Diagnosis Perdarahan Subkonjungtiva
Diagnosis perdarahan subkonjungtiva ditegakkan berdasarkan manifestasi klinis berupa warna merah pada mata yang berbatas tegas pada daerah inferior atau temporal. Lesi merah ini tidak disertai penurunan tajam penglihatan.
Anamnesis
Pasien biasanya datang dengan keluhan mata merah terang yang muncul tiba-tiba. Warna merah pada mata sering terjadi pada daerah inferior atau temporal. Tidak ada penurunan tajam penglihatan. Pasien juga tidak mengeluh tentang adanya nyeri, gatal, atau discharge.
Tanyakan riwayat hipertensi, batuk rejan atau batuk berat, riwayat aterosklerosis, dan gangguan perdarahan. Tanyakan pula riwayat trauma, adanya trauma tumpul, benda asing, atau riwayat menggosok-gosok mata terlalu keras.[3,6]
Pemeriksaan Fisik
Untuk mendiagnosis perdarahan subkonjungtiva, lakukan pemeriksaan mata anterior. Dokter akan menemukan warna merah cerah pada sklera yang berbatas tegas. Tidak ada discharge pada mata. Tidak ada penurunan tajam penglihatan pada pemeriksaan menggunakan Snellen chart.
Pada pemeriksaan pupil, tidak ada gangguan (pupil tetap reaktif terhadap cahaya). Pergerakan bola mata juga tidak mengalami gangguan. Pemeriksaan funduskopi akan diperlukan jika perdarahan subkonjungtiva disebabkan oleh trauma, agar dokter dapat melihat ada tidaknya kelainan lain di segmen belakang bola mata.[3,6]
Diagnosis Banding
Diagnosis perdarahan subkonjungtiva umumnya cukup jelas secara klinis. Akan tetapi, beberapa diagnosis banding berikut perlu dipikirkan.
Sindrom Mata Kering
Pada sindrom mata kering, ada keluhan mata merah bilateral, rasa gatal, dan sensasi mengganjal seperti ada benda asing. Tidak ada penurunan tajam penglihatan.[3]
Abrasi Kornea
Pada kasus abrasi kornea, mata tampak merah dengan keluhan nyeri unilateral atau bilateral, fotofobia, dan sensasi benda asing. Mata juga tampak berair. Pemeriksaan slit-lamp dengan bantuan fluorescein akan menunjukkan erosi pada kornea.[3]
Hifema
Pasien hifema datang dengan keluhan mata merah yang disertai penurunan visus. Biasanya, ada riwayat trauma atau kondisi medis seperti hipertensi, diabetes, atau gangguan pembekuan darah. Pada hifema, darah ditemukan di kamar okuli anterior, bukan di subkonjungtiva.[3]
Episkleritis
Episkleritis merupakan peradangan pada episklera yang ditandai dengan mata merah, pelebaran pembuluh darah episkleral, dan nyeri ringan pada mata.[3]
Pemeriksaan Penunjang
Penegakan diagnosis perdarahan subkonjungtiva bersifat klinis dan tidak memerlukan pemeriksaan penunjang kecuali bila ada tanda-tanda kelainan sistemik. Dokter dapat melakukan pemeriksaan laboratorium untuk melihat profil faktor pembekuan darah pada pasien dengan kecurigaan gangguan darah. Apabila pasien sedang menggunakan antikoagulan seperti warfarin, International Normalized Ratio (INR) perlu diperiksa.
Pada pasien dengan trauma tumpul bola mata, dokter dapat melakukan CT orbita untuk melihat apakah terjadi fraktur orbita.[3]
Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur