Teknik Rectal Swab
Teknik rectal swab atau apusan rektal adalah pengambilan sampel menggunakan alat swab seperti lidi kapas, yang dimasukkan ke dalam anus dan diputar 180° dalam anus. Sampel kemudian disimpan dalam tabung dingin dan dibawa ke laboratorium untuk analisis lebih lanjut sesuai indikasi.[1,3,5,6]
Persiapan Pasien
Sebelum memulai tindakan, pasien dijelaskan terlebih dahulu tentang langkah-langkah prosedur apusan rektal, mengapa prosedur perlu dilakukan, risiko dan komplikasi serta kelebihan prosedur ini. Setelah itu, dokter meminta persetujuan (informed consent).[1,2]
Peralatan
Peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan apusan rektal adalah:
Disinfectant wipe, misalnya kapas alkohol
- Sarung tangan
- Alat swab steril
- Tabung steril
- Ice box
Freezer -20°C
- Larutan salin[1,3,5,6]
Posisi Pasien
Posisi pasien untuk pengambilan sampel hampir sama seperti posisi saat pemeriksaan rectal toucher (digital rectal examination). Misalnya pasien diposisikan secara left lateral decubitus atau secara lateral recumbent atau secara dorsal litotomi.[1,3,5,6]
Prosedural
Langkah-langkah untuk melakukan rectal swab adalah sebagai berikut:
- Cuci tangan dan kenakan sarung tangan
- Bersihkan area rektal dengan disinfectant wipe misalnya kapas alkohol
- Masukkan alat swab steril ke dalam larutan salin untuk mempermudah alat masuk ke anus
- Masukkan alat swab steril sedalam 1–3 cm ke anus pasien (3–5 cm dari ujung alat swab), lalu dengan lembut putar swab 180–360°
- Diamkan swab di dalam anus selama sekitar 20 detik
- Keluarkan swab, letakkan swab yang telah mengandung sampel ke dalam suatu tabung steril kosong (bisa berisi media, bisa tidak berisi media, tergantung pada patogen yang hendak diperiksa)
- Letakkan tabung berisi swab sampel dalam wadah berisi es
- Pindahkan wadah ke dalam freezer yang diatur suhunya sedingin -20°C
- Kirim sampel ke laboratorium untuk analisis lebih lanjut[1,2]
Follow Up
Setelah analisis sampel di laboratorium, baik dengan kultur, pemeriksaan polymerase chain reaction, ataupun microbiota profiling, dokter perlu menjelaskan interpretasi hasil tes pada pasien. Hasil tes dapat memengaruhi keputusan terapi antibiotik untuk pasien yang mengalami infeksi saluran cerna maupun penyakit menular seksual tertentu.[1-3]