Patofisiologi Fraktur Klavikula
Patofisiologi fraktur klavikula berkaitan dengan karakteristik anatominya yang memang rentan fraktur. Klavikula adalah tulang berbentuk S yang merupakan penghubung osseus antara ekstremitas atas dan trunkus. Pada klavikula, terdapat artikulasi secara distal dengan akromion pada sendi akromioklavikular dan artikulasi secara proksimal dengan sternum pada sendi sternoklavikula. Banyaknya artikulasi ini adalah salah satu faktor yang menyebabkan klavikula mudah fraktur.
Fraktur klavikula bisa disebabkan oleh trauma energi tinggi atau oleh cedera multipel. Oleh karena itu, dokter perlu melakukan pemeriksaan terkait fraktur iga, skapula, dan tulang lain yang berkaitan dengan bahu. Dokter juga perlu mempertimbangkan adanya kontusio paru, pneumothorax, dan hemothorax.[4,7]
Klasifikasi Allman
Menurut klasifikasi Allman, fraktur klavikula dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan lokasinya, yaitu:
- Grup I (1/3 tengah): angka kejadian mencapai 80%
- Grup II (1/3 distal): angka kejadian mencapai 12–15%
- Grup III (1/3 proksimal): angka kejadian >5%[4,8]
Fraktur Grup I
Fraktur grup I terjadi dari bagian medial ke ligamentum korakoklavikula di 1/3 tengah dan luar klavikula. Fragmen proksimal biasanya tertarik ke atas akibat tarikan dari otot sternokleidomastoid. Mekanisme cedera pada grup I ini melibatkan trauma langsung pada bagian lateral bahu, yaitu jatuh, cedera olahraga, atau kecelakaan motor.[4]
Fraktur Grup II
Fraktur grup II terjadi pada 1/3 distal dari klavikula ke arah ligamentum korakoklavikula. Mekanisme cedera grup ini disebabkan oleh pukulan langsung di bagian atas bahu.[4]
Fraktur Grup III
Fraktur grup III terjadi pada 1/3 proksimal klavikula. Mekanisme cedera grup ini adalah pukulan langsung dengan kekuatan yang sangat kuat pada bagian dada anterior.[4]
Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur