Prognosis Flu Burung
Prognosis flu burung atau avian influenza tergantung progresivitas perjalanan penyakit. Deteksi dan penatalaksanaan secara dini dapat menurunkan terjadinya komplikasi dan risiko mortalitas. Komplikasi yang sering terjadi dan berisiko kematian adalah pneumonia atipikal yang berkembang menjadi acute respiratory distress syndrome (ARDS).
Komplikasi
Komplikasi penyebab mortalitas pada pasien flu burung adalah pneumonia atipikal. Komplikasi ini sering timbul pada infeksi highly pathogenic avian influenza, di mana dengan segera dapat berkembang menjadi acute respiratory distress syndrome (ARDS) dan gagal napas. Risiko komplikasi dapat dicegah dengan penggunaan antivirus sesegera mungkin, tata laksana suportif, dan lung protective ventilation.[2,3,7]
Selain itu, pasien flu burung juga dapat mengalami superinfeksi pneumonia nosokomial bakterial atau hospital acquired pneumonia. Sepsis dan kegagalan multiorgan, termasuk gangguan ginjal atau jantung, adalah komplikasi umum dari pasien flu burung dengan infeksi yang berat.[2,3,7]
Ensefalitis adalah komplikasi lain yang pernah dilaporkan, tetapi lebih jarang terjadi. Ensefalitis ditandai dengan nyeri kepala, perubahan perilaku, gangguan status mental, kejang, dan penurunan kesadaran.[3,7]
Prognosis
Berdasarkan data WHO wilayah Pasifik Barat per 31 Maret 2022, penyakit flu burung subtipe H5N1 memiliki case fatality rate (CFR) 56%, sedangkan subtipe H7N9 39%. Sebagian besar terjadi akibat progresivitas perjalanan penyakit yang menyebabkan gagal napas, ARDS, dan gagal multiorgan.[3,4,9]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini