Pendahuluan Funduscopy
Funduscopy, atau ophthalmoscopy, adalah pemeriksaan fundus mata untuk menilai secara langsung segmen posterior mata, yaitu lensa, humor vitreous, retina, makula, pembuluh darah retina, dan diskus nervus optikus. Selain itu, pada pemeriksaan ini, kelainan aksis visual juga dapat diidentifikasi dengan red reflex.
Selain untuk menilai kondisi mata pemeriksaan funduscopy juga dapat mendeteksi komplikasi pada mata akibat penyakit sistemik. Indikasi dilakukannya pemeriksaan funduscopy adalah pada pasien dengan kehilangan penglihatan mendadak, kecurigaan peningkatan tekanan intrakranial, dan retinopati.[1–3,6]
Pemeriksaan funduscopy dilakukan dengan menggunakan alat ophthalmoscope, yaitu alat bantu untuk menerangi dan memperbesar gambaran dalam mata. Alat ophthalmoscope terdapat dua macam, yaitu direct ophthalmoscope yang umum digunakan oleh dokter umum, dan indirect ophthalmoscope yang digunakan oleh dokter spesialis mata.
Perbedaannya, pada pemeriksaan dengan direct ophthalmoscope pemeriksa melihat langsung ke dalam mata pasien dengan cara mensejajarkan arah pandang dan menyinarinya. Sedangkan pemeriksaan dengan indirect ophthalmoscope menggunakan lensa 20 dioptri untuk memberi gambaran retina lebih jelas dan besar, sehingga pemeriksaan tidak perlu dengan jarak yang sangat dekat seperti pada pemeriksaan menggunakan direct ophthalmoscope.[4,5]
Saat pemeriksaan funduscopy sering membutuhkan tetes mata midriatik atau sikloplegik untuk melebarkan pupil. Karena itu, efek samping dan komplikasi yang perlu dipertimbangkan adalah pandangan kabur setelah pemeriksaan, terutama untuk melihat jarak dekat.
Tetes mata midriatik dapat meningkatkan risiko terjadinya glaukoma sudut tertutup akut, sehingga penggunaannya tidak direkomendasikan untuk pasien dengan peningkatan tekanan intraokular (TIO) dan sebaiknya dilakukan tonometry terlebih dahulu.[3,4]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli