Teknik Pemeriksaan Lampu Wood
Teknik pemeriksaan lampu Wood adalah dengan melakukan penyinaran pada area yang diperiksa. Pada kondisi normal, cahaya akan tampak ungu atau violet dan kulit tidak akan berpendar. Jika terdapat infeksi bakteri, jamur, atau perubahan pigmentasi pada kulit, akan didapatkan perubahan pendaran cahaya pada area yang terkena.[1-3,6]
Persiapan Pasien
Pemeriksaan lampu Wood tidak memerlukan protokol persiapan khusus. Pasien diberi edukasi bahwa pemeriksaan ini bersifat non-invasif dan sangat aman. Pasien dapat dianjurkan untuk tidak mencuci muka atau mandi sebelum melakukan pemeriksaan karena pigmen dapat terdilusi dan terjadi negatif palsu.
Hindari penggunaan make-up, deodoran, krim pelembab, parfum, dan losion karena dapat menimbulkan fluoresensi pada saat pemeriksaan sehingga mengarah pada hasil positif palsu.[1,3,6,7]
Peralatan
Peralatan yang dibutuhkan adalah lampu Wood. Berdasarkan pedoman, idealnya nyalakan lampu Wood selama 60 detik sebelum melakukan pemeriksaan. Namun, beberapa pedoman menyatakan lampu cukup dinyalakan selama 20 detik.
Ruangan pemeriksaan harus dalam keadaan gelap. Pegang lampu Wood dengan jarak dari lampu ke permukaan kulit berkisar 10-12.5 cm. Lampu Wood tidak memancarkan panas dan tidak menimbulkan rasa nyeri.[1,3,6,7]
Posisi Pasien
Pasien dapat dalam posisi duduk maupun berbaring selama pemeriksaan berlangsung.[1,3,6,7]
Prosedural
Prosedur pemeriksaan lampu Wood sederhana dan tidak memakan waktu lama. Langkah-langkah pemeriksaan adalah:
- Melakukan edukasi kepada pasien untuk tidak mencuci muka, mandi, menggunakan kosmetika, losion, maupun deodoran sebelum pemeriksaan
- Nyalakan lampu Wood selama 20-60 detik sebelum pemeriksaan dimulai
- Pasien duduk dalam posisi rileks dan menggunakan kacamata pelindung
- Matikan lampu pada ruang pemeriksaan, tutup tirai jendela pada ruang pemeriksaan, atau gunakan tirai hitam untuk membuat lingkungan pemeriksaan gelap agar fluoresensi dapat terlihat jelas
- Pegang lampu Wood dengan jarak sekitar 10-12.5 cm ke kulit pasien selama beberapa detik. Evaluasi secara menyeluruh keadaan kulit pasien. Pemeriksaan aman dan tidak menimbulkan rasa nyeri[1,3,6,7]
Follow up
Untuk membuat diagnosis yang spesifik, praktisi perlu mempertimbangkan riwayat kesehatan, gejala, dan hasil pemeriksaan lain. Pertimbangkan artifak bila ditemukan fluoresensi pada lokasi atipikal. Artifak dapat dibedakan dari lesi kulit dengan disingkirkan atau dihapus.
Hasil positif bila kelainan pigmentasi menjadi lebih jelas ketika diperiksa menggunakan lampu Wood atau jika didapatkan fluoresensi. Bila hasil masih meragukan dapat dilakukan pemeriksaan tambahan seperti biopsi, kultur, kerokan dan apusan dengan kalium hidroksida (KOH), dan pemeriksaan lain sesuai indikasi klinis.[1,3,7]