Diagnosis Anoreksia Nervosa
Diagnosis anoreksia nervosa ditegakkan berdasarkan kriteria diagnosis dalam Internasional Classification of Diseases 10 (ICD-10) dan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders 5 (DSM-5).
Manifestasi khas penyakit ini adalah berat badan 15% di bawah berat badan diharapkan atau indeks massa tubuh <17,5 yang disertai dengan ketakutan terhadap peningkatan berat badan dan distorsi persepsi berat atau bentuk badan pasien.
Anamnesis
Pertanyaan awal yang harus ditanyakan pada pasien dengan anoreksia nervosa adalah apakah pasien dengan sengaja membatasi intake kalori secara ekstrem untuk menjaga berat badannya.
Sering kali keluarga melaporkan adanya perubahan perilaku makan, penarikan diri secara sosial, atau masalah kesehatan mental lainnya (termasuk depresi, kecemasan, gangguan obsesif kompulsif, atau penyalahgunaan zat seperti ganja atau amfetamin dan kokain). Pasien juga sering kali melaporkan kekhawatiran berlebihan mengenai berat badan atau bentuk tubuhnya.[3]
Gejala-gejala gangguan makan yang perlu ditanyakan untuk anoreksia nervosa adalah sengaja membatasi intake kalori, penurunan berat badan dan/atau berat badan yang rendah, takut berat badannya bertambah, dan gangguan body image.[5]
Pasien dengan kecurigaan anoreksia nervosa perlu ditanyakan mengenai persepsi dirinya terhadap bentuk tubuh dan berat badannya. Pasien dengan anoreksia nervosa umumnya mengeluhkan kelebihan berat badan meskipun secara jelas fisiknya menunjukkan kondisi malnutrisi.[12] Untuk pasien yang sudah menstruasi, ditanyakan juga apakah terjadi gangguan menstruasi, terutama amenore.[12]
Pasien dengan anoreksia nervosa juga sering mempunyai kebiasaan beraktivitas fisik yang berlebihan sebagai mekanisme kompensasi. Perlu juga ditanyakan mengenai kebiasaan olah raga yang dilakukan.
Gambaran Klinis
Secara klinis, anoreksia nervosa bisa dibagi menjadi dua subtipe, yaitu :
- Tipe restricted, yang ditandai dengan perilaku yang sengaja membatasi jumlah intake kalori, misalnya dengan konsumsi rendah kalori yang terus menerus
- Tipe binge-purging, yang ditandai dengan intake kalori dengan jumlah besar dalam waktu yang singkat yang diikuti dengan perilaku counter, misalnya menahan lapar dalam waktu lama, menggunakan laksatif, atau muntah[5]
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik merupakan komponen penting penegakan diagnosis anoreksia nervosa. Pemeriksaan tanda-tanda vital, berat badan, dan status nutrisi harus dilakukan segera dilakukan.
Pengukuran berat dan tinggi badan harus akurat. Pada anak dan remaja, bila memungkinkan, sebaiknya juga didapatkan data perkembangan berat dan tinggi badan.[3]
Pemeriksaan fisik sering kali menunjukkan adanya tanda-tanda fisik malnutrisi, termasuk masalah sirkulasi, pusing, palpitasi, atau pucat. Pada pemeriksaan juga bisa ditemukan nyeri abdomen yang berhubungan dengan muntah yang sering atau pembatasan makan.[3] Pemeriksaan jantung lengkap juga harus dilakukan karena anoreksia nervosa sering disertai komorbiditas kardiovaskular.
Diagnosis Banding
Diagnosis anoreksia nervosa adalah gangguan-gangguan metabolik yang menyebabkan indeks massa tubuh yang rendah dan/atau gangguan saluran pencernaan, misalnya hipertiroidisme, keganasan, irritable bowel syndrome, imunodefisiensi, sindrom malabsorpsi, infeksi kronis, penyakit Addison, dan diabetes mellitus.[13]
Dokter juga harus menggali kemungkinan penyebab organik anoreksia, misalnya steroid-induced anorexia nervosa akibat perubahan berat dan bentuk badan akibat penggunaan steroid.
Anoreksia juga dapat terjadi sebagai bagian dari penyakit lupus eritematosus sistemik. Pertimbangkan kemungkinan diagnosis ini pada pasien yang memiliki gejala pada persendian, hasil tes antibodi antinuklear positif, atau limfopenia.[8]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan adalah pemeriksaan terkait komplikasi fisik akibat malnutrisi. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan mencakup pemeriksaan darah lengkap dan laju sedimentasi eritrosit, kimia darah, fungsi hati dan kolesterol, serta pemeriksaan pencitraan.[3,13]
Pemeriksaan Darah Lengkap dan Laju Sedimentasi Eritrosit
Pada pemeriksaan darah lengkap, umumnya didapatkan hemoglobin yang normal atau meningkat, serta leukopenia. Jika terdapat anemia, hal ini kemungkinan besar tidak berhubungan dengan anoreksia dan perlu dieksplorasi kemungkinan penyebabnya
Laju sedimentasi eritrosit yang meningkat mengarah pada kemungkinan penyebab organik, misalnya psikosis, gangguan afektif, penggunaan steroid, atau lupus.
Pemeriksaan Kimia Darah
Pemeriksaan kimia darah bertujuan untuk melihat adanya gangguan elektrolit dan keseimbangan asam-basa sebagai komplikasi dari anoreksia. Hasil yang dapat ditemukan adalah sebagai berikut :
- Hiponatremia
- Hipokalemia
- Hipoglikemia
Blood urea nitrogen yang meningkat
- Alkalosis metabolik hipokalemik hipokloremik
- Asidosis
Pemeriksaan Fungsi Hati dan Kolesterol
Fungsi hati akan meningkat tetapi peningkatan ini hanya sedikit di atas nilai normal. Kolesterol dapat meningkat tajam akibat penurunan kadar triiodotironin (T3), tingkat cholesterol-binding globulin yang rendah, atau akibat kebocoran kolesterol intrahepatik.
Pemeriksaan Tulang
Pada anoreksia, dapat terjadi osteoporosis atau osteopenia. Perlu dilakukan pemeriksaan kadar vitamin D dan kalsium, serta pemeriksaan radiografi dan densitas tulang jika ada kecurigaan terhadap kondisi tersebut.
Pemeriksaan Jantung
Jika terdapat kecurigaan komplikasi jantung akibat anoreksia, lakukan pemeriksaan EKG, ekokardiografi, serta pemeriksaan jantung lainnya sesuai dengan gejala pada pasien. Hasil EKG yang perlu diperhatikan adalah pemanjangan interval QT yang dapat berdampak pada aritmia dan kematian mendadak. Pada hasil ekokardiografi, dapat ditemukan adanya prolaps katup mitral.
Kriteria Diagnostik PPDGJ-III/ICD-10
Anoreksia nervosa adalah gangguan makan yang ditandai oleh upaya-upaya dengan sengaja untuk menurunkan berat badan yang diinduksi/dipertahankan oleh pasien. Kriteria diagnosis untuk anoreksia nervosa berdasarkan kriteria diagnostik Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa III (PPDGJ-III) / International Classification of Diseases 10 (ICD-10) adalah sebagai berikut :
- Berat badan yang dipertahankan 15% di bawah berat badan yang diharapkan (berat badan ideal untuk dewasa dan body weight expected for age and height untuk anak-anak) atau indeks massa tubuh <17,5 (indeks massa tubuh hanya digunakan pada pasien usia 16 tahun ke atas). Pada penderita pra pubertas, bisa terjadi kegagalan untuk mencapai berat badan yang diharapkan selama periode pertumbuhan
- Berkurangnya berat badan dilakukan sendiri dengan cara menghindari makanan yang mengandung lemak dan salah satu dari hal-hal berikut: merangsang muntah dengan sengaja, menggunakan obat pencahar, olah raga berlebih, atau memakai obat penekan nafsu makan dan/atau diuretika
- Terdapat distorsi body image dalam bentuk psikopatologi yang spesifik di mana terdapat ketakutan menjadi gemuk yang terus menerus menyerang penderita
- Adanya gangguan endokrin yang meluas, melibatkan hypothalamic-pituitary-gonadal axis, dengan manifestasi pada wanita sebagai amenorrhea dan pada pria sebagai kehilangan minat dan potensi seksual (dengan pengecualian perdarahan vagina yang menetap pada wanita yang anoreksia yang mendapatkan terapi hormon, umumnya dalam bentuk pil kontrasepsi). Juga dapat terjadi kenaikan hormon pertumbuhan, naiknya kadar kortisol, perubahan metabolisme periferal hormon tiroid, dan sekresi insulin abnormal
- Jika onset terjadi pada masa prapubertas, perkembangan seksual sekunder dan pertumbuhan bisa tertunda atau bahkan terhenti[14]
Kriteria Diagnostik DSM-5
Kriteria diagnosis untuk anoreksia nervosa berdasarkan kriteria diagnostik Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders 5 (DSM-5) adalah sebagai berikut :
- Membatasi asupan energi/makanan relatif terhadap kebutuhan, yang menyebabkan berat badan yang secara signifikan rendah dalam konteks umur, jenis kelamin, tahapan perkembangan, dan kesehatan fisik. Berat badan rendah yang signifikan yang dimaksud adalah berat yang kurang dari berat normal minimal atau pada anak remaja, kurang dari berat minimal yang diharapkan
- Ketakutan yang intens terhadap peningkatan berat badan atau menjadi gemuk, atau perilaku persisten yang mengganggu penambahan berat badan, meskipun berat badannya saat ini rendah
- Gangguan dalam memandang / mempersepsikan berat atau bentuk badannya, penilaian diri terhadap dampak berat atau bentuk badan yang tidak wajar, atau ketidakmampuan untuk mengenali seriusnya masalah berat badannya yang rendah[15]
Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri