Etiologi Anoreksia Nervosa
Anoreksia nervosa mempunyai etiologi yang bersifat multifaktorial, mencakup faktor biologis, psikologis, dan sosial.
Faktor Biologis
Faktor biologis yang berperan terhadap anoreksia adalah faktor genetik dan biokimia. Studi menunjukkan kontribusi genetik terhadap penyakit ini mencapai 50-80%. Faktor biokimia berupa disrupsi jaras serotonergik dan dopaminergik secara bersamaan. Hal ini berhubungan juga dengan tingginya komorbid gangguan psikologis lain yang menyertai penyakit ini.
Faktor Psikologis dan Sosial
Stresor psikologis yang dialami saat remaja diduga berperan terhadap terjadinya anoreksia nervosa. Peningkatan berat badan saat awal pubertas membuat remaja, khususnya remaja putri, mengalami ketakutan akan gemuk sehingga melakukan diet.
Pada remaja yang lebih tua, anoreksia nervosa juga berhubungan dengan keinginan untuk memiliki otonomi dan kemandirian yang bisa muncul dalam bentuk kontrol terhadap diet dan berat badan. Kontrol ini jika berlebih akan menjadi salah satu faktor pencetus anoreksia nervosa.
Dorongan sosial dan tekanan teman atau peer pressure)] untuk memiliki badan yang ‘kurus’ juga merupakan faktor sosial yang berhubungan dengan terjadinya anorexia nervosa.[7,8]
Faktor Risiko
Faktor risiko anoreksia nervosa adalah:
- Penyakit fisik: hiperplasia adrenal kongenital dan lupus diasosiasikan dengan anoreksia nervosa
- Penyakit psikis: gangguan cemas, penyalahgunaan zat seperti ganja atau amfetamin dan kokain
- Faktor genetik: riwayat orang tua atau keluarga dengan gangguan makan
- Faktor sosiokultural: misalnya pengaruh media sosial, tekanan untuk mempunyai bentuk tubuh ideal
- Faktor psikologis: kepribadian, perfeksionisme
- Riwayat bullying karena masalah berat badan / bentuk tubuh
- Masalah dalam keluarga: kebiasaan diet ketat dalam keluarga, parenting maternal, keluarga tidak harmonis, orang tua yang menuntut, adanya kekerasan fisik dalam rumah tangga
- Jenis kelamin: lebih umum terjadi pada wanita[8-11]
Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri