Teknik Wet Dressing
Teknik wet dressing diawali dengan persiapan pasien, yaitu mandi air hangat terlebih dahulu. Dilanjutkan dengan aplikasi topikal pada seluruh lesi, kemudian area lesi ditutup dengan balutan basah/lembab dan ditutup lagi dengan bahan kering. Wet dressing dapat dilepas setelah 2−4 jam, atau bisa dibasahi kembali. Selama pemasangan wet dressing, pastikan anak tidak kedinginan.[4,5,8]
Persiapan Pasien
Sebelum dilakukan wet dressing, pasien harus mandi air hangat berendam selama 10−15 menit, dengan air hangat tanpa tambahan zat lain. Kemudian keringkan kulit dengan cara ditepuk-tepuk dengan handuk, kulit jangan digosok.[4,5,8]
Pastikan kamar pasien hangat dan privasi terjamin. Jelaskan prosedur wet dressing kepada pasien dan orang tua, sebagai bagian dari informed consent. Jika balutan akan digunakan pada sebagian besar tubuh pasien, maka harus dibantu oleh asisten karena tindakan wet dressing perlu dilakukan dengan cepat untuk mencegah pasien kedinginan.[4,5,8]
Peralatan
Alat dan bahan yang harus dipersiapkan untuk tindakan wet dressing adalah:
- Obat topikal dan pelembab
- Keran air dengan suhu hangat yang nyaman
- Baskom untuk meredam balutan
- Perban bersih dengan ukuran yang sesuai untuk menutupi area lesi
- Selimut untuk mencegah kedinginan.
- Sarung tangan tidak steril jika diinginkan[4,5,8]
Pilihan Obat Topikal
Obat topikal untuk dermatitis atopik terdiri dari kortikosteroid topikal poten untuk lesi, dan pelembab untuk area normal. Kortikosteroid topikal yang umum digunakan pada dermatitis atopik derajat sedang-berat di badan dan ekstremitas adalah triamsinolon asetonid 0,1%. Sedangkan untuk wajah dipilih desonide ointment 0,05%.[4,5,8]
Dosis optimal kortikosteroid topikal menggunakan satuan finger tip unit (FTU), di mana 1 FTU setara dengan 0,5 gram salep/krim. Dosis bulanan maksimal kortikosteroid topikal potensi sedang sampai kuat adalah 30 gram pada anak, dan 60−90 gram pada dewasa. Dosis maksimal ditentukan untuk dapat menghindari efek samping lokal dan/atau sistemik dari kortikosteroid.[4,5,8]
Pilihan Ukuran Perban
Ukuran perban bersih harus sesuai dengan ukuran menutupi area lesi yang akan ditutupi. Pedoman pemilihan perban adalah:
- Wajah: 2−3 lapis kain kasa Kerlix basah yang ditutup dengan Surginet
- Lengan, kaki, tangan, dan jari kaki: 2−3 lapis kain kasa Kerlix basah yang ditutup dengan perban, kaus kaki, atau sarung tangan katun. Dapat juga menggunakan kaus kaki basah diikuti dengan kaus kaki kering, untuk pembungkus telapak tangan dan kaki. Kaus kaki yang lebih besar dapat untuk membungkus tungkai/betis atau lengan bawah
- Seluruh tubuh: kombinasi di atas, atau dapat menggunakan piyama, pakaian dalam panjang, dan kaos turtleneck yang basah. Kemudian ditutupi dengan piyama kering atau baju olahraga. Piyama terusan dengan bagian jari kaki tertutup cocok untuk lapisan bagian luar yang kering[4,5,8]
Posisi Pasien
Pasien dalam posisi senyaman mungkin, terutama pada pasien anak dibutuhkan kerjasama orang tua saat pemasangan wet dressing. Pasien harus berada di dalam kamar yang hangat dan privasi terjaga.[4,5,8]
Prosedural
Standar metode perawatan wet dressing meliputi prosedur sebagai berikut:
- Pasien mandi berendam selama 10−15 menit, dengan air hangat tanpa adanya zat tambahan
- Isi baskom dengan air hangat
- Tepuk kulit hingga kering dengan handuk, kulit jangan digosok
- Setelah kulit kering, segera oleskan topikal kortikosteroid di area lesi, dan pelembab di area kulit normal. Gunakan sendok plastik bersih atau spatel tongue saat mengambil sediaan topikal, untuk menghindari kontaminasi produk
- Rendam dressing ke dalam air hangat dengan cepat, sebelum air menjadi dingin
- Remas sisa kelebihan air pada dressing, balutan harus basah dan tidak menetes
- Tutupi area yang telah ditentukan dengan dressing/balutan basah
- Setelah dressing basah terpasang, segera tutup dengan bahan kering yang sesuai, seperti perban Ace, kaos kaki, atau piyama.
- Mulailah dari kaki dan lanjutkan ke atas
- Pastikan agar pasien terhindar dari kedinginan. Selimut dapat dimasukkan ke dalam pengering untuk menghangatkan dan menutupi pasien, tetapi jangan membuat pasien terlalu panas[4,5,8]
Prosedur Melepas Wet Dressing
Wet dressing dapat dilepas setelah 2−4 jam, atau bisa dibasahi kembali. Setelah semua balutan dilepas, oleskan pelembab ke seluruh tubuh. Jika pasien diketahui atau dicurigai mengalami infeksi kulit, maka sampah balutan harus dibuang sesuai prosedur pengendalian infeksi.[4,5,8]
Untuk menghindari efek rebound, penghentian wet dressing harus secara bertahap. Saat dilakukan pengurangan, wet dressing diganti dengan pemberian kortikosteroid dan emolien topikal. Bila pasien mengalami kemerahan kembali selama penurunan wet dressing, prosedur harus diulangi dari awal dalam waktu 1 minggu. Setelah itu, penggunaannya dapat dicoba untuk diturunkan kembali.[2]
Follow Up
Follow up penyembuhan yang signifikan dari lesi dengan ekskoriasi berat terlihat setelah 3−4 hari pemakaian wet dressing. Penggunaan wet dressing dengan kortikosteroid topikal yang diencerkan selama 14 hari, efektif dan aman pada anak-anak dengan dermatitis atopik parah dan/atau refrakter.[4,5,8]
Follow up efek samping yang mungkin terjadi akibat wet dressing dengan menggunakan kortikosteroid, seperti sensitisasi alergi, maserasi kulit, dan infeksi kulit. Efek samping serius yang pernah dilaporkan adalah bioaktivitas sistemik sementara akibat kortikosteroid. Menurunkan jumlah absolut kortikosteroid topikal yang dioleskan menjadi sekali sehari dan pengenceran produk lebih lanjut dapat mengurangi risiko bioaktivitas sistemik tersebut.[4,5,8]
Follow up untuk mencegah eksaserbasi gejala dermatitis atopik terdiri dari maintenance atau daily care berikut:
- Mandi minimal 1 kali/hari dengan air hangat, selama 10-15 menit
- Menggunakan sabun pembersih untuk kulit sensitif
- Mengeringkan kulit setelah mandi dengan cara ditepuk, bukan digosok
- Mengoleskan pelembab kulit segera saat kulit masih terasa lembab, atau dalam waktu 3 menit
- Menghindari bahan yang dapat mengiritasi kulit[5]