Diagnosis Prolaps Tali Pusat
Diagnosis prolaps tali pusat ditegakkan berdasarkan massa berdenyut yang teraba saat pemeriksaan palpasi dalam vagina, dan terlihat tali pusat overt prolaps pada pemeriksaan inspeksi spekulum. Kejadian prolaps tali pusat harus dicurigai apabila terjadi bradikardi janin atau deselerasi rekuren, khususnya saat proses persalinan setelah ketuban pecah. Pemeriksaan penunjang USG dapat dilakukan terutama pada kasus occult prolaps.[6,8]
Overt prolaps (tali pusat menumbung) jika tali pusat prolaps hingga melewati bagian janin dan keluar dari serviks, sedangkan occult prolaps (tali pusat terkemuka) jika tali pusat di sisi janin tetapi tidak terlihat keluar serviks yang disebabkan oleh membran amnion masih intak.[1,2]
Anamnesis
Dalam anamnesis prolaps tali pusat, terdapat beberapa faktor risiko yang harus ditanyakan. Perlu diketahui usia ibu, paritas ibu, bagian terbawah janin pada riwayat antenatal, ketuban telah pecah atau belum, usia kehamilan, dan taksiran berat janin. Penting juga untuk mengetahui hasil USG kehamilan sebelumnya untuk menjadi pertimbangan risiko ibu.[1,4]
Pemeriksaan Fisik
Bila terjadi fetal bradikardi atau deselerasi akut, terutama yang menyertai proses ketuban pecah, harus dipertimbangkan prolaps tali pusat. Denyut jantung janin abnormal yang rekuren, tiba-tiba berat, dan terus menerus selama beberapa menit, merupakan tanda awal prolaps tali pusat.
Pemeriksaan fisik yang harus dilakukan adalah pemeriksaan palpasi dalam vagina. Prolaps tali pusat dapat ditegakkan dengan dijumpai massa yang terpalpasi lembut dan pulsatil pada vagina. Pada pemeriksaan inspeksi spekulum akan terlihat tali pusat keluar dari serviks. Diagnosis tali pusat occult prolaps sulit ditegakkan, sehingga diperlukan pemeriksaan penunjang USG obstetrik.[1,2]
Diagnosis Banding
Diagnosis banding bila teraba massa lembut di vagina saat ibu melahirkan, antara lain presentasi wajah atau bokong, dan caput succedaneum. Sedangkan diagnosis banding dari penurunan denyut jantung janin adalah ruptur uteri atau solusio plasenta.
Presentasi Wajah atau Bokong
Meskipun pada palpasi pemeriksaan dalam vagina teraba serupa, karakteristik prolaps tali pusat adalah massa yang teraba berdenyut. Sedangkan pada malpresentasi bokong dapat teraba bagian kaki janin, dan bila teraba mentum maka menunjukkan presentasi vertex.
Pemeriksaan inspeksi spekulum akan membedakan prolaps tali pusat dengan presentasi wajah atau bokong. Selain itu, pada pemeriksaan fisik leopold dapat membantu membedakan presentasi bokong atau kepala sebagai bagian terbawah.[11,12]
Caput Succedaneum
Caput succedaneum dapat terjadi pada persalinan yang lama, ketuban pecah dini sehingga tidak memberikan bantalan pada kepala bayi, atau karena ekstraksi dengan alat bantu vakum. Pada caput succedaneum dapat ditemukan bagian yang lembut dan menonjol pada kepala bayi, warna berubah menjadi biru dengan pembengkakan. Kondisi ini tidak akan menyebabkan fetal bradikardi, berbeda dengan prolaps tali pusat.[13]
Ruptur Uteri
Tanda dan gejala ruptur uteri selain fetal bradikardi, adalah kontraksi uterus yang menurun, nyeri abdomen hebat akibat peritonitis, distosia atau partus lama, perdarahan intrapartum, bahkan kondisi syok pada ibu. Sedangkan pada prolaps tali pusat tidak disertai dengan keadaan perdarahan intrapartum atau syok pada ibu.[14]
Solusio Plasenta
Solusio plasenta umumnya diawali dengan riwayat trauma pada ibu hamil. Dapat ditemukan gejala perdarahan per vagina, nyeri abdominal, abnormalitas kontraksi uterus, dan ibu bisa mengalami syok hipovolemik. Janin akan mengalami bradikardi, gerakan berkurang, hingga bisa intrauterine fetal death (IUFD). Pada prolaps tali pusat tidak diawali riwayat trauma dan tidak disertai pendarahan per vagina.[15]
Pemeriksaan Penunjang
Biasanya tidak dibutuhkan pemeriksaan radiologi atau laboratorium untuk mengonfirmasi prolaps tali pusat secara pasti. Pemeriksaan USG dapat dilakukan pada kondisi fetal bradikardi yang tidak ditemukan kelainan pada pemeriksaan fisik, misalnya pada kasus occult prolaps (tali pusat terkemuka).
Pemeriksaan penunjang lainnya dapat dilakukan untuk menentukan kondisi kerusakan otak janin akibat iskemia hipoksia intrapartum. Dapat dengan pemeriksaan USG color Doppler untuk menilai aliran darah pada tali pusat dan menilai aktivitas jantung janin. Pemeriksaan pH darah pada pembuluh darah tali pusat dapat dilakukan saat mempertimbangkan metode persalinan.[1,5,8]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini