Edukasi dan Promosi Kesehatan Fraktur Klavikula
Edukasi dan promosi kesehatan yang dapat diberikan kepada pasien fraktur klavikula adalah tahapan pemulihan setelah fraktur terjadi. Hal ini bertujuan agar pasien tidak merasa cemas dan tidak melakukan aktivitas yang dapat mengganggu penyembuhan sebelum penyembuhan tercapai dengan sempurna.[4,21]
Tahapan I
Tahapan I terjadi pada 0–6 minggu setelah manajemen fraktur klavikula. Pada awal 0–3 minggu, klavikula yang mengalami cedera diistirahatkan total. Gerakan pasif dapat dimulai pada awal minggu ke-3 sampai minggu ke-6 saat siang hari dengan melakukan fleksi 90 derajat, eksternal rotasi 45 derajat, dan ekstensi 20 derajat. Namun, hindari gerakan pada kapsul anterior dan ekstensi pada skapula. Bila pasien mengalami nyeri, pasien dapat diberikan analgesik seperti ibuprofen atau diklofenak.[4,21]
Tahapan II
Tahapan II dimulai dari minggu ke-6 sampai minggu ke-12. Pada minggu ini, pasien dapat melakukan gerakan aktif yang digabungkan dengan gerakan pasif jika gerakan aktif masih belum memungkinkan. Tujuan tahap II ini adalah agar klavikula dapat melakukan ekstensi secara penuh, fleksi 135 derajat, dan abduksi 120 derajat.
Pada minggu ke-8, pasien dapat melakukan rehabilitasi dengan manset deltoid atau rotator isometrik serta memulai latihan resistif untuk menstabilkan skapula, otot biceps, dan otot triceps.[4,21]
Tahapan III
Tahapan III dimulai dari minggu ke-12 sampai minggu ke-16. Pada minggu ini, klavikula harus dapat melakukan gerakan aktif secara bertahap. Saat rehabilitasi, tekankan pentingnya gerakan rotasi eksternal dan eksentrik pada bagian latissimus dan glenohumeral. Latihan dapat dimulai dengan melempar benda atau bermain dengan raket. Bersepeda atau berlari juga mulai dapat dilakukan pada minggu ke-12.[4,21]
Tahapan IV
Tahap IV dimulai dari bulan ke-4 sampai bulan ke-5. Pada tahap ini, pasien seharusnya sudah dapat melakukan gerakan secara penuh dan tanpa nyeri. Pasien juga perlu melakukan rehabilitasi lanjutan untuk mempertahankan fleksibilitas gerakan. Pada tahap ini, pasien sudah dapat menjalankan pekerjaannya seperti biasa tanpa adanya batasan.[4,21]
Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur