Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Fraktur Ankle annisa-meidina 2025-04-10T10:02:45+07:00 2025-04-10T10:02:45+07:00
Fraktur Ankle
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Fraktur Ankle

Oleh :
dr.Eva Naomi Oretla
Share To Social Media:

Penatalaksanaan fraktur ankle perlu melibatkan stabilisasi pergelangan kaki, baik secara konservatif ataupun menggunakan intervensi bedah dengan open reduction and internal fixation (ORIF). Pada awal penatalaksanaan, perlu dilakukan evaluasi primer untuk menilai dan mengatasi cedera yang sifatnya lebih mengancam nyawa. Selanjutnya, jika keadaan umum pasien sudah stabil, dapat dilakukan penanganan terhadap fraktur ankle.[22,24,26]

Penatalaksanaan Awal

Penatalaksanaan awal pasien fraktur ankle yang disebabkan oleh trauma adalah dengan stabilisasi keadaan umum pasien sesuai prinsip penanganan trauma. Berikut evaluasi dan intervensi yang harus diprioritaskan secara spesifik dan teratur pada pasien trauma, termasuk pasien dengan fraktur ankle:

  • Airway: tindakan membebaskan airway (jalan napas) harus didukung dengan proteksi terhadap c-spine

  • Breathing and ventilation: pemberian oksigenasi dan ventilasi bila dibutuhkan

  • Circulation: sirkulasi diperbaiki dengan pemberian cairan atau darah untuk menjaga tekanan darah dan perfusi. Resusitasi terutama direkomendasikan pada fraktur ankle terbuka dengan perdarahan, terutama bila pasien mengalami hipotensi.

  • Disability: penilaian tingkat kesadaran dan identifikasi tanda lateralisasi

  • Exposure and environmental: pakaian pasien sepenuhnya ditanggalkan dan kontrol suhu dengan menggunakan selimut hangat atau external warming device pada pasien.[22,24]

Manajemen Awal Fraktur Terbuka pada Ankle

Kontrol perdarahan pada fraktur ankle terbuka sebelum dilakukan intervensi bedah umumnya dilakukan dengan memberikan tekanan langsung (direct pressure) pada luka terbuka, menggunakan kassa steril atau perban steril untuk menghentikan perdarahan.[22,26]

Jika pasien didiagnosis mengalami fraktur ankle terbuka, maka pemberian antibiotik profilaksis harus segera diberikan dalam waktu 6 jam sebagai pencegahan osteomyelitis. Antibiotik profilaksis yang direkomendasikan adalah antibiotik gram positif seperti cefazolin ataupun antibiotik broad-spectrum terhadap patogen gram negatif dan anaerobik seperti metronidazole. Pasien dengan fraktur ankle terbuka juga harus menerima profilaksis tetanus.[25,26]

Manajemen Nyeri dan Medikamentosa

Penatalaksanaan nyeri akut pada fraktur ankle adalah dengan pemberian analgesik narkotik, terutama jika fraktur disebabkan oleh trauma dengan energi tinggi. Manajemen nyeri pada kasus fraktur ankle yang disebabkan oleh trauma dengan energi rendah adalah dengan pemberian paracetamol dan dapat juga diberikan analgesik opioid bila diperlukan.[24-26]

Penatalaksanaan Konservatif 

Penatalaksanaan konservatif diindikasikan pada fraktur ankle yang stabil, seperti pada fraktur ankle unimaleolar terisolasi tanpa pergeseran talus pada gambaran rontgen ankle yang menahan beban (weight bearing).[17,24,26]

Pasien yang menolak operasi atau pasien yang tidak layak untuk menjalani operasi seperti pasien dengan kondisi jaringan lunak (soft tissue) yang buruk, pasien usia ≥60 tahun dengan risiko tinggi juga diindikasikan untuk menerima penatalaksanaan konservatif.

Penatalaksanaan konservatif berupa pemasangan gips, dengan bantalan gips terpasang tepat di bawah lutut hingga jari kaki, dan ujung kaki harus membentuk sudut 90 derajat terhadap kaki, dan penting juga untuk memastikan bahwa kaki tidak dalam posisi varus maupun valgus.[24,25]

Video 1. Tips Pasang Gips pada Fraktur Ankle

Intervensi Bedah

Intervensi bedah dilakukan pada pasien fraktur pergelangan kaki yang tidak stabil meliputi Open Reduction and Internal Fixation (ORIF) dan Spanning External Fixator.[24-26]

Open Reduction and Internal Fixation (ORIF)

ORIF diindikasikan pada fraktur ankle dengan mortise pergelangan kaki yang tidak stabil yang layak untuk operasi dan memiliki kondisi jaringan lunak yang baik. ORIF biasanya dilakukan dalam 24 jam pertama atau setelah beberapa hari untuk memungkinkan pembengkakan jaringan lunak mereda dan mengurangi risiko dehiscence pada luka.[25,26]

Intervensi bedah dengan ORIF dapat dilakukan pada fraktur ankle dengan jenis fraktur uni maleolar dengan pergeseran talus pada pergelangan kaki weight bearing, fraktur ankle bimaleolar, fraktur ankle trimaleolar, dan fraktur Pilon.[17,26]

Fraktur ankle di mana malleolus medial transversal juga turut mengalami fraktur dapat diperbaiki dengan threaded screws untuk memungkinkan kompresi di lokasi fraktur, sedangkan jika terjadi fraktur pada maleolus posterior maka akan dipasang lag screw pada posteroanterior atau plat anti-glide.[24-26]

Spanning External Fixator.

Spanning external fixator diindikasikan sebagai metode fiksasi sementara untuk fraktur pergelangan kaki yang tidak stabil, terutama jika terjadi pembengkakan jaringan lunak yang parah atau fraktur terbuka. Penggunaan fiksator eksternal akan menahan mortise pergelangan kaki pada posisi yang aman, sehingga jaringan lunak dapat pulih dan segera dapat dilakukan tindakan ORIF sebagai operasi tahap kedua saat jaringan lunak telah mengalami pemulihan dan dapat ditutup dengan aman.[24,25,31]

Pada penggunaan fiksasi eksternal, perencanaan fiksasi harus dipertimbangkan dengan matang, di mana pin harus dimasukkan jauh dari lokasi intervensi bedah dengan ORIF pada pergelangan kaki.[24-26,31]

Pencegahan Trombosis

Fraktur ankle yang terisolasi memiliki risiko rendah mengalami deep vein thrombosis/DVT (0,5%) sehingga profilaksis DVT rutin tidak direkomendasikan. Namun pasien dengan faktor risiko seperti riwayat DVT sebelumnya dapat dipertimbangkan untuk mendapat profilaksis DVT, seperti low molecular weight heparin (LMWH).[35]

Follow Up

Pasien dengan fraktur ankle umumnya perlu melakukan follow-up dalam 1-2 minggu setelah cedera atau setelah intervensi bedah dilakukan, kemudian setiap 4-6 minggu tergantung pada jenis dan tingkat keparahan fraktur.

Pemeriksaan rontgen ankle akan dilakukan secara berkala selama masa pemulihan untuk memastikan bahwa fraktur menyatu dengan baik (union), posisi tulang tetap stabil, dan tidak ada komplikasi yang timbul seperti nonunion (gagal menyatu) atau delayed union (penyembuhan terlambat). Pemeriksaan rontgen ankle biasanya dilakukan pada kunjungan follow-up di minggu ke-2, ke-4, dan ke-6.[24-26]

Selama follow up berlangsung, penting untuk melakukan evaluasi terhadap tanda komplikasi yang dapat timbul yaitu adanya infeksi (terutama pada fraktur pergelangan kaki terbuka), instabilitas pergelangan kaki, dan artritis pascatrauma seperti osteoarthritis.[24-26,31]

Program Rehabilitasi

Program rehabilitasi pada fraktur ankle dilakukan setelah fase awal penyembuhan. Tujuan utama dari program rehabilitasi adalah mengembalikan kekuatan, kelenturan, dan mobilitas pergelangan kaki yang mungkin terpengaruh oleh fraktur, sehingga dapat meminimalisasi risiko disabilitas, serta mengembalikan fungsi awal pasien seperti sebelum trauma.

