Indikasi Ekstraksi Kuku
Indikasi ekstraksi kuku atau roserplasty terbagi menjadi dua, yaitu indikasi diagnostik dan terapeutik. Ekstraksi kuku, yang disebut juga avulsi kuku atau cabut kuku, merupakan prosedur bedah yang cukup sering ditemukan dalam pelayanan kesehatan.
Indikasi Diagnostik
Indikasi diagnostik dari tindakan ekstraksi kuku adalah untuk eksplorasi serta keperluan biopsi.[1]
Eksplorasi Dasar dan Matriks Kuku
Eksplorasi dasar kuku (nail bed) dan matriks kuku dibutuhkan untuk melihat apakah ada patologi di dasar atau matriks kuku, seperti inflamatori dermatoses, infeksi, penyakit jaringan penghubung, dan tumor. Selain itu, penyakit yang mengenai jaringan sekitar kuku juga dapat mengganggu nail bed.[1]
Eksplorasi Lipatan Kuku Proksimal dan Lateral
Adanya penyakit yang mengenai lipatan kuku proksimal maupun lateral membutuhkan avulsi kuku, untuk membebaskan lipatan dari penyakitnya.[1]
Keperluan Biopsi pada Dasar atau Matriks Kuku
Biasanya, biopsi pada dasar atau matriks kuku dilakukan pada pasien psoriasis, lichen planus, distrofi kuku, tumor kuku, nevi, menalonika, dan pakionikia.[1]
Indikasi Terapeutik
Tindakan ekstraksi kuku dapat digunakan sebagai terapi pada kondisi matrisektomi kimia atau surgical, ingrown toenail, onikomikosis kronik, trauma kuku, paronikia kronik, warts atau kutil, dan tumor.[1,2]
Terapi Ajuvan Sebelum Matriksektomi Kimia atau Surgical
Matriksektomi adalah ekstirpasi total dari matriks kuku, sehingga menyebabkan kehilangan kuku yang permanen. Matriksektomi biasanya terbatas pada salah satu atau kedua bagian lateral dari matriks. Matriksektomi dilakukan pada pasien dengan distrofi kuku kongenital, nyeri kuku kronik pada ingrown toenail, atau onikogrifosis.[1]
Ingrown Toenail
Tata laksana ekstraksi kuku pada ingrown toenail dilakukan bila terdapat nyeri yang signifikan, infeksi, onikogrifosis (kuku mengalami deformasi atau melengkung), dan paronikia kronik yang berulang (inflamasi dari lipatan kuku.
Pada ingrown toenail derajat ringan, dapat dilakukan prosedur ekstraksi kuku parsial. Apabila ingrown toenail sudah cukup berat yang disertai nyeri kronik dan inflamasi rekuren, akan dilakukan ekstraksi kuku total diikuti dengan matriksektomi.[1,2]
Onikomikosis Kronik
Penelitian menunjukkan bahwa ekstraksi kuku yang diikuti dengan pemberian mikonazole selama 8 minggu dapat meningkatkan angka kesembuhan onikomikosis sebesar 42% pada 6 bulan pasca terapi selesai. Ekstraksi kuku total juga dapat efektif pada onikomikosis.[1,3]
Trauma pada Kuku
Ekstraksi kuku dilakukan untuk manajemen hematoma subungual, di mana trauma yang cukup kuat dapat merusak nail plate dan lipatan di sekitarnya. Adanya trauma menyebabkan respon hemoragik sehingga dapat memisahkan nail plate dari nail bed dan terjadi onikolisis traumatik.[1,3]
Paronikia Kronik
Paronikia kronik merupakan kondisi dermatosis yang menyebabkan kerusakan kosmetik pada kuku. Ekstraksi kuku pada bagian lipatan kuku proksimal atau ekstraksi kuku total pada bagian basal nail plate dapat menjadi pilihan tata laksana pada paronikia kronik yang sulit sembuh.[1,3]
Warts (Kondiloma atau Kutil)
Kondiloma atau warts kuku yang paling sering terjadi pada anak dan dewasa muda. Kutil periungual disebabkan oleh infeksi HPV strain 1, 2, dan 4. Kutil ini dapat menyebabkan maserasi dan trauma. Ekstraksi kuku secara parsial maupun total pada dasar atau matriks kuku dapat membantu eradikasi jaringan yang terinfeksi.[1,3]
Tumor
Ekstraksi nail plat yang dikombinasikan dengan eksisi dasar kuku dapat dijadikan pilihan terapi dari beberapa tumor, seperti onychomatricoma (tumor pada matriks kuku), tumor glomus (nodul subkutan pada bagian subungual), melanoma, dan granuloma piogenik.[1,3]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini