidak dibersihkan secara adekuat, sisa makanan yang menempel pada kavitas itu dapat memicu aktivitas bakteri penyebab karies, yaitu bakteri Streptococcus mutans.
Selain itu, zat sisa dari proses metabolisme makanan, terutama karbohidrat, oleh bakteri bersifat asam dapat menyebabkan demineralisasi enamel dan dentin sehingga terbentuk karies dentis.[1,2,13]
Gingivitis
Selain pada permukaan insisal dan oklusal, lesi abrasi dan erosi juga bisa terjadi pada bagian servikal gigi. Jika lesi semakin parah maka akan menyebabkan bagian cementum akar terekspos dan meluas ke dentin akar. Seperti karies, lesi abrasi dan erosi juga dapat menyebabkan kavitas yang mudah untuk dilekati oleh plak dan membentuk kalkulus, sehingga dapat menyebabkan gingivitis.[1,2,13]
Lesi Kombinasi
Abrasi dan erosi juga sering muncul sebagai lesi kombinasi dengan lesi lainnya yang menyebabkan keausan jaringan keras gigi, seperti atrisi dan abfraksi.[1,2,13]
Prognosis
Abrasi dan erosi gigi memiliki prognosis yang baik jika pasien dapat menghilangkan etiologi dari lesi tersebut. Hampir seluruh etiologi abrasi dan erosi gigi berkaitan dengan kebiasan sehari-hari. Kontrol rutin ke dokter gigi untuk pemeriksaan progresivitas lesi disesuaikan dengan tingkat keparahan. Jika lesi sudah tidak bertambah parah maka dapat dilakukan kontrol rutin secara umum yaitu setiap 6 bulan.[3,13]