Diagnosis Kanker Esofagus
Diagnosis kanker esofagus dapat dipastikan dengan endoskopi saluran cerna bagian atas yang disertai biopsi. Ultrasonografi endoskopi adalah salah satu teknik standar untuk menentukan stadium dan merencanakan terapi. Pasien dengan gejala disfagia, perdarahan gastrointestinal, aspirasi, emesis berulang, penurunan berat badan, dan kehilangan nafsu makan sebaiknya dicurigai mengalami kanker esofagus.[3,6]
Anamnesis
Pasien dengan kanker esofagus biasanya akan mengeluhkan kesulitan untuk menelan makanan yang padat atau disfagia karena kanker yang menyebabkan obstruksi. Gangguan menelan makanan cair atau minuman juga dapat terjadi pada stadium lebih lanjut. Kaheksia dan penurunan berat badan yang signifikan juga merupakan gejala lanjutan dari disfagia yang menyebabkan banyak pasien menjadi sangat lemah.
Gejala lain kanker esofagus biasanya bersifat non-spesifik. Ini bisa mencakup rasa tidak nyaman di area retrosternal atau adanya sensasi rasa terbakar. Hematemesis, melena, dan anemia juga dapat muncul pada kanker esofagus akibat perdarahan gastrointestinal yang nyata maupun tersembunyi.[1]
Selain gejala tersebut, dokter juga perlu menggali faktor risiko pasien. Ini mencakup riwayat merokok, konsumsi alkohol, pola diet, dan riwayat kanker dalam keluarga. Pasien dengan obesitas dan gastroesophageal reflux disease juga lebih berisiko mengalami kanker esofagus.[4,9,10]
Pemeriksaan Fisik
Pasien kanker esofagus dapat terlihat sangat kurus dan lemah akibat gangguan menelan. Pasien juga dapat mengalami regurgitasi namun umumnya tidak sampai menjadi pneumonia aspirasi. Invasi pada dinding trakeobronkial dapat menyebabkan fistula secara klinis dengan gejala berupa kelumpuhan saraf laring, batuk, atau pneumonia.[1]
Tanda-tanda Obstruksi Esofagus
Pemeriksaan fisik dapat mengungkap tanda obstruksi esofagus, seperti gangguan fungsi menelan atau perdarahan saluran cerna bagian atas.[1,9,10]
Penurunan Berat Badan
Pasien dengan kanker esofagus sering mengalami penurunan berat badan yang signifikan. Perubahan berat badan ini tidak dapat dijelaskan oleh perubahan gaya hidup atau kondisi lain.[1,9,10]
Pembesaran Kelenjar Getah Bening (Limfadenopati)
Pada pemeriksaan fisik, dapat ditemukan limfadenopati apabila sudah terjadi penyebaran.[1,9,10]
Pembengkakan pada Leher
Jika kanker esofagus telah mencapai tahap lanjut dan mempengaruhi struktur di sekitarnya, seperti trakea atau bronkus, pembengkakan leher atau vena jugularis dapat ditemukan pada pemeriksaan fisik.[1,9,10]
Suara Serak atau Perubahan Suara
Jika kanker esofagus mempengaruhi saraf rekuren (saraf laring), pasien dapat mengalami perubahan suara atau serak yang terdeteksi pada pemeriksaan fisik.[1,9,10]
Tanda-tanda Malnutrisi
Pasien dapat menunjukkan tanda-tanda malnutrisi seperti kulit pucat, kelemahan, dan kelelahan akibat kesulitan makan dan penyerapan nutrisi yang terganggu.[1,9,10]
Pemeriksaan Abdomen
Pemeriksaan abdomen dapat membantu menilai adanya pembesaran hati atau limpa yang dapat terjadi jika kanker esofagus telah menyebar ke organ tersebut.[1,9,10]
Diagnosis Banding
Salah satu diagnosis banding dari kanker esofagus adalah akalasia dan kanker lambung.
Akalasia
Akalasia secara klinis sulit dibedakan dengan kanker esofagus. Pasien dapat datang dengan keluhan riwayat regurgitasi dan disfagia progresif. Pada pencitraan dapat terlihat adanya penyempitan pada saluran cerna bagian atas atau kelainan pengisian yang biasa dikenal sebagai bird’s beak atau bentuk paruh burung. Tindak lanjut dengan endoskopi untuk melakukan penilaian mukosa dan biopsy dapat membedakan kedua kondisi ini.[7]
Kanker Lambung
Berbeda dengan kanker esofagus, kanker lambung umumnya ditandai oleh gejala seperti nyeri perut, mual, muntah, dan penurunan berat badan. Untuk membedakan keduanya, diperlukan endoskopi dan biopsi.[11]
Pemeriksaan Penunjang
Endoskopi yang dilanjutkan dengan biopsi merupakan pemeriksaan utama untuk mendiagnosis kanker esofagus.
Endoskopi
Pemeriksaan endoskopi saluran cerna bagian atas yang disertai dengan biopsi harus dilakukan untuk memastikan diagnosis. Biopsi multipel dapat dilakukan untuk mendapatkan akurasi yang lebih tinggi dan diagnosis yang benar. Biopsi satu kali memiliki tingkat akurasi 93%, sedangkan empat biopsi memiliki tingkat akurasi 95%, dan tujuh biopsi memiliki tingkat akurasi 98%.[1]
Biopsi harus diambil dari seluruh area yang mencurigakan. Jumlah yang diterima biasanya sekitar lebih dari 6-8 lesi biopsi. Jumlah ini harus mencukupi untuk analisis patologis dan molekuler.[6]
CT Scan
Pemeriksaan CT scan dapat dilakukan pada area dada dan perut untuk mengevaluasi luasnya tumor primer dan mencari kemungkinan metastasis pada hati dan kelenjar limfe. Meski begitu, perlu diketahui bahwa CT scan memiliki akurasi diagnostik yang rendah dalam mendeteksi penyebaran ke kelenjar getah bening dan terkadang gagal dalam mendeteksi metastasis yang kecil, khususnya yang berada di dalam peritoneum.[1]
Ultrasonografi Endoskopi (EUS)
Ultrasonografi endoskopi (EUS) telah menjadi salah satu teknik standar untuk penentuan stadium lokoregional pada kanker esofagus. Pemeriksaan ini telah dilaporkan memiliki akurasi hingga 90% dalam menilai kedalaman tumor dan keterlibatan kelenjar getah bening pada area lokoregional dan mediastinum. Selain itu, EUS juga dapat melakukan biopsi aspirasi jarum pada kelenjar getah bening.[1]
Positron Emission Tomography CT (PET Scan)
PET scan dilakukan untuk pemeriksaan diagnostik rutin sebelum pengobatan dilakukan untuk mengevaluasi metastasis jauh. Kanker esofagus tipe adenokarsinoma sering bermetastasis ke area intraabdominal, sedangkan kanker tipe karsinoma sel skuamosa biasanya mengalami metastasis ke area intratoraks.[1]
Jenis Kanker Esofagus
Terdapat dua jenis kanker esofagus, yakni kanker esofagus tipe karsinoma sel skuamosa dan tipe adenokarsinoma.[5]
Kanker Esofagus Tipe Karsinoma Sel Skuamosa
Kanker esofagus jenis karsinoma sel skuamosa berkembang dari epitel skuamosa normal yang berubah menjadi neoplasia intraepitel tingkat rendah, neoplasia intraepitel tingkat tinggi, dan akhirnya menjadi karsinoma invasif. Kanker esofagus tipe ini biasanya meluas antara sepertiga tengah dan bawah esofagus.[5]
Kanker Esofagus Tipe Adenokarsinoma
Tipe adenokarsinoma dimulai dengan epitel skuamosa esofagus yang normal yang berkembang menjadi epitel kolumnar. Proses ini kemudian berlanjut menjadi displasia tingkat rendah, displasia tingkat tinggi, dan menjadi adenokarsinoma. Kanker esofagus adenokarsinoma umumnya terlokalisasi di saluran bagian distal esofagus.[5]
Penentuan Stadium Kanker
Penentuan stadium kanker esofagus yang umum digunakan saat ini adalah menurut American Joint Committee of Cancer (AJCC). Sistem yang digunakan adalah sistem TNM, yakni T untuk tumor, N untuk kelenjar getah bening, M untuk metastasis, dan grade histologis.[6,12]
Tabel 1. Penentuan Stadium T (Tumor)
Klasifikasi | Deskripsi |
Tx | Tumor primer tidak dapat dinilai |
T0 | Tidak ada bukti adanya tumor primer |
Tis | Displasia high-grade |
T1 | Tumor menginvasi lamina propria, muskularis mukosa atau submukosa |
T2 | Tumor menginvasi muskularis propria |
T3 | Tumor menginvasi adventitia |
T4: tumor menginvasi struktur sekitar | |
T4a | Tumor menginvasi struktur yang dapat direseksi (pleura, perikardium, diafragma) |
T4b | Tumor menginvasi struktur yang tak dapat direseksi (aorta, corpus vertebra, trakea) |
Sumber: dr. Bedry Qintha, Alomedika, 2023.[12]
Tabel 2. Penentuan Stadium N (Kelenjar Getah Bening Regional)
Klasifikasi | Deskripsi |
Nx | Kelenjar getah bening (KGB) regional tidak dapat dinilai |
N0 | Tidak ada metastasis ke KGB regional |
N1 | Metastasis KGB regional (1-2 nodus) |
N2 | Metastasis KGB regional (3-6 nodus) |
N3 | Metastasis KGB regional (7 atau lebih nodus) |
Sumber: dr. Bedry Qintha, Alomedika, 2023.[12]
Tabel 3. Penentuan Stadium M (Metastasis Jauh)
Klasifikasi | Deskripsi |
M0 | Tidak ada metastasis jauh |
M1 | Metastasis jauh |
Sumber: dr. Bedry Qintha, Alomedika, 2023.[12]
Tabel 4. Penentuan Grade Histologis
Klasifikasi | Deskripsi |
Gx | Grade tidak dapat dinilai |
G1k | Diferensiasi baik |
G2 | Diferensiasi moderat |
G3 | Diferensiasi buruk |
G4 | Undifferentiated |
Sumber: dr. Bedry Qintha, Alomedika, 2023.[12]
Tabel 5. Menentukan Stadium Keseluruhan
Stadium | Adenokarsinoma | Karsinoma sel skuamosa | |||||||
T | N | M | G | T | N | M | G | Lokasi | |
0 | is | 0 | 0 | 1 | is | 0 | 0 | 1 | semua |
IA | 1 | 0 | 0 | 1-2 | 1 | 0 | 0 | 1 | semua |
IB | 1 | 0 | 0 | 3 | 1 | 0 | 0 | 2-3 | semua |
2 | 0 | 0 | 1-2 | 2-3 | 0 | 0 | 1 | distal | |
IIA | 2 | 0 | 0 | 3 | 2-3 | 0 | 0 | 1 | Proksimal, tengah |
2-3 | 0 | 0 | 2-3 | distal | |||||
IIB | 3 | 0 | 0 | semua | 2-3 | 0 | 0 | 2-3 | Proksimal, tengah |
1-2 | 1 | 0 | semua | 1-2 | 1 | 0 | semua | semua | |
IIIA | 1-2 | 2 | 0 | semua | 1-2 | 2 | 0 | semua | semua |
3 | 1 | 0 | semua | 3 | 1 | 0 | semua | semua | |
4a | 0 | 0 | semua | 4a | 0 | 0 | semua | semua | |
IIIB | 3 | 2 | 0 | semua | 3 | 2 | 0 | semua | semua |
IIIC | 4a | 1-2 | 0 | semua | 4a | 1-2 | 0 | semua | semua |
4b | semua | 0 | semua | 4b | semua | 0 | semua | semua | |
semua | 3 | 0 | semua | semua | 3 | 0 | semua | semua | |
IV | semua | semua | 1 | semua | semua | semua | 1 | semua | semua |
Sumber: dr. Bedry Qintha, Alomedika, 2023.[12]
Penulisan pertama oleh: dr. Krisandryka Wijaya