Edukasi dan Promosi Kesehatan Kanker Penis
Edukasi dan promosi kesehatan kanker penis mencakup upaya pencegahan primer lewat modifikasi faktor risiko seperti perilaku seks berisiko, pencegahan sekunder lewat deteksi dini, dan edukasi komprehensif pada pasien dan keluarga mengenai terapi dan dampak penyakit.[1,3,9]
Edukasi Pasien
Edukasi yang komprehensif diberikan sejak diagnosis untuk mempersiapkan pasien menghadapi perjalanan penyakit dan pengobatannya.[1,3,9]
Prognosis dan Pilihan Terapi
Jelaskan prognosis berdasarkan stadium penyakit dan pilihan terapi yang tersedia untuk pasien (operasi pengawatan organ dibandingkan dengan amputasi, terapi radiasi, dan kemoterapi), termasuk keuntungan dan kerugian masing-masing modalitas terkait fungsi seksual, berkemih, dan body image.[1,3,9]
Manajemen Gejala dan Komplikasi
Pasien dan keluarga diedukasi mengenai cara perawatan luka pascaoperasi, mengenali tanda-tanda infeksi, dan menangani komplikasi seperti limfedema (perawatan kulit dan penggunaan garmen kompresi serta elevasi kaki).[1,3,9]
Dukungan Psikoseksual
Dampak kanker penis pada identitas diri, kepercayaan diri, dan keintiman sangat besar. Akses ke konseling psikologis dan terapi psikoseksual adalah komponen kunci dari perawatan holistik. Topik seperti perubahan body image, disfungsi ereksi, dan strategi menjaga hubungan dengan pasangan perlu dibahas terbuka.[1,3,9]
Program Pemulihan dan Rehabilitasi
Program sebelum operasi dapat membantu pasien mempersiapkan diri secara fisik dan mental, memberikan ekspektasi yang realistis, dan mengidentifikasi area yang akan menjadi tantangan setelah pengobatan.[1,3,9]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Upaya pencegahan primer difokuskan untuk menghindari faktor risiko dengan cara:
- Menjaga higiene kelamin yang baik dan menjalani sirkumsisi: berikan edukasi untuk menjaga kebersihan penis, terutama pada laki-laki yang tidak disirkumsisi yang dianjurkan untuk rutin menarik preputium dan membersihkan smegma
- Mendapatkan vaksinasi HPV: pemberian vaksin HPV pada anak laki-laki dan perempuan sebelum aktif secara seksual (biasanya usia 9–26 tahun) dapat memberikan perlindungan terhadap infeksi HPV yang berkaitan dengan kanker penis, anus, dan orofaring
- Melakukan praktik seks aman: penggunaan kondom dan evaluasi rutin terhadap penyakit menular seksual dianjurkan untuk mengurangi risiko penularan HPV
- Berhenti merokok: penghentian penggunaan tembakau bermanfaat mengurangi risiko berbagai kanker, termasuk kanker penis[1,3,9]
Tidak ada program skrining populasi untuk kanker penis karena prevalensinya yang rendah. Namun, deteksi dini dapat dicapai dengan:
- Edukasi kepada tenaga kesehatan: melatih dokter umum untuk mengenali lesi prakanker dan kanker penis sejak dini
- Pemeriksaan mandiri: kampanye kesehatan masyarakat dapat mendorong laki-laki untuk melakukan pemeriksaan mandiri pada genitalia secara rutin dan segera mencari pertolongan medis jika menemukan benjolan, luka, atau perubahan kulit yang tidak biasa[1,3,9]
Pasien yang sudah terdiagnosis dan sudah menjalani terapi juga perlu memahami pentingnya follow-up ketat (pemeriksaan fisik penis dan inguinal) terutama dalam 2–3 tahun pertama untuk mendeteksi kekambuhan dini. Setelah 5 tahun, follow-up dapat dihentikan jika pasien termotivasi dan mampu melakukan pemeriksaan mandiri yang andal. Pasien dengan penyakit nodal memerlukan pemantauan dengan CT/MRI secara berkala.[1,3,9]