Selain itu, program rehabilitasi pada pasien fraktur ankle juga bertujuan untuk mengurangi kekakuan sendi, meningkatkan fleksibilitas, dan memperbaiki keseimbangan serta stabilitas pergelangan kaki. Pada tahap awal rehabilitasi, pasien diminta untuk melakukan latihan rentang gerak, seperti melakukan gerakan fleksi, ekstensi, inversi, dan eversi pada pergelangan kaki dengan derajat ringan dan dilakukan peningkatan intensitas seiring dengan pemulihan.

Selain itu, program rehabilitasi pada pasien dengan fraktur ankle juga difokuskan untuk memperkuat otot dengan melakukan gerakan toe raises, calf raises, dan latihan band resistance dengan menggunakan tali elastis.[25,32,33]

Referensi

17. Albaker A B. Effectiveness and Outcome of Early Weight Bearing in Ankle Fracture: A Systemic Review. Journal of Pharmaceutical Research International. 2021;33(57A): 13-23 DOI: 10.9734/JPRI/2021/v33i57A33963
22. Planas J H, et al. Trauma Primary Survey. StatPearls. 2023. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430800/
24. Chen X, Lim J A. Current concepts of the perioperative management of closed ankle fractures. Journal of Perioperative Practice. 2022;32(11):295 –300 DOI:10.1177/17504589211006018
25. Elmosrati F M M. Ankle Fractures, Short Term Operative Outcome: A Retrospective Case Series. Open Journal of Orthopedics. 2023;13:1-22
26. Sunbol K M, Alsulami S N, et al. Causes, complications, and treatment of open ankle fracture. Int J Community Med Public Health. 2023;10(1):474-479 DOI: https://dx.doi.org/10.18203/2394-6040.ijcmph20223577
31. Pargeon M, Tjiattas-Saleski L. Painful lower extremity lesions associated with an ankle fracture. JACE POpen.2022;3:e12614 DOI: https://doi.org/10.1002/emp2.12614
32. Yildiz N T, Kocaman H, et al. The functional post-op rehabilitation results in the trimalleolar ankle fracture: A one-year follow-up of the case. Journal of Clinical Medicine of Kazakhstan. 2021;18(5):88-91 DOI: https://doi.org/10.23950/jcmk/11228
33. Raipure A, et al. A Unique Physical Therapy Approach in a Complex Case of Pott's Fracture: A Case Report. Cureus. 2023;15(3):e36847 DOI:10.7759/cureus.36847
35. Gouzoulis MJ, Joo PY, Kammien AJ, McLaughlin WM, Yoo B, Grauer JN. Risk factors for venous thromboembolism following fractures isolated to the foot and ankle fracture. PLoS One. 2022 Oct 20;17(10):e0276548. doi: 10.1371/journal.pone.0276548.

Diagnosis Fraktur Ankle
Prognosis Fraktur Ankle

Artikel Terkait

  • Peran Ottawa Ankle Rules dalam Mendiagnosis Ankle Fracture
    Peran Ottawa Ankle Rules dalam Mendiagnosis Ankle Fracture
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 30 Juli 2024, 16:08
Tata laksana fraktur os metatarsal proximal digiti 1 dekstra
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Izin konsul dok pasien post kecelakaan 1 minggu yg lalu, terdapat luka robek pada punggung kaki, sudah di jahit sesaat sesudah kecelakaan (foto klinis tidak...
Anonymous
Dibalas 26 Februari 2024, 11:57
Tata laksana konservatif yang disarankan untuk fraktur avulsi os cuboid dextra
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Izin konsul TS orthooedi S : pasien mengeluh nyeri pergelangan kaki kanan setelah terbentur kayuO: ttv normal VAS : 5 Rom pergelangan kaki kanan terbatasA :...
Anonymous
Dibalas 17 November 2022, 07:34
Apakah dokter umum diperbolehkan melakukan reposisi dislokasi?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, saya izin bertanya, apakah kita sebagai dokter umum di perbolehkan melakukan reposisi ketika terjadi dislokasi contohnya di ankle ketika kita...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.