Edukasi dan Promosi Kesehatan Epispadia
Edukasi dan promosi kesehatan pasien dengan epispadia lebih banyak dilakukan pada orang tua pasien. Hal ini karena epispadia sering terdeteksi pada usia anak, prenatal, atau segera setelah lahir. Edukasi meliputi konseling, baik untuk orang tua ataupun terhadap anak seiring pertambahan usia. Konseling yang baik dapat meningkatkan kualitas hidup pasien.[29,32]
Edukasi Pasien
Edukasi pasien epispadia pada umumnya dilakukan pada orang tua pasien, meliputi perawatan pascaoperasi untuk mencegah infeksi saluran kemih dan inkontinensia urin. Orang tua juga dapat melakukan konseling pada masa prenatal jika janin terdiagnosis mengalami epispadia. Konseling prenatal bermanfaat dalam mempersiapkan orang tua, sehingga prognosis pasien menjadi lebih baik.
Pasien dengan epispadia dapat memerlukan operasi dalam beberapa tahap, terutama pada epispadia penopubik dan bladder exstrophy-epispadias complex (BEEC). Pascaoperasi pasien juga harus melakukan pemeriksaan sistogram untuk menilai kapasitas kandung kemih setiap tahun. Kapasitas kandung kemih akan menentukan tindakan operatif yang diperlukan pasien selanjutnya.[29,32]
Transisi dari masa anak-anak menjadi remaja merupakan masa yang sulit bagi pasien-pasien epispadia, terutama bila terdapat inkontinensia menetap atau abnormalitas penampilan genitalia, sehingga pasien epispadia pada usia anak hingga remaja sering kali mengalami masalah psikologis. Prosedur pembedahan yang dilakukan beberapa kali dapat menjadi beban psikologis tersendiri bagi pasien. Pendekatan psikologis dengan konseling sangat diperlukan selama perkembangan dari anak-anak ke dewasa oleh dokter spesialis psikiatri anak.[32,33]
Pencegahan
Pencegahan epispadia umumnya dilakukan prenatal dengan menghindari faktor risiko, seperti melakukan smoking cessation pada individu dewasa usia produktif, suplementasi asam folat yang adekuat selama kehamilan, dan menghindari radiasi pada trimester pertama.[12,15]
Pencegahan dan surveilans kelainan kongenital juga merupakan prioritas nasional dan WHO. Pencegahan kelainan kongenital secara umum dapat dilakukan dalam 3 pendekatan, yaitu:
- Proteksi: vaksinasi dan suplementasi mikronutrien yang adekuat
- Manajemen kondisi maternal, seperti obesitas, diabetes mellitus, serta sifilis dan infeksi maternal lain
- Menghindari paparan alkohol, merokok, dan obat-obatan sebelum dan selama kehamilan[17]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja