Diagnosis Karsinoma Kulit Nonmelanoma
Diagnosis karsinoma kulit nonmelanoma ditegakkan berdasarkan karakteristik lesi kulit yang muncul dan berdasarkan hasil pemeriksaan histopatologi dari biopsi. Jenis yang paling banyak ditemukan adalah karsinoma sel basal dan karsinoma sel skuamosa.
Anamnesis
Saat anamnesis, tanyakan kapan lesi pertama kali muncul dan bagaimana kecepatan pertumbuhan lesi. Lesi karsinoma kulit nonmelanoma (KKNM) umumnya bertambah besar secara perlahan. Pasien bisa mengeluh lesi mudah berdarah ketika tergesek dan mengeluh adanya luka pada lesi yang tidak kunjung sembuh.[3,5]
Tanyakan faktor risiko seperti paparan kronis sinar matahari, paparan terapi radiasi pengion, dan paparan arsenik. Tanyakan pula gejala seperti nyeri lokal, rasa baal, rasa kesemutan, kelemahan otot, dan gangguan penglihatan yang menandakan invasi lesi ke bagian perineural.[3,5]
Pemeriksaan Fisik
Lesi karsinoma kulit nonmelanoma berbeda-beda tergantung pada tipe karsinomanya.
Karsinoma Sel Basal
Karakteristik lesi karsinoma sel basal (KSB) yang dapat diperoleh pada pemeriksaan fisik adalah lesi berbentuk papul dengan bagian cekung di tengahnya (rodent ulcer), lesi tampak mengkilat atau translusen, lesi berbentuk plakat merah muda dengan tepi yang meninggi (rolled border), dan lesi dapat disertai dengan krusta atau telangiektasis pada permukaan. Ulserasi pada lesi dan lesi yang mudah berdarah saat terkena trauma (gesekan) juga umum ditemukan.[3]
Karsinoma Sel Skuamosa
Pada pemeriksaan fisik, sekitar 70% lesi kulit pada karsinoma sel skuamosa (KSS) terletak di kepala dan leher. Lesi KSS berbentuk plakat atau nodul dengan berbagai variasi ulserasi, skuama, dan krusta. KSS dapat diawali oleh lesi kulit keratosis aktinik, yang tampak sebagai plakat atau papul bersisik dengan dasar lesi kemerahan.[5]
Lesi KSS in situ dapat berupa patch berwarna merah mudah bersisik atau memiliki tampilan klinis seperti keratosis aktinik. Beberapa lesi memiliki batas yang tegas seperti pada penyakit Bowen (salah satu tipe KSS in situ). Lakukan palpasi kelenjar getah bening di daerah preaurikular, submandibula, dan servikal untuk menilai metastasis regional dari lesi KSS di kepala dan leher.[5]
Karsinoma Sel Merkel
Lesi karsinoma sel Merkel memiliki variasi ukuran dari 2 cm hingga >15 cm. Lesi bersifat soliter dan dapat berupa nodul berbentuk kubah atau plakat, berwarna merah atau keunguan, dengan permukaan yang mengkilat. Telangiektasis pada permukaan lesi dapat ditemukan tetapi jarang diikuti dengan ulserasi seperti pada KKNM lain.[14]
Dermatofibrosarkoma Protuberans
Pada karsinoma kulit nonmelanoma jenis lain seperti dermatofibrosarkoma protuberans (DFSP), lesi kulit dapat menyerupai keloid.[15]
Diagnosis Banding
Diagnosis banding karsinoma kulit nonmelanoma (KKNM) adalah nevus melanositik intradermal dan melanoma kulit amelanotik yang memiliki kesamaan karakteristik klinis dengan KSB nodular. Lesi dapat berbentuk papul atau nodul dengan permukaan licin dan mengkilat, memiliki telangiektasis pada permukaan, serta mengalami peninggian di bagian tepi seiring dengan berjalannya waktu.[3,5,15,16]
Karsinoma sel basal superfisial yang memiliki karakteristik lesi makula eritema dengan batas tegas dan berskuama sering salah didiagnosis sebagai kelainan kulit lain seperti psoriasis dan eksim. Bila ada ≥3 karakteristik lesi KSB yaitu rolled border, translusensi, ulserasi, pigmentasi, atau telangiektasis, maka kecurigaan ke arah karsinoma sel basal menjadi lebih tinggi.[3,5,15,16]
Untuk membedakan KKNM dengan diagnosis banding lain, pemeriksaan histopatologi melalui biopsi atau pemeriksaan noninvasif seperti dermoscopy diperlukan. Misalnya, pada keratosis aktinik dengan KSS in situ yang memiliki kemiripan klinis, perbedaan histopatologis yang dapat ditemukan adalah keratinosit displastik yang dominan di lapisan sepertiga bawah epidermis pada kasus keratosis aktinik.[3,5,15,16]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada kasus karsinoma kulit nonmelanoma adalah biopsi untuk melihat gambaran histopatologi. Pilihan pemeriksaan lain adalah dermoskopi dan CT scan.
Biopsi Kulit
Biopsi kulit disarankan bila gambaran klinis lesi tidak khas atau bila hasil pemeriksaan histopatologi akan memengaruhi jenis terapi. Biopsi juga perlu dilakukan setelah terapi radiasi. Teknik biopsi yang bisa dilakukan adalah biopsi punch, biopsi teknik tangensial atau shave, dan biopsi eksisi.[17]
Teknik yang dipakai dapat disesuaikan dengan preferensi dokter dan karakteristik lesi (lokasi, ukuran, dan morfologi). Jaringan yang diambil untuk biopsi harus mencakup ukuran dan kedalaman yang adekuat. Biopsi ulangan sebaiknya dilakukan bila biopsi pertama belum bisa menegakkan diagnosis.[17]
Secara histologi, KSB dapat dibedakan menjadi KSB yang tidak berdiferensiasi dan yang berdiferensiasi. KSB yang tidak berdiferensiasi adalah KSB pigmented, KSB sclerosing, KSB superfisial, dan KSB infiltratif. KSB berdiferensiasi contohnya adalah KSB keratotik, KSB nodular, dan KSB adenoid.[3]
Dermoscopy
Dermoscopy merupakan pemeriksaan penunjang noninvasif yang memanfaatkan kaca pembesar khusus (dermatoscope) untuk melihat karakteristik lesi kulit. Hasil dicocokkan dengan kriteria dermoskopik masing-masing lesi. Pemeriksaan dermoscopy bermanfaat dalam deteksi awal dan evaluasi hasil terapi pada KKNM.[18]
Radiologi
Pemeriksaan penunjang CT scan hanya digunakan jika dicurigai lesi invasif. CT scan dapat dipakai untuk mengetahui penyebaran KKNM ke kelenjar getah bening, jaringan lunak, dan tulang. Pemeriksaan MRI dapat digunakan untuk mengevaluasi invasi perineural dan metastasis kanker ke orbita atau intrakranial.[5]
Klasifikasi
Karsinoma kulit nonmelanoma dapat diklasifikasikan berdasarkan risikonya menjadi risiko rendah dan risiko tinggi. Risiko karsinoma sel basal ditentukan dengan melihat karakteristik lesi, seperti lokasi dan ukuran, tepi lesi, rekurensi, riwayat radioterapi, pola pertumbuhan, dan keterlibatan perineural.[19]
Sementara itu, risiko karsinoma sel skuamosa ditentukan dengan melihat lokasi dan ukuran lesi, tepi lesi, rekurensi, riwayat terapi radiasi atau inflamasi kronis, kecepatan pertumbuhan tumor, derajat Clark, dan keterlibatan struktur lain.[19]
Tabel 1. Klasifikasi Risiko Karsinoma Sel Basal Menurut National Comprehensive Cancer Network atau NCCN 2017
Karakteristik | Risiko Rendah | Risiko Tinggi |
Lokasi dan ukuran | Area L <20 mm* Area M <10 mm* | Area L ≥20 mm* Area M ≥10 mm* Area H segala ukuran* |
Tepi Lesi | Berbatas tegas | Berbatas tidak tegas |
Primer atau rekuren | Primer | Rekuren |
Imunosupresi | Tidak | Ya |
Riwayat terapi radiasi | Tidak | Ya |
Patologi: pola pertumbuhan | Nodular, superfisial | Agresif |
Patologi: keterlibatan perineural | Tidak | Ya |
Sumber: National Comprehensive Cancer Network. 2017.
*Keterangan: area L meliputi batang tubuh dan ekstremitas (kecuali tangan, kaki, jari, area pretibial, dan pergelangan kaki). Area M meliputi pipi, dahi, kulit kepala, leher, dan area pretibial. Area H meliputi bagian tengah wajah, kelopak mata, alis, area periorbita, hidung, bibir, dagu, area preaurikula, telinga, genitalia, tangan, dan kaki.[19]
Tabel 2. Klasifikasi Risiko Karsinoma Sel Skuamosa Menurut NCCN 2017
Karakteristik | Risiko Rendah | Risiko Tinggi |
Lokasi dan ukuran | Area L <20 mm Area M <10 mm | Area L ≥20 mm Area M ≥10 mm Area H segala ukuran |
Tepi lesi | Berbatas tegas | Berbatas tidak tegas |
Primer atau rekuren | Primer | Rekuren |
Imunosupresi | Tidak | Ya |
Riwayat terapi radiasi atau proses inflamasi kronis | Tidak | Ada |
Tumor yang tumbuh cepat | Tidak | Ya |
Gejala neurologi | Tidak | Ada |
Patologi: derajat diferensiasi | Baik atau sedang | Diferensiasi buruk |
Patologi: kedalaman, tebal, atau derajat Clark | <2 mm atau I, II, III | ≥2mm atau IV, V |
Patologi: keterlibatan perineural, limfatik, atau vaskular | Tidak | Ya |
Sumber: National Comprehensive Cancer Network. 2017.
Staging
Staging karsinoma kulit nonmelanoma ditentukan dengan sistem TNM. Staging mulai dari 0 sampai IV sesuai dengan tabel 3 di bawah.[19,20]
Tabel 3. Staging Karsinoma Kulit Nonmelanoma
Stage | Tumor Primer (T) | Kelenjar Getah Bening Regional (N) | Metastasis Jauh (M) |
0 | Tis | N0 | M0 |
I | T1 | N0 | M0 |
II | T2 | N0 | M0 |
III | T3 | N0 | M0 |
T1-3 | N1 | M0 | |
IV | T4 | N0 | M0 |
T bebas | N2-3 | M0 | |
T bebas | N bebas | M1 |
Sumber: dr. Saphira Evani. 2019.
Keterangan lebih lanjut untuk tabel di atas adalah sebagai berikut:
- Tis: karsinoma in situ
- T1: ukuran tumor ≤2 cm dan tanda risiko tinggi <2
- T2: ukuran tumor >2 cm atau tanda risiko tinggi >2
- T3: tumor dengan invasi ke maksila, mandibula, orbita, atau tulang temporal
- T4: tumor dengan invasi ke tulang aksial atau apendikular atau invasi perineural di dasar tengkorak
- N0: tidak ada keterlibatan kelenjar getah bening (KGB)
- N1: metastasis KGB tunggal ipsilateral ukuran ≤3 cm
- N2: metastasis KGB tunggal ipsilateral ukuran >3 cm atau metastasis ke KGB multipel ipsilateral, KGB bilateral, atau KGB kontralateral dengan dimensi ≤6 cm
- N3: metastasis KGB dengan ukuran ≥6 cm
- M0: tidak ada metastasis jauh
- M1: ada metastasis jauh[19,20]
Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur